Lima teori konspirasi di balik misi antariksa dunia
Pendaratan satelit di komet dianggap kontak alien. Menambah daftar konspirasi setelah misi ke bulan dinilai hoax.
Pekan lalu, dunia bersorak setelah satelit Philae berhasil mendarat di permukaan komet 67P/Churyumov. Misi Badan Antariksa Eropa (ESA) itu dianggap prestasi bersejarah, karena manusia akhirnya sanggup memeriksa struktur komet. Temuan Philae diharap berlanjut pada jawaban lain atas proses pembentukan alam semesta.
Adapun tidak semua orang bahagia dengan kesuksesan misi diberi nama "Rosseta" tersebut. Sekelompok penggagas teori konspirasi menilai ESA menutup-nutupi fakta sebenarnya dari pendaratan satelit itu.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Kapan para ilmuwan Rusia menanam semangka di Antartika? Tepat 103 hari setelah benih ditanam, para peneliti disambut dengan delapan buah semangka yang tumbuh.
-
Di mana para ilmuwan Rusia menanam semangka di Antartika? Prestasi pertanian ini adalah bagian dari percobaan di Stasiun Vostok.
-
Kapan Amerika Serikat menghabiskan banyak anggaran untuk NASA? Pada puncaknya, NASA menghabiskan sekitar 5 persen dari seluruh anggaran federal, dan lebih dari separuhnya dikhususkan untuk program Apollo.
-
Kenapa Rusia menjual Alaska ke Amerika Serikat? Penjualan Alaska dilakukan oleh Rusia karena mereka menghadapi tekanan politik dan keuangan yang sulit pada saat itu. Setelah Perang Krimea, Rusia mengalami kesulitan keuangan dan penjualan Alaska menjadi salah satu cara untuk mengatasi situasi tersebut.
Konon, bagi yang percaya, tujuan ESA mengirim wahana antariksa ke benda langit ukuran raksasa ini adalah berkomunikasi dengan alien. Situs UFO Sightings Daily sangat bersemangat mengungkap 'fakta' itu. Para penggila konspirasi ini menilai sangat tidak masuk akal dari berbagai jenis komet yang melintas di atas bumi, ESA sejak bertahun-tahun lalu mematok satelit mereka harus bisa mendarat di Komet Churyumov.
Tak kurang, surat kabar sekelas the Guardian mengutip pernyataan salah satu pejabat ESA, membenarkan komet itu mengeluarkan suara aneh mirip nyanyian.
Konspirasi seputar misi Philae hanya satu dari pelbagai teori-teori tandingan terkait misi antariksa. Pencapaian Amerika Serikat, Rusia, atau negara maju lainnya menjelajahi antariksa diduga punya agenda terselubung. Merdeka.com merangkum penjelasan-penjelasan alternatif tersebut mengutip dari the week.com.uk.
Apa saja teori konspirasi yang berkembang soal misi antariksa yang pernah tercatat dalam sejarah? Selamat membaca daftarnya berikut:
Manusia tak pernah mendarat di bulan
Ini adalah teori konspirasi paling menggemparkan dan terkenal terkait misi ke antariksa. Klaim Amerika Serikat sanggup mendaratkan manusia di bulan dianggap sebagian kalangan cuma hoax.
Rekaman pendaratan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin diyakini bikinan Hollywood. Para penggila teori konspirasi dalam pelbagai forum Internet rutin membahas hal-hal ganjil dari pendaratan pada 1969 itu.
Misalnya bendera Amerika yang bisa berkibar, padahal bulan hampa udara. Demikian pula pantulan cahaya yang tidak konsisten karena radiasi matahari di luar angkasa berbeda dari bumi. Ada juga yang berspekulasi, ini hanya taktik AS memprovokasi Uni Soviet, sehingga negara komunis itu mengarahkan anggaran pada misi antariksa lalu lupa mengurus ekonomi.
Badan Antariksa AS (NASA) dan beberapa ilmuwan kerap membantah tudingan miring itu. Salah satu jawabannya adalah bebatuan dari bulan.
Tapi kubu penggila konspirasi tak menyerah. Mereka mempertanyakan, bila memang manusia sanggup ke bulan, mengapa tiga dekade setelah pendaratan Misi Apollo tidak ada lagi wahana yang dikirim ke satelit bumi tersebut.
Banyak kosmonot Soviet mati di luar angkasa
Ini salah satu konspirasi yang berkembang saat era Perang Dingin. Ketika itu, Amerika Serikat bersaing dengan Uni Soviet untuk mencapai luar angkasa lebih dulu.
Soviet terbukti unggul, setelah kosmonot Yuri Gagarin jadi manusia pertama berada di luar angkasa pada 1961. Tak lama, media-media AS mengutip pernyataan salah satu saudara tim kosmonot lainnya, bahwa sebelum Yuri sukses, ada beberapa orang yang sudah dikirim melintasi atmosfer.
Para pendaulu Yuri itu diduga tewas. Salah satu saksi bernama Cordiglia bahkan mengaku pernah mendengar rekaman seorang kosmonot minta tolong dari luar angkasa.
Pemerintah Soviet membantah semua spekulasi itu. Teori ini kerap dipakai media AS untuk mendiskreditkan negara komunis tersebut dalam isu misi antariksa.
Bumi tak bulat, misi antariksa dianggap bohongan
Ini salah satu teori konspirasi paling absurd mengkritik misi antariksa. Tudingan ini muncul pada 1956, saat Perang Dingin antara Amerika dan Soviet makin memanas.
Warga Inggris bernama Samuel Shenton membentuk organisasi, bahkan merekrut orang, untuk berkampanye bahwa bumi sebetulnya datar seperti dugaan gereja dan manusia berabad-abad lalu.
Klaim ilmuwan baik dari AS maupun Soviet dinilai hanyalah kebohongan supaya mereka punya alasan membuat proyek roket. Sampai sekarang, organisasi ini masih bertahan dengan 420 anggota yang setia. Pemimpinnya berganti Daniel Shenton, putra mendiang Samuel.
Agenda mereka adalah mengecam setiap misi antariksa sebagai kebohongan.
AS rajin sebar satelit mata-mata
Amerika Serikat termasuk rajin mengirim satelit ke atas atmosfer planet. Dari ratusan yang sudah mengorbit, cuma beberapa diakui sebagai alat mata-mata.
Para penggila teori konspirasi menyanggah pengakuan NASA tersebut. Mereka meyakini, nyaris seluruh satelit yang dimiliki AS sebetulnya memiliki fungsi memantau negara musuh.
Salah satu yang jadi perdebatan adalah satelit 193. Baru diluncurkan pada 2006, wahana antariksa itu ditembak jatuh oleh AS sendiri pada 2008. Alasan NASA, satelit ini mengalami kerusakan bahan bakar, sehingga harus dijatuhkan dari orbit.
Para penggila teori konspirasi menduga satelit itu ketahuan oleh Rusia atau China, digunakan sebagai alat memata-matai lokasi pertahanan strategis.
Pendaratan di komet untuk ajak ngobrol alien
Manusia membuat sejarah dengan mendaratkan robot satelit di sebuah komet. Satelit hasil kerjasama Badan Luar Angkasa Amerika (NASA) dan Badan Luar Angkasa Eropa (ESA) itu berhasil mendarat di sebuah komet diberi nama 67P.
Namun peristiwa itu menimbulkan teori konspirasi yang menyebutkan robot itu sebetulnya bukan mendarat di komet, melainkan pesawat asing tak dikenal (UFO), seperti dilansir surat kabar Mirror pekan lalu. Pesawat UFO itu dikatakan sedang berusaha berkomunikasi dengan manusia.
Dalam sebuah surat elektronik yang dipublikasikan oleh UFOSightingsDaily.com, disebutkan Komet bernama 67P itu sebenarnya adalah pesawat alien atau makhluk luar angkasa. Surat elektronik (surel) itu berasal dari salah satu pegawai (ESA).
Peristiwa itu, kata dia, adalah bentuk upaya komunikasi pertama antara manusia dengan alien. Dalam surel itu juga dikatakan NASA dan ESA berusaha menutup-nutupi kejadian yang sebenarnya.
"Jangan berpikir agensi ruang angkasa ini tiba-tiba memutuskan untuk membuang miliaran dolar untuk membangun dan mengirimkan pesawat luar angkasa dan selama 12 tahun hanya mengambil gambar jelas dari sebuah komet yang melintas di luar Bumi.
Komet 67P itu bukanlah sebuah komet. 20 tahun lalu NASA mulai mendeteksi sinyal radio yang berasal dari sumber yang tidak diketahui di luar angkasa. Kemudian suara tersebut diketahui dari sesuatu yang saat ini dinamai komet 67P," kata surat elektronik itu.
Bagian akhir dari surat itu mengatakan pesawat alien itu sesungguhnya tidak meminta untuk ditemukan atau diteliti.
Ahli UFO Scott Waring mengatakan dia percaya sinyal-sinyal yang berasal dari komet itu adalah ucapan 'salam perkenalan' kepada manusia.
"Jika hal ini merupakan ancaman, mereka tidak mengizinkan pesawat ESA untuk mendarat di sana. Saya percaya pendaratan pesawat ESA seperti pertanda 'salaman pertama' dengan mereka. Dalam waktu dekat ESA juga mungkin akan melakukan tindakan lain," ujar Waring.
(mdk/ard)