Pedang Kuno dari Zaman Besi Ini Ternyata Palsu, Begini Cara Ilmuwan Membuktikannya
Pedang-pedang itu dipalsukan untuk tujuan meningkatkan nilainya dalam perdagangan barang antik.
Tim peneliti dari Universitas Cranfield, ISIS Neutron dan Muon Source serta British Museum berhasil menggunakan metode pencitraan untuk mendeteksi keaslian pedang-pedang perunggu Iran yang diduga berasal dari Zaman Besi.
Dari hasil pencitraan itu terungkap senjata itu mengalami modifikasi modern yang signifikan untuk meningkatkan nilai komersialnya di pasar barang antik terlarang.
-
Apa benda kuno yang ditemukan di Desa Bawah Tanah dari Zaman Perunggu? Salah satu temuan utama adalah sebuah guci Zaman Perunggu yang hampir utuh, tingginya mencapai 35 cm, dan berusia sekitar 4.000 tahun.
-
Apa yang ditemukan di dalam panci kuno Zaman Perunggu? Penelitian terbaru yang menganalisis residu protein dari sebuah panci kuno pada Zaman Perunggu (3520-2250 SM) mengungkap apa yang dimakan oleh orang-orang di zaman itu.
-
Dimana pedang kuno itu ditemukan? Pedang ini kemudian dijuluki 'Excalibur dunia nyata'. Dilansir The Sun, pedang itu ditemukan dalam Sungai Vrbas yang panjangnya mencapai 241 kilometer, ketika para ahli arkeologi sedang melakukan penggalian di sebuah kastil di dekat Kota Zvecaj.
-
Dimana pedang-pedang kuno itu ditemukan? Arkeolog menemukan pecahan-pecahan metal dari tujuh pedang kuno berusia 3.000 tahun saat menggali daerah rawa di Mirow, Jerman.
-
Kapan pedang-pedang kuno itu ditemukan? Dalam siaran pers Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan pekan lalu disebutkan pecahan-pecahan itu muncul ke permukaan ketika parit digali, kata para pejabat.
Persenjataan Iran dari Zaman Besi menjadi hal yang penting untuk memahami teknologi pengerjaan logam di salah satu pusat inovasi metalurgi dunia di daerah Near East kuno.
Pengubahan dan pemalsuan senjata ini mempersulit upaya pelacakan evolusi teknik pengerjaannya.
Penemuan ini membantu mengungkap dan memberantas praktik tersembunyi dalam perdagangan barang antik ilegal.
Teknik pemindahan tomografi neutron
Dilansir Phys.org, peneliti menggunakan teknologi yang disebut tomografi neutron untuk melihat struktur internal objek termasuk penggunaan lem, bor, dan barang modern lainnya yang menempel.
Teknik tomografi neutron digunakan untuk membuat gambar hasil pencitraan sinar-X yang lebih canggih karena sebelumnya menggunakan teknik foton.
- Mau Dibangun Perumahan, Kuburan Kuno Orang Barbar dari Zaman Romawi Ditemukan di Jerman
- Meski Bintang 4 di Pundak, Panglima TNI Tak Gengsi Berdiri Antre Jajan di Pinggir Jalan 'Harga Merakyat'
- Paman di Tanjung Priok Tega Bunuh Keponakannya, Begini Kronologinya
- Kunjungi Pedagang Pasar Angso Duo Jambi, Anies Janji Bereskan Harga Sembako Jika jadi Presiden
Teknik ini sangat efektif dalam menyorot bahan organik, lem yang digunakan untuk memodifikasi benda, dan struktur bahan dalam objek.
Penelitian ini berhasil mengungkapkan adanya pengubahan bahan pada bilah pedang yang diganti dengan bilah perunggu, teknik seperti ini disebut “pastiche”.
Sebenarnya senjata-senjata ini disusun dengan artefak kuno yang asli tapi bukan pasangannya.
Teknik seperti itu menciptakan sejenis “monster Frankenstein” yang tersusun dari organ-organ yang berbeda-beda untuk meningkatkan nilainya.
Analisis yang dilakukan di ISIS Muon and Neutron Source, yang dioperasikan oleh Science and Technology Facilities Council di Oxfordshire mengungkap elemen konstruksi dan modifikasi terperinci, seperti penggunaan lem yang coba disembunyikan para pemalsu.
Dipamerkan di British Museum
Selain lem, terdapat lubang bor modern, yang teridentifikasi berdasarkan bentuk dan penampang melingkarnya. Anehnya, satu pedang bahkan berisi pecahan mata bor modern yang masih tertanam di senjatanya.
Dosen Senior di Universitas Cranfield, Nathaniel Erb-Satullo, mengatakan, "Iran telah menjadi pusat inovasi metalurgi selama ribuan tahun, meskipun banyak aspek dari tradisi ini kurang dikenal”
Membuktikan keaslian pedang kuno menggunakan teknik pencitraan canggih dengan tomografi neutron merupakan langkah penting dalam memberikan pengakuan yang lebih besar terhadap tradisi awal metalurgi kompleks ini," imbuhnya.
Pedang-pedang tersebut, rencananya akan dipamerkan di British Museum sebagai koleksi besar yang diperdagangkan sebelum dipulangkan ke Iran karena terbukti palsu.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti