Membandingkan Vaksin Sinovac Buatan China dengan Vaksin Covid-19 Lain di Dunia
Pengiriman vaksin Coronavac dari perusahaan biofarmasi yang berbasis di Beijing, Sinovac, telah tiba di Indonesia untuk persiapan vaksinasi massal, dengan dosis 1,8 juta lagi akan tiba pada Januari.
Saat perlombaan global produksi vaksin Covid-19 berlanjut, China membuat langkah besar, dengan salah satu pelopor vaksinnya, Sinovac, merambah ke luar negeri.
Pengiriman vaksin Coronavac dari perusahaan biofarmasi yang berbasis di Beijing, Sinovac, telah tiba di Indonesia untuk persiapan vaksinasi massal, dengan dosis 1,8 juta lagi akan tiba pada Januari.
-
Kapan Nagita Slavina berakting di sinetron 'Cewek Tulalit'? Karena tayang di 2004, saat itu Nagita masih berusia 16 tahun, yang artinya dia aslinya juga masih SMA, sama seperti perannya di sinetron ini.
-
Apa yang dilakukan Kompolnas terkait kasus Vina? Kompolnas sudah menyampaikan permintaan klarifikasi kepada Polda Jabar, perihal penanganan kasusnya yang telah memiliki Putusan Pengadilan yang telah inkrah," kata Anggota Kompolnas, Yusuf Warsyim saat dihubungi, Selasa (21/5).
-
Siapa Bapak Seni Rupa Modern Indonesia? Beliau ada seorang pelukis legendaris Indonesia yang dijuluki sebagai Bapak Seni Rupa Modern Indonesia.
-
Kapan Dava meninggal? Meninggal Dunia, 8 Foto Dava MCI di MasterChef Indonesia Season 7 Yang Tinggal Kenangan Dava, mantan peserta MasterChef Indonesia musim 7, telah pergi dengan usia yang masih muda, hanya 24 tahun.
-
Kapan Warteg RumaNasi mulai menghadirkan konsep modern? Warteg ini sebenarnya tak jauh berbeda dengan warteg pada umumnya. Hanya saja, desain tempatnya lebih estetik dengan tata ruang yang rapi dan berkonsep anak muda. Nongkrong di sini, sambil menyantap makanan autentik sangat direkomendasikan.
-
Kapan musik modern muncul? Musik modern adalah jenis musik yang memperoleh sentuhan instrumen dan teknologi. Musik ini hadir sesudah zaman musik klasik dan selalu mengalami perkembangan sampai saat ini.
Hal yang menjadi pertanyaan, vaksin ini belum menyelesaikan uji coba tahap akhir. Apa sebenarnya yang kita ketahui tentang vaksin China ini?
Apa perbedaan antara Sinovac dan beberapa vaksin lain?
CoronaVac adalah vaksin yang non-aktif, yang bekerja dengan menggunakan partikel virus yang telah dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan risiko respons penyakit yang serius.
Sementara vaksin Moderna dan Pfizer adalah vaksin mRNA, yang berarti sebagian kode genetik virus corona disuntikkan ke badan, memicu basan mulai menciptakan protein virus, tapi bukan virus secara keseluruhan, yang cukup untuk melatih sistem kekebalan untuk menyerang virus.
"CoronaVac adalah metode (vaksin) yang lebih tradisional yang berhasil digunakan pada banyak vaksin terkenal seperti rabies," jelas Associate Profesor Luo Dahai dari Universitas Teknologi Nanyang kepada BBC, dikutip Rabu (9/12).
"Vaksin mRNA adalah jenis vaksin baru dan (saat ini) tidak ada contoh yang berhasil (di antaranya) digunakan dalam populasi," lanjutnya.
Efektivitas Sinovac
Salah satu keunggulan utama Sinovac adalah dapat disimpan di lemari es standar pada suhu 2-8 derajat Celcius, seperti vaksin Oxford, yang dibuat dari virus rekayasa genetika yang menyebabkan flu biasa pada simpanse.
Sedangkan vaksin Moderna perlu disimpan pada suhu -20 Celcius dan vaksin Pfizer pada -70 Celcius.
Ini berarti vaksin Sinovac dan Oxford-AstraZeneca jauh lebih berguna bagi negara berkembang yang mungkin tidak dapat menyimpan vaksin dalam jumlah besar pada suhu rendah, yang harus didukung infrastruktur penyimpanan yang memadai.
Efektivitas Vaksin
Menurut jurnal ilmiah, The Lancet, mereka hanya memiliki informasi dari uji coba fase pertama dan kedua CoronaVac.
Salah satu penulis jurnal, Zhu Fengcai, mengatakan hasil tersebut - yang didasarkan pada 144 peserta dalam uji coba fase satu dan 600 dalam uji coba fase dua - berarti vaksin itu "cocok untuk penggunaan darurat".
Pada September, Yin dari Sinovac mengatakan tes dilakukan pada lebih dari 1.000 sukarelawan, di mana "beberapa hanya menunjukkan kelelahan ringan atau ketidaknyamanan… tidak lebih dari 5 persen".
Vaksin memulai uji coba tahap akhir di Brasil pada awal Oktober. Pada November, uji coba ini dihentikan sebentar setelah dilaporkan kematian seorang sukarelawan, tetapi dilanjutkan setelah kematian itu ditemukan tidak ada kaitannya dengan vaksin.
Mitra Sinovac di Brasil, The Butantan Institute, mengatakan pihaknya mengharapkan Sinovac mempublikasikan hasil uji coba sebelum 15 Desember.
Prof Luo menjelaskan, saat ini sulit untuk berkomentar terkait kemanjuran vaksin, "mengingat terbatasnya informasi yang tersedia".
"Berdasarkan data awal, CoronaVac kemungkinan merupakan vaksin yang efektif, tetapi kami perlu menunggu hasil uji coba fase tiga," jelasnya.
"Percobaan ini dilakukan secara acak, tanpa pengamat, terkontrol plasebo, dengan ribuan peserta. Ini adalah satu-satunya cara untuk membuktikan bahwa vaksin aman dan efektif untuk digunakan pada tingkat populasi."
©BBC
Kapasitas Produksi
Kepala Sinovac mengatakan pihaknya akan mampu memproduksi 300 juta dosis vaksin setiap tahun.
Seperti vaksin lainnya, vaksin Sinovac membutuhkan dua dosis, yang berarti saat ini hanya mampu menyuntik 150 juta orang per tahun - lebih dari sepersepuluh populasi China.
Selain mengirim ke Indonesia, Sinovac telah mendapatkan kesepakatan lain dengan Turki, Brasil, dan Chile.
Para analis menunjuk upaya China memenangkan perlombaan diplomasi vaksin, yang juga dilaporkan telah membuat Presiden China Xi Jinping berjanji untuk menyisihkan anggaran USD 2 miliar untuk benua Afrika, sementara juga menawarkan pinjaman USD 1 miliar kepada negara-negara Amerika Latin dan Karibia untuk membeli vaksin. Tidak jelas apa persyaratan dari kesepakatan itu.
"Beijing pasti akan memanfaatkan ini untuk keuntungan komersial dan diplomatik," jelas analis MERICS, Jacob Mardell kepada ABC News.
Harga per dosis
Terkait biaya untuk vaksinasi belum begitu jelas. Tapi awal tahun ini, tim BBC di kota Yiwu China melihat para perawat memberikan suntikan tersebut dengan biaya sekitar 400 yuan atau sekitar Rp862 ribu.
Bio Farma, perusahaan milik pemerintah Indonesia mengatakan biayanya sekitar Rp200.000. Harga ini masih jauh lebih tinggi daripada vaksin Oxford, yang harganya USD 4 atau sekitar Rp56 ribu per dosis, tetapi lebih murah dari Moderna yang dipatok USD 33 atau sekitar Rp464 ribu per dosis.
Moderna mengatakan akan mengirimkan 500 juta dosis pada 2021 dan AstraZeneca mengatakan akan memproduksi 700 juta dosis pada akhir kuartal pertama 2021.
Kandidat Vaksin Lain China
Sinopharm - vaksin China terkemuka lainnya - telah didistribusikan ke hampir 1 juta orang di China di bawah program darurat yang kontroversial.
Sinopharm juga belum mempublikasikan data dari uji coba fase tiga.
"Adalah normal untuk menunggu analisis uji coba fase tiga sebelum meningkatkan program vaksin melalui otorisasi penggunaan darurat," jelas Profesor Dale Fisher dari Universitas Nasional Singapura.
Profesor Fisher mengatakan langkah seperti itu "tidak konvensional", namun menambahkan hal ini "tidak dapat diterima" di Barat.
(mdk/pan)