Putra pendiri Hamas: Negara Palestina cuma angan-angan belaka
Dia pernah menjadi mata-mata intelijen Israel, Shin Bet.
Mosab Hassan Yousef, 36 tahun, putra salah satu pendiri Hamas yang menjadi mata-mata Israel lebih dari satu dekade, mengatakan negara Palestina tidak lebih hanya angan-angan belaka.
Mosab Yousef adalah putra sulung dari Hassan Yousen, salah satu pentolan Hamas di Tepi Barat. Dia mengatakan pemerintahan saat ini yang ingin mendirikan negara Palestina sesungguhnya sedang 'bermain api', seperti dilansir surat kabar the Telegraph, Sabtu (22/11).
Mosab, dikenal dengan nama alias "Pangeran Hijau" direkrut untuk bekerja sebagai mata-mata intelijen Israel, Shin Bet, pada usia 17 tahun.
Setelah dia pindah dan meminta suaka ke Amerika Serikat pada 2007, Mosab mengungkapkan identitasnya dan menulis memoar.
"Tujuannya adalah untuk menceritakan apa yang saya alami," kata dia kepada The Telegraph.
Mousab mengaku selama jadi mata-mata dia kerap duduk satu meja dengan Yasser Arafat dan para pentolan faksi Palestina.
"Di satu sisi saya bekerja sebagai intelijen Israel. Saya melihat dari sisi mereka. Berapa banyak orang di sana melihat kebenaran dari sisi yang lain? Sungguh suatu kejahatan jika saya tidak menceritakannya."
Mousab pekan ini ada di Ibu Kota London, Inggris, untuk menggalang dana bagi para korban teror.
Dia mengaku semasa kecil sangat membenci Israel karena ayahnya dipenjara oleh Negeri Zionis itu. namun setelah dia melihat penyiksaan pendukung Hamas terhadap orang Palestina yang menjadi mata-mata Israel, dia mulai mempertanyakan keyakinannya.
"Menginginkan Palestina menjadi negara adalah angan-angan belaka Itu mustahil terjadi. Israel tidak akan membuka perbatasan bagi rakyat Palestina karena mereka tidak mau terjadi holocaust lagi," kata dia.