Pembantaian Israel di Beit Lahia Gaza, 73 Warga Palestina Tewas
Petugas kesehatan di Beit Lahiya menginformasikan Israel telah melakukan serangan terhadap sebuah gedung bertingkat di kota itu.
Setidaknya 73 warga Palestina, termasuk banyak wanita dan anak-anak, kehilangan nyawa akibat serangan Israel pada Sabtu (19/10/2024). Banyak pula yang mengalami luka-luka dalam insiden yang terjadi di kota Beit Lahiya, Jalur Gaza Utara. Menurut petugas medis dan laporan media Hamas, seperti yang dilansir oleh Alarabiya pada Minggu (20/10), serangan tersebut menghantam beberapa rumah.
Medhat Abbas, seorang pejabat senior dari kementerian kesehatan, menyatakan bahwa puluhan orang mengalami luka dan ada yang hilang akibat serangan itu. Petugas medis menginformasikan bahwa serangan tersebut menargetkan sebuah gedung bertingkat dan merusak beberapa rumah di sekitarnya.
- Serangan Udara Israel Tewaskan 111 Warga Gaza dalam 24 Jam
- Serangan Israel Makin Dahsyat, Gaza Utara Terisolasi dan Bantuan Tak Bisa Masuk
- Jumlah Sesungguhnya Warga Palestina Jadi Korban Haus Darah Israel di Gaza Terungkap, Sungguh Biadab!
- Menteri Israel Serukan Tentara Tembak Anak-Anak dan Perempuan Gaza yang Dekati Perbatasan
Militer Israel saat ini sedang menyelidiki laporan mengenai korban dari serangan udara yang terjadi di Gaza utara, menurut pernyataan seorang pejabat Israel. Pejabat tersebut menambahkan bahwa pemeriksaan awal menunjukkan bahwa angka-angka yang dilaporkan oleh kantor media Hamas tampaknya dibesar-besarkan dan tidak sesuai dengan informasi yang dimiliki oleh militer Israel.
Selain itu, pejabat kesehatan Palestina juga melaporkan bahwa usaha penyelamatan terhambat karena pemutusan layanan telekomunikasi dan internet yang berlangsung selama dua hari.
Pembersihan etnis
Pada hari yang sama, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan militer Israel telah mengakibatkan kematian 35 warga Palestina di seluruh wilayah kantong terseb.
"Ini adalah perang genosida dan pembersihan etnis. Pendudukan telah melakukan pembantaian yang mengerikan di Beit Lahiya," ungkap kantor media Hamas.
Menurut keterangan warga dan petugas medis, pasukan Israel semakin memperketat pengepungan di Jabalia, yang merupakan kamp terbesar dari delapan kamp bersejarah di kawasan itu. Mereka mengirimkan tank ke kota-kota terdekat, seperti Beit Hanoun dan Beit Lahiya, serta mengeluarkan perintah evakuasi kepada penduduk setempat.
Pejabat Israel menjelaskan bahwa perintah evakuasi tersebut bertujuan untuk memisahkan pejuang Hamas dari warga sipil. Mereka juga membantah adanya rencana sistematis untuk mengusir warga sipil dari Jabalia atau wilayah utara lainnya.
Situasi ini menciptakan ketegangan yang semakin meningkat di kawasan tersebut, di mana banyak warga sipil terpaksa meninggalkan rumah mereka dalam keadaan darurat. Keberlanjutan konflik ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai masa depan daerah tersebut dan keselamatan penduduk sipil yang terjebak di tengah pertempuran.