Militer Israel Akui Tentaranya Bunuh Dua Warga Mereka yang Ditawan Hamas di Gaza
Warga Israel ini ditawan Hamas dalam Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.
Warga Israel ini ditawan Hamas dalam Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.
Militer Israel Akui Tentaranya Bunuh Dua Warga Mereka yang Ditawan Hamas di Gaza
- Militer Israel Akui Bunuh Tiga Tentara Mereka yang Ditawan di Gaza
- Tanggung Malu Seumur Hidup, Pejabat Intelijen Israel Mundur Setelah Akui Gagal Cegah Serangan Hamas 7 Oktober
- Mesir Usulkan Gencatan Senjata 14 Hari di Gaza, Minta Hamas Bebaskan 40 Tawanan Israel
- Militer Israel Akui Tembak Mati Tiga Tawanan Israel di Gaza karena Dikira Ancaman
Militer Israel mengonfirmasi kematian dua tawanan Israel yang ditangkap Hamas di Gaza dan mengakui dua tawanan itu dibunuh tentara mereka secara tidak sengaja, menurut laporan The Jerusalem Post pada 22 Juli.
Pejuang Hamas menangkap Alexander Dancyg (76) dan Yagev Buchshtab (35) saat menyerang pangkalan militer dan permukiman Israel selama Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.
Hamas mengumumkan kematian tawanan ini pada Maret lalu. Mereka terbunuh dalam operasi militer dan pengeboman brutal Israel di Khan Yunis, Gaza selatan, di mana dua pria tersebut ditahan. Saat itu, Hamas menyatakan pasukan penjajah Israel bertanggung jaab atas kematian tawanan tersebut.
Militer Israel mengonfirmasi kematian dua tawanan ini pada Senin berdasarkan informasi intelijen baru, seperti dikutip dari The Cradle, Selasa (23/7).
"Kemungkinan mereka dibunuh dengan tidak sengaja oleh pasukan Israel," tulis The Jerusalem Post.
"Ada sejumlah kasus di mana IDF (pasukan penjajah Israel) tanpa sengaja membunuh para tawanan," lanjut laporan tersebut.
Keputusan untuk mengonfirmasi kematian tawanan ini dikeluarkan setelah berkonsultasi dengan rabi tentara, Kementerian Kesehatan, dan pejabat forensik.
Istri Buchshtab juga ditawan oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober. Dia dibebaskan pada 28 November sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel dan Hamas.
Forum Keluarga Sandera mengatakan berita kematian dua tawanan ini mendesak segera tercapainya kesepakatan untuk memulangkan tawanan lainnya.
“Yagev dan Alex ditangkap hidup-hidup dan seharusnya dikembalikan hidup-hidup ke keluarga dan negara mereka,” kata forum tersebut.
“Kematian mereka saat dalam penawanan adalah cerminan tragis dari konsekuensi lambannya negosiasi. Kami mengulangi permintaan kami kepada pemerintah Israel dan pemimpinnya: Segera menyetujui kesepakatan tersebut dan memulangkan 120 sandera – yang masih hidup untuk direhabilitasi dan yang terbunuh untuk dimakamkan secara layak di tanah air mereka. Waktu untuk para sandera semakin habis setiap minggunya,” kata forum tersebut.
Meskipun semakin banyak tawanan Israel yang tewas di Gaza, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para menterinya seperti Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Gvir terus menghalangi kesepakatan gencatan senjata yang akan menjamin pembebasan tawanan dengan imbalan berakhirnya perang dan pembebasan ribuan orang warga Palestina diculik dan ditahan di penjara Israel.
Netanyahu bersikeras melanjutkan perang sampai Hamas dikalahkan, sementara Ben Gvir dan Smotrich menyatakan mereka ingin perang terus berlanjut sampai Gaza dihancurkan dan pembersihan etnis warga Palestina dilakukan untuk membuka jalan bagi pemukiman Yahudi.