Obat palsu senilai Rp 95,7 miliar membanjiri Asia
Interpol membekuk 87 orang dari pelbagai negara yang diduga terlibat penyebaran obat palsu itu
Organisasi Kerja sama Polisi Internasional (Interpol) mengungkap peredaran obat palsu senilai USD 7 juta (setara dengan 95,7 miliar) yang tersebar ke segala penjuru Benua Asia. Dalam pernyataan pers mereka kemarin, obat palsu ini meliputi antibiotik, antihipertensi, hingga vaksi rabies.
"Obat palsu itu kami sita dari para apoteker dan pasar obat, juga yang dipasarkan melalui jalur internet," ujar juru bicara tim Interpol, seperti diberitakan Kantor Berita AFP, Selasa (22/12).
-
Bagaimana cara mengatasi rasa lapar palsu? Mengatasi rasa lapar palsu bisa dilakukan dengan menunggu sekitar 10–15 menit sebelum memutuskan untuk makan.
-
Apa itu obat cacing? Obat cacing, seperti namanya, dirancang untuk mengatasi infeksi cacing di dalam tubuh manusia. Cacing-cacing yang sering diatasi oleh obat cacing termasuk cacing gelang, cacing kremi, dan cacing pita.
-
Bagaimana cara merawat kuku palsu? Pilih Salon Perawatan Kuku yang Terpercaya
-
Apa itu Pallu Butung? Pallu Butung ini termasuk hidangan penutup khas Sulawesi Selatan tepatnya di Kota Makassar. Makanan tersebut banyak dicari ketika Bulan Ramadan karena cocok sebagai menu berbuka puasa.
-
Mengapa obat ini dikembangkan? Kehilangan gigi sering kali menjadi masalah bagi orang-orang yang mengidap kondisi ini, mulai dari masalah penampilan hingga masalah fungsional, seperti berkurangnya kemampuan menggigit.
-
Kenapa orang memakai kuku palsu? Kuku palsu, juga dikenal sebagai kuku artifisial, menambahkan lapisan atau cangkang pada kuku untuk menciptakan tampilan yang lebih menarik.
Interpol juga dikabarkan telah menahan 87 orang dalam operasi ini. Interpol mengajak serta lembaga pengawas obat dan badan hukum demi menangkal perluasan jaringan obat palsu di Asia.
"Operasi yang dinamakan Badai VI ini menunjukkan kehebatan dalam penentuan lokasi kelompok kriminal dalam kejahatan farmasi yang membahayakan bagi kesehatan masyarakat," ujar Aline Plancon, kepala interpol bidang kesehatan dunia dan unit keselamatan.
Disebutkan, negara Asia yang mencakup peredaran obat palsu seperti, Afghanistam, Kamboja, China, India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Badan PBB bidang kesehatan (WHO) juga membenarkan bila Asia adalah yang paling terkontaminasi penyebaran obat palsu, diikuti Amerika Latin, dan Afrika.
"Sistem farmasi, aturan hukum, dan pengecekan obat disana masih sangat lemah," tutup WHO.
(mdk/ard)