Penelitian: Kandungan Ganja Mampu Cegah Virus Corona Masuk ke Sel Manusia
Sebuah penelitian baru menyatakan senyawa ganja menunjukkan kemampuannya untuk mencegah virus yang menyebabkan Covid-19 memasuki sel manusia.
Sebuah penelitian baru menyatakan senyawa ganja menunjukkan kemampuannya untuk mencegah virus yang menyebabkan Covid-19 memasuki sel manusia.
Para peneliti di Oregon State University, Amerika Serikat (AS) menyampaikan, mereka menemukan sepasang asam cannabinoid - disebut asam cannabigerolic atau CBGA dan asam cannabidiolic atau CBDA - dapat mengikat mahkota protein (ujung lancip) pada SARS-CoV-2, menghalangi langkah penting dalam proses yang digunakan virus untuk menginfeksi manusia.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Apa yang dilakukan perajin batik di Giriloyo ketika pandemi COVID-19? “Pekerjaan kami hanya baca sholawat setiap hari. Saya berdoa sambil nangis,‘Ini kehendak-Mu ya Allah. Kalau memang Engkau menakdirkan seperti ini saya ikhlas’,” ujar Ninik mengenang kembali masa-masa sulit itu.
Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Natural Products, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (14/1).
Para ilmuwan masih terus berusaha menemukan berbagai alternatif pengobatan lainnya untuk Covid-19, yang kini sedang mengalami lonjakan di berbagai tempat di dunia setelah munculnya varian Omicron. Omicron telah mengambil alih Delta sebagai varian dominan dan disebut sangat menular.
Ganja diketahui memiliki sejumlah manfaat di bidang kesehatan. Namun sejumlah negara, termasuk Indonesia, menetapkan ganja sebagai tanaman ilegal untuk dikonsumsi secara bebas.
Namun tahun lalu, Komisi Obat dan Narkotika (CND) PBB memindahkan ganja dari Golongan VI ke Golongan I. Artinya, ganja dihapus dari daftar yang mengkategorikannya sebagai obat paling berbahaya, menjadi tanaman yang memiliki nilai untuk bahan pengobatan.
CND menyetujui rekomendasi WHO menghapus ganja dan getah atau resin ganja dari klasifikasi Daftar IV di bawah Konvensi Tunggal Obat-Obatan Narkotik 1961, di mana ganja dan turunannya dimasukkan dalam satu kategori dengan heroin dan candu atau opium.
Zat yang diklasifikasikan sebagai Daftar IV adalah bagian dari obat Daftar I. Artinya bahan ini tidak hanya dianggap 'sangat adiktif dan sangat rentan disalahgunakan' tapi juga dilabeli 'sangat berbahaya dan nilai medis atau penyembuhannya sangat terbatas'.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), ganja atau mariyuana adalah daun dan bunga kering tanaman ganja. Ganja mengandung senyawa yang dapat mengubah atau mengalihkan pikiran (misalnya, psikoaktif) seperti tetrahydrocannabinol, atau THC, serta senyawa aktif lainnya seperti cannabidiol, atau CBD, yang tidak mengalihkan atau mengubah pikiran.
CDC dalam situs resminya menjelaskan, tanaman ganja mengandung bahan kimia yang dapat membantu mengatasi gejala beberapa masalah kesehatan. Namun menurut CDC, tidak ada cukup penelitian untuk menunjukkan seluruh tanaman berfungsi untuk mengobati atau menyembuhkan. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) belum mengakui atau menyetujui tanaman ganja sebagai obat.
Dua obat telah dibuat sebagai pil dari bahan kimia dari tanaman ganja seperti THC. Obat ini dapat mengobati mual pada menderita kanker dan membangkitkan nafsu makan pada penderita AIDS.
Bahan kimia ganja lain yang sedang dipelajari oleh para ilmuwan, disebut cannabidiol (CBD), tidak membuat mabuk karena bekerja di berbagai bagian sistem saraf dibandingkan THC. Menurut para ilmuwan, CBD dapat membantu anak-anak yang sering kejang, yang tidak dapat dikontrol dengan obat lain. Beberapa penelitian mulai memperhatikan apakah bahan ini cukup membantu.
Dikutip dari MedicineNet, ganja obat atau medical marijuana digunakan untuk mengatasi rasa sakit, mual, otot kejang, kecemasan, autisme, epilepsi, epilepsi, dan sklerosis.
(mdk/pan)