Mantan Jenderal Ungkap Kondisi Sebenarnya Tentara Israel di Gaza yang Selama Ini Ditutup-tutupi Media
Mantan Jenderal Ungkap Kondisi Sebenarnya Tentara Israel di Gaza yang Selama Ini Ditutup-tutupi Media
Seorang pensiunan tentara Israel mengungkap kondisi tentara mereka sedang kacau balau dalam menjalankan misi pertempuran di Jalur Gaza.
-
Di mana kejadian tentara Israel melempar jasad warga Palestina terjadi? Dilansir Middle East Eye, video tersebut memperlihatkan tiga tentara memanjat ke atas atap, memegangi mayat-mayat dan melemparkannya satu per satu dari atas atap.
-
Apa yang ditemukan oleh para tentara Israel di perbatasan Gaza? Dua tentara cadangan Israel baru-baru ini menemukan sebuah lampu minyak kuno dari zaman Bizantium yang berumur 1.500 tahun di perbatasan Gaza.
-
Apa yang dilakukan tentara Israel terhadap tahanan Palestina? Dengan posisi tangan terikat dan tanpa busana, para tahanan tersebut diperdaya sebagai perisai hidup untuk masuk ke rumah dan terowongan hancur di Jalur Gaza.
-
Apa saja yang sedang dihemat oleh tentara Israel di Gaza? Penembak tank yang ditempatkan di Gaza diperingatkan untuk menghemat peluru untuk digunakan di wilayah utara Israel, di mana kemungkinan perang skala penuh melawan Hizbullah di Lebanon semakin meningkat.
-
Di mana tahanan Palestina dipenjara? Ada 19 penjara di Israel dan satu di Tepi Barat yang diduduki Israel yang mengurung tahanan Palestina.
-
Apa yang diakui oleh tentara dan perwira Israel tentang korban tewas yang dianggap "teroris" selama perang di Jalur Gaza? Sebuah laporan yang diterbitkan harian terkemuka Israel, Haaretz, pada Minggu (31/3) menyatakan tentara dan perwira Israel mengakui sebagian besar korban tewas yang diidentifikasi oleh tentara sebagai "teroris" selama perang di Jalur Gaza sebenarnya adalah warga sipil.
Mantan Jenderal Ungkap Kondisi Sebenarnya Tentara Israel di Gaza yang Selama Ini Ditutup-tutupi Media
Kekacauan itu disebabkan kurangnya peralatan dan pasokan logistik.
Mantan Mayor Jenderal Itzhak Brik mengatakan sudah menyampaikan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa tentara Israel tidak dalam kondisi langsung siap berperang setelah peristiwa serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober lalu.
"Timnya (Netanyahu) tidak mau dia mendengar kondisi yang sebenarnya jadi mereka menjauhkan dia dari saya. Saya sudah katakan tentara tidak siap untuk berperang karena banyak prajurit yang tidak berlatih selama lima tahun dan peralatan pun kurang," ujar Brik kepada harian berbahasa Ibrani Maariv yang diterbitkan kemarin, seperti dikutip laman New Arab, Sabtu (24/2).
- Jarang Diketahui, Begini Kacau Balaunya Kondisi Masyarakat-Militer Israel Pasca 1 Tahun Perang di Gaza
- Militer Israel Akui Bunuh Tiga Tentara Mereka yang Ditawan di Gaza
- Mesir Usulkan Gencatan Senjata 14 Hari di Gaza, Minta Hamas Bebaskan 40 Tawanan Israel
- Israel Segera Akhiri Serangan Darat di Gaza dan Tarik Semua Pasukan, Ini Alasannya
Militer Israel melancarkan serangan udara menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober dan diikuti serangan darat tak lama kemudian.
Serangan bombardir Israel ke Jalur Gaza sejauh ini sudah menewaskan hampir 30.000 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak, merusak ribuan rumah dan bangunan.
"Sejak 7 Oktober, saya mendapat banyak permintaan dari tentara," kata Brik kepada Maariv. "Kekacauan besar kini sedang terjadi di jajaran militer di Gaza dan itu tidak dibahas.
"Peralatan, logistik, makanan dan segala hal yang bisa membuat kita bergerak maju tidak berjalan karena militer banyak melimpahkan tugas itu ke pihak perusahaan swasta," kata mantan jenderal itu.
"Tidak ada yang segera memperbaiki tank yang rusak terbengkalai di Gaza menunggu untuk ditarik mundur," kata dia.
Dia menuturkan media Israel menutup-nutupi ini terutama karena alasan untuk menjaga moral tentara di tengah gencarnya kritikan terhadap pemerintahan Netanyahu.
Israel menuturkan lebih dari 130 tawanan masih disandera di Gaza oleh Hamas, sebagian tewas karena serangan udara Israel.
Brik mengaku dia bertemu dengan Netanyahu enam kali sejak perang dimulai.
"Dia punya banyak orang radikal di pemerintahan koalisinya yang mengancam akan melumpuhkan kabinet jika dia tidak melakukan apa yang mereka mau," kata dia kepada Maariv, "dan bagi dia pemerintahan jauh lebih penting daripada negara ini--inilah masalah utamanya."
Menurut Brik, apa yang dikatakan Netanyahu kepada dirinya berbeda dengan apa yang dia katakan di depan publik soal perang. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir punya pengaruh kuat kepada Netanyahu.
"Dalam pembicaraan terakhir, ketika saya meyakinkan dia untuk mengatakan apa yang akan saya sampaikan, dia bicara dengan bahasa yang berbeda di depan publik.
Itu karena dia terus-menerus diancam oleh Ben-Gvir, jika dia tidak melakukan ini dan itu, maka dia akan membubarkan kabinet, ketakutannya akan pembubaran kabinet lebih besar dari pada masalah keamanan yang harus dia hadapi."