Pegiat Tibet kembali bakar diri di China
Lelaki berusia 30-an tahun itu berlarian di jalan dengan separuh tubuh terbakar.
Seorang pria belum diketahui identitasnya kemarin membakar diri di jalanan Kota Ngaba, Provinsi Sichuan, barat daya China. Dia adalah bagian dari pegiat Tibet berunjuk rasa menuntut kemerdekaan wilayah kecil mayoritas Buddha itu.
Surat kabar the Guardian melaporkan, Selasa (7/8), pria diduga berusia lebih dari 30 tahun ini sebelumnya masih berorasi bersama rekan dari kelompok Pembebasan Tibet. Namun, mendadak dia sudah berlarian di jalan dengan separuh tubuh terbakar hebat. Polisi Kota Ngaba langsung memadamkan api dan membawa pria itu dengan ambulans ke rumah sakit terdekat.
Warga Tibet tersebar di seluruh dunia selama puluhan tahun terus berjuang memerdekakan diri dari penjajahan Negeri Panda itu. Mereka menilai negeri dipimpin Dalai Lama itu tidak pernah menggabungkan diri dengan pemerintahan Partai Komunis China.
Pada 1951 pemimpin China Mao Tze-Tung mengklaim Tibet diwakili Dalai Lama bersedia bergabung secara damai dengan Negeri Tirai Bambu. Namun kesepakatan ini dianggap rekayasa dan kisruh politik di kawasan dekat Gunung Everest itu tidak pernah berakhir sampai sekarang.
Salah satu cara para pegiat kemerdekaan, mulai dari biksu atau warga sipil, agar tuntutan mereka didengar adalah bakar diri, termasuk yang terjadi kemarin di Ngaba. Aksi itu kerap merenggut nyawa pelakunya.
Menurut mantan Perdana Menteri Tibet Lobsang Sangay yang sedang diasingkan, pegiat negara kecil itu memilih jalan bakar diri karena ditindas habis-habisan. "Pembakaran diri itu adalah sebuah cara menyatakan kebebasan, ‘Anda bisa menahan kebebasan saya tapi saya bisa memilih untuk mati jika saya ingin’,” ujar Sangay.