Peneliti Dibikin Penasaran dengan Jejak Kaki Misterius Berusia 300.000 Tahun
Sebelumnya berbagai spekulasi terkait usia jejak kaki yang ditemukan di wilayah tebing El Asperillo itu muncul setelah jejak kaki itu ditemukan.
Sebuah jejak kaki misterius yang ditemukan dua tahun lalu di Andalusia, Spanyol awalnya dikira berusia 106.000 tahun. Namun berdasarkan penelitian terbaru, jejak kaki itu ternyata berusia hampir 300.000 tahun.
Usia jejak kaki yang sangat tua itu tidak menjadi masalah besar bagi para peneliti. Namun yang menjadi masalah bagi ahli paleontologi Profesor Eduardo Mayoral dari University of Huelva adalah siapa pembuat jejak kaki itu?
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Spanyol? Arkeolog di Spanyol menemukan sebuah prasasti berusia 2.600 tahun yang bertuliskan 21 simbol alfabet.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Spanyol? Ukiran batu berukuran 20 sentimeter (7,8 inci) baru-baru ini ditemukan selama penggalian arkeologi di dekat kota Guareña, Spanyol.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di kuburan massal Spanyol? Lebih dari 5.000 tahun lalu, pria, wanita, dan anak-anak yang mengalami luka di kepala dan luka akibat panah dikuburkan di kuburan massal Spanyol.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi di Spanyol? Sekelompok ahli paleontologi berhasil mengekstraksi 30 telur dinosaurus Titanosaurus dari sebuah batu seberat 2 ton di Spanyol utara.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di rumah mewah di Spanyol? Arkeolog menemukan kolam pemandian umum zaman Romawi kuno saat melakukan penggalian di sebuah ampiteater berusia 2.000 tahun di Merida, Spanyol.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Gua Simanya, Spanyol? Arkeolog dari IPHES-CERCA dan Universitas Barcelona menemukan seni batu Paleolitikum di gua Simanya, Spanyol.
Sebelumnya berbagai spekulasi terkait usia jejak kaki yang ditemukan di wilayah tebing El Asperillo itu muncul setelah jejak kaki itu ditemukan. Awalnya jejak kaki itu diyakini berusia lebih muda, namun berdasarkan analisis teknisi radioisotop Jorge Rivera dari University of Seville, dia menemukan jejak kaki itu ternyata berusia 295.000 tahun. Demikian dikutip darai Haaretz, Rabu (23/11).
Mayoral menjelaskan sekitar 300.000 tahun lalu, wilayah itu memiliki kontur tanah yang berbeda. Permukaan laut masih di bawah 60 meter sehingga manusia-manusia purba kala itu berjalan di dataran yang tinggi dan bukan pinggiran pantai.
Wilayah itu juga diyakini memiliki temperatur yang nyaman bagi kehidupan manusia purba kala itu.
Untuk mengetahui siapa pembuat jejak kaki itu, para peneliti harus melihat kepada bukti peninggalan mulai dari tulang belulang hingga alat-alat kuno yang digunakan.
Para peneliti menjelaskan dua juta tahun lalu, manusia purba atau spesies Hominin tinggal di wilayah Eurasia. Berbagai peninggalan seperti alat-alat kuno telah ditemukan di China hingga Georgia.
Sebelumnya di Spanyol sendiri, tulang rahang Hominin berusia 1.4 juta tahun pernah ditemukan di wilayah pegunungan Atapuerca. Tulang rahang itu diyakini milik manusia purba spesies Homo antecessor.
Namun pembuat asli jejak kaki itu masih belum diketahui meski terdapat beberapa spekulasi manusia purba pembuat jejak kaki itu.
“Fosil hominin Eropa dari Pleistosen Tengah berasal dari garis keturunan Neanderthal – Homo neanderthalensis atau Homo heidelbergensis sensu lato,” jelas Mayoral.
“Pertanyaan ini masih jauh dari terjawab, mengingat kurangnya catatan fosil dan gambaran evolusi baru dan lebih rumit yang diberikan oleh studi DNA kuno terbaru,” lanjutnya.
Mayoral menjelaskan masih banyak kandidat manusia purba yang dapat menjadi pembuat jejak kaki itu, seperti manusia purba dari Zaman Pleistosen Tengah.
Karena itu jejak kaki itu tidak mungkin dibuat Homo sapiens awal.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)