Kawasan di Bolivia Ini Dipenuhi 'Rumah Bunuh Diri', Namun Warganya Ogah Pindah Kendati Kematian Mengancam
Sebagian besar warga di kawasan tersebut tidak mau pindah, meskipun mereka menghadapi risiko tinggi terhadap kematian.
Di pinggiran kota El Alto, Bolivia, terdapat ratusan bangunan yang terletak di tepi jurang curam, yang dikenal dengan sebutan suicide homes atau rumah bunuh diri. Hal ini disebabkan risiko tinggi yang dihadapi penghuni, yaitu kemungkinan terjadinya longsor yang dapat berakibat fatal.
Meskipun ancaman bencana tersebut sangat nyata, banyak dari mereka yang memilih untuk tetap tinggal di tempat tinggal dan tempat usaha mereka. Dikutip dari Oddity Central, kawasan ini terletak di Avenida Panormica dan La Ceja, yang merupakan salah satu pusat komersial paling ramai di El Alto, sehingga menarik perhatian karena lokasi yang berbahaya.
-
Di mana tebing tol di Bintaro itu longsor? Personel Penanganan Prasarana dan Saranan Umum (PPSU) DKI Jakarta dan petugas Jasa Marga melakukan penanganan longsor tebing tol di Jalan Mulia Bhakti, RT 06/01, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan (Jaksel).
-
Kenapa tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
-
Kapan tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
-
Bagaimana upaya penanganan longsor tebing tol di Bintaro? Kita bergerak cepat dengan menerjunkan tujuh personel PPSU untuk membantu membersihkan puing dan tanah yang menutupi ruas jalan," kata Riza dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/7). Pihak kelurahan berkoordinasi dengan Suku Dinas Penang-gulangan Kebakaran dan Pe-nyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan untuk membantu proses pembersihan lokasi dari puing dan tanah. "Kita targetkan secepatnya malam ini akses jalan kembali normal. Kemudian, untuk perbaikan tebing kita serahkan kepada pihak Jasa Marga," kata dia.
-
Dimana lokasi bencana longsornya? Tim elit Basarnas ini salah satunya diterjunkan untuk memaksimalkan upaya pencarian korban bencana longsor pada areal tambang emas rakyat di Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
-
Kapan peristiwa longsor yang terjadi di Tanjakan Cinomati? Dahulu, pernah terjadi peristiwa longsornya tebing dengan tinggi sekitar 10 meter yang menyebabkan jalanan tertimbun material longsor.
Bangunan-bangunan tersebut berdiri di pinggir jurang yang hampir tegak lurus dan sangat rentan terhadap tanah longsor. Dalam beberapa pekan terakhir, hujan lebat melanda ibu kota Bolivia dan sekitarnya, yang semakin meningkatkan risiko longsor di area tersebut. Namun, para penghuni rumah ini, yang sebagian besar adalah pedagang dan dukun tradisional lokal yang disebut yatiri, tetap bersikeras untuk tidak meninggalkan tempat mereka.
"Kami tidak akan pindah dari tempat ini, karena ini adalah tempat kerja kami sehari-hari," ungkap seorang yatiri kepada Reuters.
"Namun, kami akan merawat tanah ini, terutama dengan mengalirkan air hujan agar tidak menyebabkan erosi."
Sayangnya, usaha untuk mencegah erosi tanah akibat air hujan tidak semudah yang dibayangkan. Gabriel Pari, Sekretaris Kota untuk Air, Sanitasi, Manajemen Lingkungan, dan Risiko, menyatakan bahwa risiko longsor di wilayah ini sangat tinggi sehingga bangunan harus segera dikosongkan demi keselamatan warganya.
"Jurang di lembah ini memiliki kemiringan 90 derajat," jelas Pari.
- Dulu Penghasil Migas Terbesar, Bolivia Kini Krisis Minyak hingga Terancam Hancur
- Polisi Temukan Fakta Baru Terkait Kematian Perempuan Bugil di Indekos Cipayung
- FOTO: Momen Tegang Bolivia Diguncang Upaya Kudeta, Pasukan Militer hingga Kendaraan Lapis Baja Kepung Istana
- Tiga Hal ini Perlu Diwaspadai saat Hujan soal Kelistrikan
"Karena itu, kami ingin mereka meninggalkan tempat ini. Jika mereka tidak mau pergi, kami harus menggunakan pemaksaan."
Ritual Tradisional
Bangunan-bangunan yang rentan ini, terbuat dari bata dan dilapisi atap seng yang bergelombang, memiliki arti yang sangat berarti bagi para yatiri. Banyak di antara mereka yang tetap memilih untuk tinggal dan bahkan mengusulkan solusi berdasarkan kepercayaan tradisional.
"Kami bisa melakukan upacara persembahan. Kami melakukannya sebagai bentuk pembayaran kepada Pachamama, dan dengan cara ini tanah tidak akan bergerak," kata seorang dukun.
"Ini seperti memberikan makanan, dan tempat ini tidak akan runtuh. Sebaliknya, tanah akan stabil."
Pachamama, dewi yang dihormati oleh masyarakat adat Andes, diyakini dapat menjaga keseimbangan alam jika diberikan persembahan yang pantas. Meskipun demikian, para ahli tetap meragukan bahwa ritual tradisional ini dapat mencegah longsor yang sudah menjadi ancaman serius.
Rumah-rumah yang berdiri di tepi jurang ini telah lama berada dalam kondisi yang berisiko. Namun, dampak perubahan iklim dan curah hujan yang meningkat belakangan ini semakin memperburuk kemungkinan terjadinya longsor. Dengan situasi ini, masyarakat menghadapi tantangan besar dalam menjaga keselamatan mereka.
Meskipun usaha dilakukan untuk melibatkan praktik spiritual, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa faktor-faktor lingkungan modern sulit untuk diabaikan. Keseimbangan antara tradisi dan kebutuhan akan keamanan fisik menjadi semakin penting dalam konteks ini.