Lubang-lubang raksasa di dunia, bentuknya ada yang menyeramkan
Lubang-lubang raksasa ini terlihat sangat menyeramkan. Beberapa lubang terbentuk karena faktor alam, dan yang lainnya karena perbuatan manusia.
Di beberapa negara muncul lubang-lubang raksasa yang cukup menyeramkan. Lubang raksasa ini bisa jadi buatan manusia atau fenomena alam yang tak terduga. Jika lubang raksasa ini adalah buatan manusia dengan cara penggalian, maka galian ini sudah masuk tahap membahayakan. Karena lubang galian hampir mencapai dasar bumi.
Seperti dikutip Merdeka.com dari berbagai sumber, berikut beberapa lubang-lubang raksasa yang terbentuk karena faktor alam dan manusia:
-
Bagaimana hujan meteor terjadi? Hujan meteor pada dasarnya adalah puing-puing luar angkasa yang jatuh melalui atmosfer bumi, dan terbakar saat masuk ke atmosfer.
-
Di mana meteor El Ali ditemukan? Ahli geologi baru-baru ini menemukan dua mineral asing yang belum pernah ditemukan di Bumi dalam sebuah batu meteorit di Somalia.
-
Bagaimana meteoroid bisa 'jatuh' ke Bumi? Saat meteorid menghantam satu sama lain di angkasa, serpihannya masuk ke Bumi. Serpihan tersebut, tersebar di langit dan jatuh di dataran Bumi.
-
Bagaimana meteor menghantam Bulan? Dampak kecepatan tinggi itu menghasilkan panas yang hebat dan menciptakan kawah, sekaligus memberikan kilatan cahaya tampak cerah.
-
Dimana meteoroid berada sebelum 'jatuh' ke Bumi? Meteorid atau 'bintang jatuh', merupakan benda langit yang terlihat 'jatuh' di malam hari. Berbentuk bola gas panas dengan ukuran dan massa yang sangat besar. Bahkan ukurannya melebihi bumi.
-
Di mana meteor menghantam permukaan Bulan? Meteor itu tampaknya menghantam dekat kawah Ideler L, sedikit di barat laut kawah Pitiscus.
Lubang neraka di Turkmenistan
Sebuah lubang besar yang biasa disebut 'Pintu Neraka' di tengah gurun di Derweze, Karakum, Turkmenistan. Dinamakan 'Pintu Neraka' karena lubang berdiameter 70 meter ini terus mengeluarkan api sejak 40 tahun lalu.
Fenomena alam ini berawal pada 1971 ketika ilmuwan Uni Soviet mengebor tanah untuk mencari minyak dan kemudian membakarnya untuk mengeluarkan gas beracun. Namun, lubang tersebut tidak padam dan api terus menyala hingga saat ini. Lubang ini juga menjadi simbol Turkmenistan merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan gas terbesar di dunia.
Tambang Bingham Canyon Mine
Bingham Canyon Mine atau juga dikenal sebagai Kennecott Copper Mine, adalah operasi pertambangan tembaga terbuka di barat daya Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, di Pegunungan Oquirrh. Tambang ini dimiliki oleh Rio Tinto Group, perusahaan pertambangan dan eksplorasi internasional yang berkantor pusat di Inggris.
Hal ini ditetapkan sebagai Landmark Nasional Bersejarah pada tahun 1966, dengan nama Bingham Canyon Open Pit Copper Mine. Tambang ini baru saja mengalami longsor besar pada bulan April 2013. Tambang ini memiliki kedalaman 1,2 kilometer dan lebar 4 kilometer.
Tambang Berlian Mirny di Siberia
Tambang Berlian Mirny memiliki kedalaman 525 meter dan diameter 1200 meter. Penggalian di pit ini dimulai pada tahun 1955 untuk memenuhi kebutuhan Uni Soviet untuk industri berlian setelah perang. Tambang yang telah ditinggalkan ini terletak di Mirny, Siberia Timur, Rusia.
Tambang ini memiliki kedalaman 525 meter dan diameter 1.200 meter. Ini merupakan lubang buatan manusia terbesar kedua di dunia, setelah Bingham Canyon Mine. Wilayah udara di atas tambang ini ditutup untuk helikopter karena dianggap berbahaya. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan suhu udara dan arus yang tak terduga.
Lubang terbentuk karena Meteor
Meteor Crater atau Barringer Crater terbentuk sekitar 50.000 tahun yang lalu. Meteor yang jatuh di Gurun Painted Arizona ini langsung membentuk sebuah lubang besar yang masih utuh hingga saat ini. Lubang ini memiliki kedalaman lebih dari 550 kaki, dan sepanjang dua setengah mil.
Lubang terbentuk berawal saat meteor memasuki Gurun Painted Arizona, lebih dari 175 juta ton batuan meledak di langit, gelombang listrik sonik mengguncang udara, serta meratakan seluruh pohon dalam jarak 500 mil, termasuk hewan-hewan yang berada di 15 mil lokasi jatuhnya meteor. Lubang bekas jatuhnya meteor sempat terisi dengan air hingga menjadi danau. Namun karena kekeringan yang melanda Gurun Painted Arizona, danau tersebut mengering dan perlahan berubah menjadi gurun.