Mantan Agen Mossad Blak-Blakan Buka Rahasia Bagaimana Israel Rencanakan Serangan Teror Pager dan Walkie-Talkie di Lebanon
Serangan teror pager dan walkie-talkie membunuh 42 orang, termasuk dua anak-anak, di Lebanon.
Sejumlah mantan mata-mata atau agen Mossad (badan intelijen Israel) mengungkapkan bagaimana mereka merencanakan serangan teror pager dan walkie-talkie di Lebanon, menargetkan para pejuang Hizbullah. Menurut salah satu mantan agen Mossad yang disebut Michael, Hizbullah membeli lebih dari 16.000 alat komunikasi tersebut yang telah disusupi bahan peledak.
Ketika kepala Mossad, David Bornea, memberi lampu hijau untuk melakukan serangan tersebut pada September, pager dan walkie-talkie tersebut diledakkan selama beberapa hari berturut-turut. Hal ini diungkapkan mantan agen Mossad dalam wawancara di program 60 Minutes CBS News pada Minggu (22/12).
- Khawatir Terjadi Ledakan Seperti di Lebanon, Maskapai Ini Larang Penumpang Bawa Pager dan Walkie Talkie
- 12 Sumber Intelijen Ungkap Israel Sudah Rencanakan Teror Pager di Lebanon Sejak Lama
- Mossad Israel Pasang 5.000 Bahan Peledak di Pager Beberapa Bulan Sebelum Serangan di Lebanon
- Teror Pager yang Meledak Bersamaan di Lebanon Tewaskan 9 Orang dan Lukai 1.200 Lainnya, Israel Diduga Berada di Balik Serangan Ini
Michael mengungkapkan, baterai walkie-talkie tersebut yang berisi bahan peledak dibuat di fasilitas milik Mossad di Israel. Mossad kemudian mendirikan perusahaan cangkang untuk menyusup ke rantai pasokan dan menjual perangkat tersebut ke Hizbullah. Walkie-talkie dirancang untuk dimasukkan ke dalam rompi taktis lapis baja yang digunakan dalam pertempuran.
Dalam serangan teror tersebut, 42 orang terbunuh termasuk dua anak-anak, dan sekirar 4.000 lainnya terluka. Banyak korban yang tangannya terputus dan mata mereka buta dan bahkan perutnya terburai akibat ledakan tersebut.
“Kami menciptakan panggung sandiwara. Kami adalah perusahaan produksi global: Kami menulis skenario, kami sutradara, kami produser, kami aktor utama,” kata Michael.
“Dan dunia adalah panggung kita.”
Dikembangkan dari 2022
Mantan agen Mossad lainnya, Gabriel, mengatakan kepada 60 Minutes, Mossad mulai mengembangkan pager jebakan pada tahun 2022. Mereka menginginkan perangkat yang dapat dibawa oleh anggota Hizbullah setiap saat, tidak hanya dalam pertempuran.
Gabriel mengatakan Mossad mengetahui Hizbullah membeli pager dari sebuah perusahaan di Taiwan bernama Gold Apollo. Mossad mendirikan perusahaan cangkang, termasuk satu di Hungaria, untuk memproduksi pager peledak dan memasarkannya berdasarkan perjanjian lisensi dengan Gold Apollo.
Gabriel mengungkapkan, pager tersebut tidak memiliki kemampuan intelijen dan tidak dapat digunakan untuk melacak anggota Hizbullah atau mengumpulkan informasi tentang mereka. Alat tersebut hanya dapat diledakkan untuk membunuh atau melukai siapa pun yang memegangnya.
Anggota Hizbullah, baik militer maupun sayap sipil, menggunakan pager untuk berkomunikasi, bukan ponsel, agar tidak mudah dimata-matai Israel.
“Ketika mereka membeli dari kami, mereka sama sekali tidak tahu bahwa mereka membeli dari Mossad. Kami membuat seperti ‘Truman Show’, semuanya dikendalikan oleh kami di belakang layar,” klaim Gabriel.
Sebuah perusahaan cangkang Mossad juga mempekerjakan pegawai sales perempuan Gold Apollo yang sudah bekerja sama dengan Hizbullah. Perempuan ini menawarkan kepada Hizbullah batch pertama pager sebagai upgrade dan gratis. Pada saat serangan teror terjadi pada September 2024, sekitar 5.000 anggota Hizbullah membawa pager tersebut.
Pada 17 September pukul 15.30, Mossad meledakkan pager tersebut, sementara walkie-talkie diledakkan keesokan harinya.