Kota Kuno Berusia 4.000 Tahun Ditemukan di Balik Oasis Gurun Arab Saudi, Ada Temuan Kapak dan Belati Serta Benteng
Sisa-sisa kota yang dikenal sebagai al-Natah terpendam di balik oasis bertembok Khaybar, daerah hijau yang subur di tengah gurun barat laut Jazirah Arab.
Di sebuah oasis di Arab Saudi, ditemukan sebuah kota berbenteng berusia 4.000 tahun yang selama ini tersembunyi. Penemuan ini memberikan wawasan baru mengenai kehidupan di masa lalu, menunjukkan transisi dari cara hidup nomaden menuju kehidupan yang lebih teratur dan urban.
Pada hari Rabu, 30 Oktober, para arkeolog mengumumkan bahwa penemuan kota yang dikenal dengan nama al-Natah ini mengungkapkan bagaimana masyarakat pada zaman itu beradaptasi. Kota ini terletak di oasis bertembok Khaybar, sebuah area hijau yang dikelilingi oleh gurun di bagian barat laut Jazirah Arab. Penelitian yang dipimpin oleh arkeolog Prancis, Guillaume Charloux, yang dipublikasikan awal tahun ini, mengungkapkan adanya tembok kuno sepanjang 14,5 kilometer di lokasi tersebut.
-
Kapan Hari Kesadaran Aksesibilitas Global diperingati? Setiap 16 Mei, orang-orang dari seluruh penjuru dunia berpartisipasi.
-
Rute terpanjang di dunia ini melewati berapa negara? Dimulai dari L'Agulhas di Afrika Selatan, perjalanan luar biasa ini akan melewati 16 negara dengan beragam medan, mulai dari pegunungan, gurun, hingga mencapai Magadan di ujung timur laut Rusia, sejauh 22.387 kilometer.
-
Apa contoh konkret globalisasi dalam bidang komunikasi yang terjadi di masyarakat saat ini? Contoh pertama globalisasi dalam bidang komunikasi adalah penyebaran teknologi smartphone yang telah memungkinkan orang-orang di berbagai belahan dunia untuk terhubung secara instan melalui panggilan telepon, pesan teks, dan video call.
-
Dimana globalisasi bidang komunikasi mengubah cara kita melihat dunia? Globalisasi bidang komunikasi menjadikan hidup di dunia semakin tidak terbatas waktu dan tempat. Hal ini membuat seakan semua hal yang ada di berbagai belahan dunia dalam sekejap dapat kita ketahui.
-
Kapan logo HUT RI ke-78 mulai mencerminkan pola pikir global? Ini mencerminkan pola pikir global, di mana saat ini sudah memasuki zaman globalisasi. Dengan semangat globalisasi, bangsa Indonesia melakukan pembangunan berorientasi pada kemajuan, kesejahteraan rakyat, dan menghaslkan SDM unggul yang berdaya saing.
-
Siapa yang memulai Hari Kesadaran Aksesibilitas Global? Peringatan Hari Kesadaran Aksesibilitas Global bermula pada tahun 2011, di mana seorang pengembang web bernama Joe Devon menulis blog yang memicu gerakan global.
Dalam studi terbaru yang diterbitkan di jurnal PLOS One, tim peneliti Prancis-Saudi menyatakan bahwa "bukti bahwa benteng-benteng ini diatur di sekitar habitat" telah ditemukan, menurut pernyataan Charloux kepada AFP yang dikutip pada Minggu, 3 November 2024.
"Kota besar yang dihuni oleh sekitar 500 orang ini dibangun pada sekitar tahun 2400 SM, yang merupakan awal Zaman Perunggu," tambah para peneliti. "Namun, kota tersebut ditinggalkan sekitar seribu tahun kemudian, dan penyebabnya masih menjadi misteri," ungkap Charloux.
Ketika al-Natah didirikan, wilayah Syam di sepanjang Laut Mediterania, mulai dari Suriah hingga Yordania, sedang mengalami perkembangan pesat. Sementara itu, bagian barat laut Saudi Arabia pada masa itu diperkirakan merupakan gurun yang gersang, dilalui oleh para pengembara dan dipenuhi dengan lokasi pemakaman. Penemuan benteng Zaman Perunggu di oasis Tayma, yang ditemukan 15 tahun lalu, menjadi titik awal bagi para arkeolog untuk mengamati oasis-oasis ini lebih dalam.
Perkotaan yang berkembang dengan lambat
Batuan vulkanik hitam yang dikenal sebagai basal menutupi dinding al-Natah dengan sangat efektif, sehingga "melindungi situs tersebut dari penggalian ilegal," ungkap Charloux. Dari pengamatan yang dilakukan dari ketinggian, para peneliti menemukan jalur-jalur potensial serta fondasi rumah yang menunjukkan lokasi-lokasi yang perlu dieksplorasi lebih lanjut oleh arkeolog.
"Mereka menemukan fondasi yang cukup kuat untuk menopang rumah setidaknya satu atau dua lantai," tambah Charloux, sambil menekankan bahwa masih banyak penelitian yang harus dilakukan untuk memahami situs tersebut secara menyeluruh.
- 148 Makam Kuno Berusia 2.100 Tahun Ditemukan di Lokasi Pembangunan Kebun Binatang, Berisi Artefak Perunggu dan Batu Giok
- Sarang Lebah di Saudi Ini Masih Utuh dan Kokoh Meski Berusia 1.000 Tahun, Bercokol di Atas Bukit Batu
- Kota ini Disebut Terdingin di Arab Saudi, Gunungnya Hijau Sering Turun Salju
- Mengenal Masjid Kuno Kenari di Serang, Dulu Tempat Peristirahatan Sultan Banten
Meskipun demikian, penemuan awal mereka menggambarkan sebuah kota seluas 2,6 hektar dengan sekitar 50 rumah yang berdiri di atas bukit, lengkap dengan dinding pertahanannya sendiri. Di dalam pekuburan yang ada, terdapat makam-makam yang menyimpan senjata logam seperti kapak dan belati, serta batu-batu seperti akik, yang menunjukkan bahwa masyarakat di sana sudah relatif maju sejak lama.
Potongan-potongan tembikar yang ditemukan "menunjukkan masyarakat yang relatif egaliter," kata penelitian tersebut. Tembikar-tembikar ini "sangat cantik tetapi sangat sederhana," imbuh Charloux.
Ukuran benteng pertahanan yang tingginya bisa mencapai sekitar lima meter (16 kaki) menunjukkan bahwa al-Natah merupakan lokasi dengan otoritas lokal yang cukup kuat. Penemuan-penemuan ini mengungkapkan proses "urbanisme lambat" yang terjadi selama transisi dari kehidupan desa nomaden menuju kehidupan desa yang lebih mapan, menurut penelitian tersebut.
Sebagai contoh, oasis berbenteng mungkin saling terhubung di wilayah yang masih didominasi oleh kelompok nomaden pastoral. Pertukaran yang terjadi di antara mereka bisa menjadi dasar bagi "rute kemenyan" yang memperdagangkan rempah-rempah, kemenyan, dan mur dari Arabia selatan ke Mediterania.Walaupun al-Natah masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan kota-kota di Mesopotamia atau Mesir pada periode tersebut,
"Namun di hamparan gurun yang luas ini, tampaknya ada jalur lain menuju urbanisasi" selain negara-kota yang lebih besar, yang "lebih sederhana, jauh lebih lambat, dan cukup spesifik di wilayah barat laut Arabia," kata Charloux. Penemuan ini memberikan wawasan baru mengenai perkembangan masyarakat kuno di wilayah tersebut dan menunjukkan bahwa terdapat dinamika sosial dan ekonomi yang kompleks meskipun dalam skala yang lebih kecil.