Pernah Disebut dalam Naskah Arab Kuno, Arkeolog Temukan Kota yang Hilang dari Masa Abad ke-6, Terkenal karena Mutiaranya
Pernah Disebut dalam Naskah Arab Kuno, Arkeolog Temukan Kota yang Hilang dari Masa Abad ke-6
Arkeolog yang bekerja di kawasan Umm Al Quwain, Uni Emirat Arab, meyakini mereka telah menemukan reruntuhan kota kuno Tu'am.
Pernah Disebut dalam Naskah Arab Kuno, Arkeolog Temukan Kota yang Hilang dari Masa Abad ke-6, Terkenal karena Mutiaranya
Lokasi kota tua itu kini terletak di Pulau Al Siniyah, bagian dari rangkaian pulau-pulau kecil di sebelah barat Semananjung Khor Al Bidiyah.
Dulunya kota itu adalah ibu kota dari wilayah yang kini adalah Uni Emirat Arab dan pusat perdagangan mutiara dengan kualitas istimewa.
Kota kuno Tu'am tersohor pada abad ke-6 dan banyak disebut dalam sejumlah naskah Arab kuno.
Setelah munculnya wabah mematikan dan pertikaian di daerah, kota itu pun mulai mengalami kemunduran dan pudar dari ingatan.
Penelitian sebelumnya di pulau itu mengungkap adanya desa dan biara. Dari temuan itulah arkeolog kemudian meyakini daerah itu adalah lokasi kota kuno tersebut.
Arkeolog tahun ini menemukan sisa-sisa dari apa yang disebut kompleks perumahan--sebuah bangunan besar dengan petak-petak rumah tinggal tersusun di sekitar gang sempit.
Temuan itu menyiratkan adanya ribuan pemukiman yang cukup canggih dan menyerupai perkotaan dan sistem sosial dan kelas masyarakat.
Pekerjaan penggalian di lokasi saat ini dilakukan oleh Departemen
Pariwisata dan Arkeologi Umm Al Quwain di bawah pimpinan Sheikh Majid bin Saud Al Mualla bekerja sama dengan pihak lokal dan internasional.
"Penggalian tahun ini dilanjutkan di wilayah selatan kota pusat mutiara, dengan menggali di sejumlah ruangan di dalam rumah dan biara Kristen untuk lebih memahami bentuk bangunan," kata Rania Hussein Kannouma, direktur pengganti departemen arkeologi dan warisan di Departemen Pariwisata dan Arkeologi.
"Kami masih bertekad melanjutkan penelitian arkeologi," kata dia"
seperti dilansir the National News.
Pemukiman di Al Sinniyah berasal dari masa abad ke-4 dan mencapai puncak kejayaan pada abad ke-5 dan ke-6.
Arkeolog menggambarkan sebuah kota yang berkembang tetapi ramai dengan setiap lahan yang mencakup sekitar 30 meter persegi. Angka kematian bayi sangat tinggi.
Botol tanah liat besar terbalik digunakan untuk api guna membuat roti.
Jadi kota itu dinamai dengan nama Santo Thomas yang diutus ke Timur untuk menyebarkan ajaran Kristen.
Tu'am diduga menjadi pemukiman orang Kristen selama 200 tahun sebelum kemudian menyebarnya Islam.
Sejumlah besar toples anggur kurma yang diduga berasal dari Irak juga ditemukan beserta tulang ikan.
Kota ini adalah cikal bakal kota mutiara pada abad ke-19 dan 20.
"Mirip seperti kehidupan yang Anda lihat di foto-foto lama di Dubai. Menurut saya itu mirip dengan kehidupan orang-orang di Pulau Sinniyah 1.500 tahun lalu," kata Profesor Tim Power dari Universitas UEA.
Temuan ini juga menyoroti masa pra-Islam di wilayah UEA. Kota kuno ini disebut To'me dalam bahasa Aramaik, Tu'am dalam bahasa Arab yang berarti kembar.
Kata itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani dan Inggris sebagai Thomas ketika maknanya hilang.