Kisah pelajar SD meniti jembatan darurat ke sekolah
Media Inggris menyoroti perjuangan siswa SD Indonesia meniti jembatan darurat menuju sekolah.
Parahnya kondisi anak-anak sekolah dasar Indonesia yang berangkat sekolah melalui jembatan hampir roboh rupanya menjadi perhatian sejumlah media asing.
Tahun lalu surat kabar asal Inggris the Daily Mail menurunkan laporan kisah anak-anak sekolah di Desa Sanghiang Tanjung, Kabupaten Lebak, Banten, yang harus meniti jembatan miring di atas Sungai Ciberang. Mereka berani mempertaruhkan keselamatan nyawa demi mencapai sekolah untuk mengikuti pelajaran.
Jembatan itu tampak miring dan hampir roboh akibat diterjang hujan deras dan banjir. Pilar penahan jembatan di seberang sungai itu roboh sehingga jembatan kayu itu miring ke satu sisi dan anak-anak sekolah itu harus berpegangan di atas jembatan yang bergoyang.
Rupanya kondisi serupa juga dialami anak-anak sekolah di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Surat kabar the Sun juga asal Inggris, kembali mengangkat kisah anak-anak sekolah itu kemarin. Dalam situs media itu terpampang foto-foto anak-anak sekolah yang sedang meniti jembatan miring sambil bergantungan pada tali jembatan di atas sungai.
Mereka tinggal di Desa Sumua Bana dan harus melalui jembatan di atas sungai untuk menuju sekolah di Kota Padang. Siswa berseragam putih-merah itu tampak sedang bergantungan pada pegangan jembatan sambil meniti tali tempat kaki berpijak.