Menyeramkan, di bawah gedung-gedung ini tersembunyi kuburan massal
Kuburan massal tidak hanya bisa ditemukan di bekas lokasi perang.
Kejahatan perang selalu menimbulkan bagian yang paling memilukan bagi umat manusia, yakni kuburan massal. Di masa perang, yang menjadi korban kebanyakan adalah rakyat sipil. Mayat-mayat mereka kerap dikuburkan secara massal di sebuah lapangan luas atau kawasan tak berpenghuni yang baisanya terpencil.
Namun kuburan massal tidak hanya bisa ditemukan di lokasi perang. Di masa damai sekalipun, bisa ditemukan kuburan massal, misalnya akibat terjadi wabah penyakit yang menewaskan banyak orang.
Yang cukup mengerikan adalah ketika kuburan massal yang berusia tua itu kemudian ditemukan berada di bawah sebuah bangunan yang ditempati orang.
Berikut ini kisah empat kuburan massal yang terdapat di bawha bangunan.
-
Kapan kejadian pembunuhan itu terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Kapan pembunuhan terjadi? Korban pembunuhan dalam mobil ini sempat gegerkan warga Medan. Baru-baru ini pihak kepolisian Polrestabes Medan berhasil menangkap pelaku pembunuhan dalam mobil di Jalan Klambir V, Medan Helvetia, Kota Medan pada hari Senin (19/6).
-
Kejatuhan cicak di paha pertanda apa? Arti kejatuhan cicak yang berikutnya adalah jika kamu mengalami kejatuhan cicak tepat pada paha. Musibah yang disebabkan oleh orang lain ini bisa diketahui dari posisi cicak jatuh.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
Kuburan massal anak-anak India di sekolah Kanada
Pada April 2008 silam media Kanada melaporkan temuan 28 kuburan massal di bawah sejumlah gedung sekolah.
Kuburan massal itu diketahui berisi jenazah dari anak-anak asal India yang pernah bersekolah di sekolah khusus warga India di beberapa lokasi di Kanada.
Diperkirakan ada ratusan atau bahkan ribuan anak-anak terkubur di bawah bangunan-bangunan sekolah yang ada di Kanada.
Sekolah-sekolah itu dikelola oleh Gereja Katolik Anglikan dan pemerintah Kanada, seperti dilansir dailykos.com, April 2008 lalu.
Irlandia diguncang temuan kuburan massal 800 bayi
Pemerintah Irlandia akan menggelar penyelidikan ke sebuah rumah singgah yang dulunya dikelola biarawati Bon Secour di Kota Tuam lantaran ditemukan kuburan massal berisi 796 tulang bayi yang meninggal di antara tahun 1925 hingga 1961.
Situs Asia One melaporkan, Kamis (5/6/2014), Uskup Agung Tuam menyatakan dia tidak punya hubungan dengan rumah singgah dikelola biarawati itu.
"Saya hanya bisa membayangkan kesedihan para ibu yang sudah menitipkan anaknya buat diadopsi setelah mendengar kematian mereka," kata Uskup Agung Michael Neary. Perempuan hamil di luar nikah kerap menitipkan bayi mereka di rumah singgah itu.
Bayi-bayi itu diduga dikuburkan secara diam-diam di samping halaman rumah tempat septic tank dalam kurun waktu 36 tahun. Bayi-bayi itu dikuburkan tanpa nisan dan peti mati.
Laporan awal dari temuan itu menyatakan bayi-bayi itu menderita gizi buruk dan diabaikan. Kebanyakan bayi-bayi itu meninggal karena campak, TBC, dan pneumonia.
Kuburan massal itu ditemukan oleh seorang perempuan setempat bernama Catherine Corless yang mengumpulkan catatan tentang meninggalnya 796 bayi di rumah itu.
"Ketika saya melakukan penelitian, seseorang menyebutkan ada kuburan bayi di halaman rumah itu tapi yang saya temukan lebih parah dari itu," kata Corless.
Geger penemuan 1.300 tengkorak di bawah kampus Universitas Cambridge
Publik di Inggris sedang geger, lantaran ditemukan kuburan massal memuat setidaknya 1.300 tengkorak di bawah Kampus St. John, Universitas Cambridge. Petugas renovasi gedung tua di Fakultas Kedokteran kampus top itu terkejut saat pertama kali menggali lalu melihat bertebaran banyak tengkorak.
Dari penyelidikan lebih lanjut, temuan itu adalah kuburan massal Abad Pertengahan. Hanya 400-an kerangka yang masih utuh, sisanya sudah berserakan dan saling tercampur.
"Tengkorak ini paling tua berasal dari abad ke-13 hingga abad ke-15," kata Arkeolog Universitas Cambridge Craig Cessford seperti dilansir the Independent, Rabu (1/4).
Diduga, kuburan ini adalah tempat pemakaman warga miskin. Hal itu dibuktikan dengan kondisi tengkorak yang berdempetan, lalu tidak ada tanda-tanda peti. Lebih jauh lagi, belasan ribu jasad ini adalah pasien yang tewas dari Rumah Sakit Santo Yohanes sang penginjil, sosok yang kini diabadikan dalam nama Fakultas Kedokteran Cambridge.
Arkeolog memprediksi lokasi rumah sakit itu tidak jauh dari kampus di masa sekarang. Cessford menambahkan, para peneliti pun menemukan jalan setapak dan selokan. Dengan demikian, pada masanya kuburan ini juga dirancang untuk bisa menampung para peziarah.
Akademisi dari Cambridge belum menemukan bukti bahwa ribuan belulang ini korban 'wabah hitam' yang menyapu seluruh Eropa pada abad pertengahan. Sekadar informasi, sekitar abad ke-12 hingga abad ke-14, berjangkit penyakit pes yang membunuh ratusan ribu penduduk Benua Biru. Akibatnya pada waktu itu Eropa dilanda kemerosotan budaya, jauh tertinggal dibanding Peradaban Islam atau Afrika.
Arkeolog temukan kuburan massal di bawah toko swalayan Paris
Arkeolog di Prancis menemukan sekitar 200 tulang belulang manusia di bawah gedung sebuah swalayan bernama Monoprix di Ibu Kota Paris, belum lama ini. Ratusan tengkorak itu ditemukan oleh para pekerja konstruksi yang hendak memperluas ruang bawah tanah swalayan.
Tulang belulang manusia itu ditemukan dalam keadaan bertumpuk satu sama lain pada kedalaman 1,5 meter di bawah tanah. Kuburan massal itu berada pada delapan ruang bawah tanah swalayan. Diduga, tulang belulang tersebut adalah korban meninggal akibat wabah penyakit yang menjangkiti Paris sekitar lima abad silam.
Â
"Fakta bahwa tulang belulang tersebut disusun secara berimpit di kuburan massal menunjukkan mereka adalah korban wabah yang menyerang Prancis pada abad ke-14, 15, dan 16," kata para pakar, seperti dilansir koran the Daily Mail, bulan lalu.
Â
"Kuburan massal ini memberikan peluang untuk mempelajari lebih dalam bagaimana praktik pemakaman jenazah berabad-abad silam," kata mereka.
Â
Menyusul penemuan tersebut, pihak pengelola swalayan memanggil Institut Nasional untuk Riset Arkeologi Preventif (INRAP) ke lokasi. Hingga kini, para staf INRAP masih terus melakukan penggalian terhadap tulang belulang tersebut.
Â
Pada masing-masing dari tujuh ruangan, mereka menemukan 20 tulang belulang, sementara pada satu ruangan lainnya, ditemukan sedikitnya 150 tulang belulang. Manajer swalayan Monoprix, Pascal Roy, mengatakan gedung tersebut memang dibangun di atas lahan bekas rumah sakit Trinite, yang pernah beroperasi pada abad ke-12.
Â
Kendati demikian, ada pula beberapa pakar lain yang menduga tulang belulang tersebut kemungkinan sengaja diletakkan di tempat tersebut bersamaan dengan pemindahan sekitar enam juta jasad dari pekuburan kota ke kawasan Paris Catacombs 200 tahun silam. Terlepas dari pertentangan pendapat para pakar, mereka sama-sama menyebut temuan itu sebagai sesuatu yang luar biasa.
Tak hanya tulang belulang, di tempat itu ditemukan pula produk-produk keramik abad pertengahan, termasuk barang pecah belah dari abad tersebut. Para arkeolog kini akan melakukan pemeriksaan karbon dan DNA untuk mengetahui lebih banyak soal tulang-belulang itu . Setelah itu, pemerintah akan memindahkan tulang-belulang tersebut ke tempat yang lebih layak.
(mdk/pan)