RS Indonesia di Gaza Berhenti Beroperasi, Pasien Korban Serangan Israel Tak Tertampung
Jumlah pasien korban serangan Israel yang ditangani RS Indonesia di Gaza melampaui kapasitas dan terus berdatangan setiap waktu.
Jumlah pasien korban serangan Israel yang dirawat di RS Indonesia di Gaza telah melebihi kapasitas.
RS Indonesia di Gaza Berhenti Beroperasi, Pasien Korban Serangan Israel Tak Tertampung
Video dari dalam rumah sakit menunjukkan, warga Palestina yang terluka berjejer di lorong-lorong rumah sakit dan terbaring di tengah genangan darah.
Sumber: Al Jazeera
"Kami tidak dapat memberikan layanan apapun lagi, kami tidak bisa menyediakan tempat tidur kepada pasien," ujar al-Kahlout kepada Al Jazeera pada Kamis.
Foto: FadiAlwhidi/Reuters
Dia mengatakan 45 pasien membutuhkan "tindakan bedah mendesak" dan meminta ambulans untuk tidak membawa lebih banyak orang terluka ke fasilitas tersebut karena kapasitas yang terbatas.
Direktur RS ini mengatakan departemen rumah sakit "tidak dapat melaksanakan pekerjaan mereka." Para petugas kesehatan di rumah sakit tersebut mengeluhkan kekurangan pasokan yang kritis.
"Kami tidak punya tempat tidur," kata seorang petugas kesehatan kepada Al Jazeera saat berkeliling di sekitar gedung.
"Orang ini membutuhkan unit perawatan intensif," tambahnya sambil menunjuk seorang pemuda yang terbaring di tanah sambil dirawat oleh seorang perawat.
"Dan (di sini)," katanya sambil menunjuk pasien lain dengan kaki diamputasi, "kami tidak punya obat."
"Kami menerima orang-orang yang terluka dari Wadi Gaza hingga Beit Hanoon," ujarnya, "ada yang sudah di sini selama 10 hari."
Abu Azzoum menambahkan, rumah sakit tidak dapat memindahkan korban luka ke tempat lain.
"Semua rumah sakit di Kota Gaza dan wilayah utara telah berhenti beroperasi," kata al-Kahlout.
RS Indonesia, yang terletak di dekat kamp pengungsi Jabalia, yaitu kamp pengungsi terbesar di Gaza, juga menjadi tempat berlindung bagi ratusan pengungsi.
Foto: FadiAlwhidi/Reuters
Daerah sekitar rumah sakit ini terkena serangan berkali-kali oleh pasukan Israel, dengan setidaknya dua warga sipil tewas dalam serangan tersebut antara 7-28 Oktober, menurut Human Rights Watch.
Militer Israel menuduh RS Indonesia digunakan untuk menyembunyikan pusat komando dan kendali bawah tanah untuk Hamas. Pejabat Palestina dan perwakilan Indonesia yang mendanai pembangunan RS membantah tuduhan tersebut.
Lebih dari 11.400 orang tewas, termasuk lebih dari 4.600 anak-anak, dalam serangan Israel di Gaza, menurut otoritas kesehatan Palestina. Israel juga menghentikan pasokan air, makanan, listrik, dan bahan bakar, dengan lembaga bantuan memperingatkan tentang bencana kemanusiaan di wilayah tersebut.
Sumber: Al Jazeera