Kehidupan Negara Termiskin Sejagat Hingga Dijuluki Neraka Dunia
Burundi merupakan negara kecil di Benua Afrika yang sempat dilanda konflik etnis Hutu-Tutsi dan perang saudara.
Global Finance Magazine, menempatkan Burundi peringkat pertama negara termiskin di dunia
Sekitar 90 persen dari hampir 12 juta penduduk Burundi bergantung pada pertanian subsisten
Pertanian subsisten membuat petani Burundi fokus membudidayakan bahan pangan dalam jumlah yang hanya cukup untuk mereka sendiri dan keluarga
Empat dari lima orang Burundi hidup dengan kurang dari USD 1,25 per hari atau di bawah Rp20.000 (asumsi kurs Rp15.300)
-
Kapan doa mimpi buruk dibaca? Doa mimpi buruk ini bisa dibaca ketika bangun tidur.
-
Bagaimana Bledug Kramesan meletus? Tepat di samping gundukan tanah Bledug Kramesan, terdapat kubangan air yang di dalamnya diduga menyimpan kandungan gas. Hal ini ditandai dengan letupan lumpur yang berada di tengah kubangan air itu.
-
Apa itu Busana Pengantin Mupus Braen Blambangan? Dalam bahasa Jawa, busana Mupus Braen Blambangan diartikan sebagai pakaian yang membuat pengantin tampak cantik. Busana ini dilengkapi dengan gaya rias pengantin yang unik. Dikutip dari Instagram @banyuwangi_tourism, rias pengantin memadukan unsur tradisional dan spiritual.
-
Siapa penemu burjo? Ide jualan burjo pertama kali datang dari seorang pria asal Kuningan, Jawa Barat, yang dikenal dengan nama Salim.
-
Kapan Rusunawa Marunda ditinggal penghuninya? Rusunawa Marunda sudah terbengkalai dan tidak berpenghuni lagi sejak September 2023.
-
Kapan Curug Bibijilan buka? Curug Bibijilan buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB.
Laporan Bank Dunia
Nilai pendapatan masyarakat Burundi tersebut setara tarif parkir mobil selama 4 jam di pusat perbelanjaan wilayah DKI Jakarta
Pekerjaan sebagai Polisi di Burundi juga hanya dibayar senilai USD 14 untuk setiap bulan. Angka ini setara Rp215.000
Polisi Burundi bergantung pada uang suap untuk memenuhi kebutuhan hidup
Kondisi anak-anak Burundi mengenaskan, hanya bisa bermain dengan barang bekas
Kemiskinan membuat masyarakat Burundi banyak belum rasakan listrik
Bahkan, peralatan elektronik masih belum menggunakan teknologi kuno