Kontroversi tewasnya lima jurnalis Australia di Balibo
TNI menegaskan kelima wartawan Australia itu terbunuh dalam baku tembak.
Hari ini, tepat 37 tahun lalu, lima wartawan saluran televisi Australia terbunuh di Kota Balibo, Timor-Timur (sekarang Timor Leste). Saat itu, Greg Shackleton (29 tahun), Tony Stewart (21 tahun), dan Gary Cunningham (27 tahun) dari HSV-7 (Channel Seven), serta Brian Peters (24 tahun) dan Malcom Rennie (29 tahun) dari TCN-9 (Channel Nine) sedang meliput invasi Indonesia ke wilayah itu.
Kelimanya sadar tentara Indonesia sudah mulai bergerak menuju perbukitan untuk menyerang kota. Namun, mereka percaya sebagai jurnalis, mereka tidak akan menjadi sasaran. Sampai akhirnya kelimanya terjebak di sebuah rumah milik penduduk setempat dan dieksekusi oleh pasukan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Sebelas tahun lalu, BBC melaporkan tim penyelidik dari Australia dan pemerintah Indonesia menyebut kelimanya tewas saat terperangkap di tengah pertempuran antara tentara Indonesia dan gerilyawan Fretilin. Tapi mantan pejuang perlawanan Timor-Timur mengatakan kelima jurnalis itu dibunuh oleh tentara Indonesia.
Mereka meminta Jaksa Mahkamah Kejahatan Internasional di Ibu Kota Dili, Muhammad Usman, menangkap mantan Menteri Informasi Muhammad Yunus Yosfiah, Christoforus da Silva, dan warga Timor-Timur Domingos Bere. Mereka dituduh terlibat kejahatan kemanusiaan.
Jika terbukti bersalah, mereka dihadapkan pada hukuman maksimum penjara seumur hidup. Usman mengatakan akan meninjau kembali bukti yang ada. "Petunjuk-petunjuk nantinya diproses atas dakwaan kejahatan perang," ujarnya.
Namun kisah berbeda kemudian dituangkan dalam bentuk film berjudul Balibo Five. Film dibuat tiga tahun lalu ini mengisahkan peristiwa Balibo Five dan dilatarbelakangi cerita mantan jurnalis senior Roger East. Saat itu East sedang menyelidiki kematian kelimanya. Di film itu East diperkenalkan dengan Wilayah Timor-Timur oleh Presiden Jose Ramos Horta.
Balibo memenangkan penghargaan Best Australian Film pada Australian Film Critics Association pada 2009. Di Indonesia, film ini dilarang beredar oleh Lembaga Sensor Film. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, mengakui larang itu buat menghindari pandangan negatif dunia terhadap Indonesia.
TNI mendukung larangan ini. Mereka menilai Balibo Five dapat merusak hubungan Indonesia dengan Timor Leste dan Australia. Mereka menegaskan lagi, kelima jurnalis Australia itu terbunuh dalam baku tembak.