HMPV dan Dampaknya pada Kesehatan Pernapasan, Apa yang Perlu Anda Ketahui?
HMPV pernah menjadi sorotan karena lonjakan jumlah pasien di China. Gejala yang ditimbulkan oleh HMPV mirip dengan flu dan COVID-19.
Wilayah tengah utara China kini mengalami lonjakan kasus Human Metapneumovirus atau HMPV. Mereka yang terinfeksi virus pernapasan ini umumnya menunjukkan gejala yang menyerupai flu dan COVID-19.
"Gejala awal (HMPV) mirip dengan flu ataupun COVID-19," ujar epidemiolog Dicky Budiman. Gejala HMPV meliputi batuk, demam, pilek, hidung tersumbat, nyeri saat menelan, serta sesak napas.
-
Apa itu Virus HMPV? Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus RNA yang tergolong dalam keluarga Pneumoviridae dan dapat menyerang sistem pernapasan, menimbulkan gejala yang mirip dengan flu biasa.
-
Apa saja dampak HMPV bagi kesehatan? Virus ini telah teridentifikasi sejak lama dan pertama kali dilaporkan dalam jurnal ilmiah di Belanda pada bulan Juni 2001. Artikel yang berjudul 'A newly discovered human pneumovirus isolated from young children with respiratory tract disease' menjadi bukti awal adanya virus ini. Bahkan, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa HMPV telah beredar selama puluhan tahun sebelum akhirnya ditemukan secara resmi.
-
Mengapa Virus HMPV berbahaya bagi anak-anak? Kelompok ini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami infeksi serius yang membutuhkan perawatan medis yang intensif.
-
Apa gejala infeksi HMPV? Infeksi akibat HMPV dapat menimbulkan gejala seperti batuk, demam, dan sesak napas.
-
Bagaimana cara HMPV menular? 'HMPV penularannya sama dengan Influenza A ya ada droplet, termasuk kontak langsung,' kata Dicky dalam pesan suara.
-
Dimana Virus HMPV ditemukan pertama kali? Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 2001 di Belanda dan telah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia.
"Namun, pada HMPV terdapat wheezing atau suara napas yang berbunyi serta napas yang pendek," tambah Dicky dalam pesan suara yang ditulis oleh Liputan6.com pada Minggu, 5 Januari 2025. Selain itu, individu yang terinfeksi HMPV juga dapat menunjukkan perubahan pada kulit, seperti munculnya bercak kemerahan.
Meskipun demikian, Dicky menegaskan bahwa kondisi peningkatan kasus HMPV di China masih dalam batas yang terkendali. "Kalau dikatakan tidak terkontrol, tidak juga," sambungnya. Penularan HMPV Lewat Bersin dan Kontak Erat Penularan virus ini terjadi melalui droplet yang dihasilkan saat seseorang batuk atau bersin.
Selain itu, kontak fisik seperti bersalaman, berpelukan, dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 juga berpotensi menularkan.
Mengingat cara penularan HMPV mirip dengan flu dan COVID-19, maka langkah pencegahan yang disarankan tetap menggunakan protokol 5M. Apa saja itu? Mencuci tangan dengan sabun, mengenakan masker, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menjaga jarak, dilansir kembali oleh Merdeka.com , Senin(6/1/2025).
Belum ada Obat Khusus untuk Virus HMPV
Dicky menjelaskan bahwa hingga saat ini, belum terdapat vaksin atau obat khusus (antiviral spesifik) untuk HMPV. Meskipun demikian, pasien yang terinfeksi HMPV dapat sembuh dengan pengobatan suportif. "Banyak kasus yang bisa pulih sendiri setelah diatasi dengan terapi suportif," ungkap Dicky.
Jika terdapat kasus fatal terkait HMPV, biasanya disebabkan oleh keterlambatan dalam mendapatkan pengobatan. "Bisa juga karena HMPV itu terjadi pada lansia dengan komorbid," jelas Dicky. Menurut analisis Dicky, kemungkinan HMPV menjadi pandemi masih sangat kecil. Penyebaran virus HMPV tidak secepat COVID-19 atau influenza.
"HMPV itu jauh atau sangat kurang memiliki potensi pandemi, karena penyebarannya lebih lambat dan tingkat keparahan penyakit juga ringan umumnya," kata Dicky. Untuk mengurangi risiko, ia menyarankan agar masyarakat rutin melakukan vaksinasi influenza. "Vaksinasi flu sangat efektif untuk meningkatkan perlindungan, dan sebaiknya diperbarui setiap dua tahun," tambahnya.
Kemungkinan HMPV Menjadi Pandemi Masih Sangat Jauh
Analisis yang dilakukan oleh Dicky menunjukkan bahwa kemungkinan HMPV menjadi pandemi masih cukup rendah. Virus HMPV tidak menyebar secepat virus COVID-19 atau influenza.
"HMPV itu jauh atau sangat kurang memiliki potensi pandemi, karena penyebarannya lebih lambat dan tingkat keparahan penyakit juga ringan umumnya," ujar Dicky.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun HMPV tetap perlu diwaspadai, dampaknya tidak sebesar dua virus sebelumnya. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada tanpa perlu panik berlebihan.
Risiko Penyebaran HMPV Sangat Perlu Diperhatikan
Dicky mengungkapkan bahwa risiko penyebaran lintas negara masih ada, terutama melalui orang-orang yang melakukan perjalanan internasional.
Mengingat Indonesia memiliki hubungan internasional yang aktif, terutama dengan negara-negara di Asia Timur, kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya virus ini sangat penting.
"Potensi penyebaran HMPV ke Indonesia tetap ada, khususnya lewat pelancong internasional atau pelaku perjalanan dari wilayah terdampak," ujar Dicky.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa hingga saat ini, belum ada laporan mengenai infeksi HMPV di Indonesia.