New York Times Larang Jurnalisnya Gunakan Kata 'Genosida' dan 'Palestina' Saat Tulis Berita Soal Perang Israel di Gaza
Editor media ternama Amerika ini mengeluarkan memo terkait larangan tersebut.
Editor media ternama Amerika ini mengeluarkan memo terkait larangan tersebut.
- Jurnalis Yordania Dipenjara karena Ungkap Pemerintahnya Bantu Israel Saat Perang di Gaza
- Israel Mulai Kekurangan Tentara, Sampai Rekrut Warga Berumur 40 Tahun Lebih
- Ahli Politik Amerika: Israel Tak Mampu Kalahkan Hamas, Tujuan Sebenarnya Genosida Rakyat Palestina di Gaza
- Hamas Tawan 30 Jenderal dan Perwira Israel di Gaza, Netanyahu Takut Informasi Ini Bocor
New York Times Larang Jurnalisnya Gunakan Kata 'Genosida' dan 'Palestina' Saat Tulis Berita Soal Perang Israel di Gaza
Organisasi berita investigasi Amerika, The Intercept mengungkap pedoman editorial rahasia yang dikeluarkan media ternama AS, The New York Times yang mengatur bagaimana para jurnalis melaporkan invasi Israel ke Gaza.
Sumber: TRT World
Memo tersebut, yang ditulis editor standar New York Times, Susan Wessling dan editor internasional Philip Pan, diperbarui secara berkala sejak invasi Israel ke Gaza yang dimulai Oktober 2023.
Dalam memo tersebut, para jurnalis diperingatkan agar tidak menggunakan istilah-istilah seperti "genosida", "pembersihan etnis", "wilayah yang diduduki", dan "kamp-kamp pengungsi", saat menulis artikel terkait perang Israel di Gaza, seperti laporan The Intercept pada Senin (15/4).
"Dapatkah kita mengartikulasikan mengapa kita menerapkan kata-kata tersebut pada satu situasi tertentu dan bukan yang lain? Seperti biasa, kita harus fokus pada kejelasan dan ketepatan - mendeskripsikan apa yang terjadi daripada menggunakan label," tulis memo tersebut.
Selain itu, menurut analisis The Intercept, yang mencatat bias New York Times yang berpihak pada sudut pandang Israel dalam perang tersebut, memo tersebut meminta para reporter untuk menghindari menggunakan istilah "pejuang" terhadap kelompok perlawanan Palestina seperti Hamas dan lebih memilih untuk menggunakan istilah "teroris".
Para jurnalis juga dilarang menggunakan istilah "Palestina" secara luas kecuali dalam situasi seperti referensi historis yang signifikan atau kemajuan politik yang diakui oleh badan-badan internasional.
"Sangatlah tepat untuk menggunakan kata 'terorisme' dan 'teroris' dalam menggambarkan serangan-serangan pada tanggal 7 Oktober, yang mencakup penargetan warga sipil secara sengaja dalam pembunuhan dan penculikan," demikian menurut memo tersebut.
Bahkan ketika warga sipil Palestina menjadi sasaran langsung, New York Times menahan diri untuk tidak menyebut serangan Israel yang berulang kali terhadap warga sipil Palestina dan tempat-tempat sipil yang dilindungi, seperti rumah sakit, sebagai "terorisme."
"Jika memungkinkan, hindari istilah tersebut dan buatlah lebih spesifik (misalnya Gaza, Tepi Barat, dan lain-lain) karena masing-masing memiliki status yang sedikit berbeda," kata memo tersebut.
Sumber New York Times, yang dikutip The Intercept, mengatakan bahwa menghindari istilah "wilayah pendudukan" cenderung mengaburkan sifat sebenarnya dari konflik tersebut, sejalan dengan narasi resmi Israel.
"Pada dasarnya Anda mengeluarkan pendudukan dari liputan, yang merupakan inti dari konflik ini," kata sumber tersebut kepada The Intercept.
"Ini seperti, 'Oh, jangan katakan pendudukan karena mungkin akan terlihat seperti kita membenarkan serangan teroris."