Prostitusi Negeri Samba jelang Piala Dunia
Pelacuran usia muda menjadi biasa di sana.
Seorang perempuan bertubuh kurus tampak berkeliaran di pinggir jalan berdebu dengan gaun yang minim. Matanya memandang kosong pada sebuah jalan di Brasil. Sudah pagi buta, sekitar pukul 02.00 waktu setempat dan dia lebih memilih membentang mimpi buruk di jalanan ketimbang di atas kasur.
Meski dandanan terlihat dewasa sesungguhnya dia masih anak-anak. Usianya baru 11 tahun dan biasa disapa dengan nama Leliah. Meski kakinya kecil dan rapuh dia menjual dirinya untuk setiap sopir truk dan pekerja serabutan yang bersedia membayar, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Rabu (13/11).
-
Apa itu katak kutu Brazil? Katak kutu Brazil yang memiliki nama ilmiah Brachycephalus pulex termasuk kelompok hewan amfibi dan juga vertebrata.
-
Di mana katak kutu Brazil ditemukan? Kini, telah lebih dari satu dekade yang lalu, sebuah tim di bawah pimpinan Mirco Solé telah menerbitkan penelitian ekstensif tentang spesies katak yang sulit ditangkap dan hanya dapat ditemukan di dua lereng bukit berhutan di Bahia, Brazil Selatan itu.
-
Bagaimana cara laba-laba Brazil berburu? Berbeda dengan kebanyakan laba-laba yang membangun jaring untuk menangkap mangsa, laba-laba Brazil menggunakan metode berburu yang berbeda. Laba-laba ini mengandalkan keterampilan berburu aktif dan memiliki racun neurotoksik yang sangat mematikan untuk melumpuhkan mangsanya.
-
Kapan laba-laba Brazil aktif berburu? Arakhnida dikenal sebagai laba-laba pengembara karena mereka tidak membuat jaring, melainkan berkeliaran di lantai hutan pada malam hari untuk berburu mangsa.
-
Siapa yang menemukan katak kutu Brazil? Pada tahun 2011, Mirco Solé yang merupakan seorang peneliti di Universitas Negeri Santa Cruz di Brazil, berhasil menemukan katak kutu Brazil, seekor amfibi dan vertebrata yang berukuran sangat kecil.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Brasil? Reptil purba dengan tangan besar dan cakar panjang ditemukan di selatan Brasil.
"Saat selesai mereka melempar saya dari kendaraan," katanya menunjukkan lengan yang memar dan terkadang harus kena pukulan. "Kadang mereka membiarkan turun dengan baik, tapi kadang ditendang dan pernah terbentur beton," katanya tersenyum. Ini semua dilakukan dia demi uang Rp 185 ribu.
Jurnalis Inggris Matt Roper berkesempatan bertemu Leliah dan mengajak dia mengubah hidupnya. Tak hanya Leliah masih ada ribuan gadis muda dijual dan menjual dirinya untuk seks dengan biaya paling murah Rp 150 ribu. Mereka ada setiap 16 kilometer di jalan tol dari Kota Rio de Janerio ke Kota Fortaleza terkenal dengan jalan neraka.
Roper melihat epidemi pelacuran yang mengenaskan dan melibatkan banyak gadis kecil tidak berdosa. "Mereka rentan, sendirian, tanpa perlindungan. Saya miris," ujar Roper. Tak satu pun kisah gembira keluar dari mulut mereka dan paling menyakitkan pemerintah tidak mampu menyelesaikan lantaran jumlahnya terlalu banyak dan dilakukan di tempat-tempat tidak mampu dijangkau dan tidak dilaporkan.
Kasus demi kasus banyak mengerikan. Ada gadis bernama Mara diperkosa saat usia 11 tahun dan hamil. Dia akhirnya memilih aborsi dengan cara mengerikan yakni dicongkel menggunakan gantungan baju. Pendarahan dan hampir lewat nyawa, demikian pengalaman Mara kini 16 tahun tidak melupakan kejadian itu. Dia kini berjualan narkotika. Ada pula Mariana dijual oleh ibu kandungnya sendiri. Sang ibu pula mengantarkan dia menemui orang sudah membayar untuk mencicipi tubuhnya. Dengan rakus, ibu Mariana merebut uang bayaran keperawanan anaknya dan dibelikannya rokok.
Sikap santai Brasil dalam menghadapi prostitusi di bawah umur sudah lama mendapat kecaman internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) khusus menangani masalah anak (UNICEF) memperkirakan setidaknya ada 250 ribu anak usia belasan di Brasil sudah terjerat pelacuran. Padahal peraturannya jelas mereka yang terlibat penjaja kenikmatan ini dihukum hingga empat dekade namun berkali-kali pula Roper menemukan fakta tak satu pun dari pelaku penjualan anak demi seks diberikan sanksi. Mereka kebal hukum.
Menjadi tuan rumah Piala Dunia 2016 ternyata masih banyak pekerjaan rumah Brasil termasuk mengatasi prostitusi anak-anak ini.
(mdk/din)