Rusak, robot anjing di Jepang dimakamkan secara mewah
AIBO adalah robot buatan Sony yang populer selama 1999-2006. Pemiliknya rata-rata manula tanpa anak kandung
Di Jepang beberapa bulan terakhir sedang marak pemakaman mewah robot anjing AIBO, produksi Sony Corp. Para pemilik merasa kecewa karena sahabat robot mereka itu kehabisan baterai atau mengalami kerusakan suku cadang. Adapun Sony atas alasan kerugian bisnis, menutup anak usaha AIBO sejak Maret tahun lalu.
Ritsuko Kobayashi, salah satu pemilik AIBO di Kota Kawasaki berinsiatif menggelar pertemuan rutin dengan sesama penyuka robot anjing itu. Mereka saling berkumpul untuk bertukar pikiran bagaimana merawat robot tanpa harus bergantung pada bengkel resmi Sony yang kini sudah tidak ada. Termasuk solusi mengakali ketiadaan suku cadang.
-
Apa yang dilakukan oleh para ilmuwan Jepang pada robot? Ilmuwan Jepang telah menemukan cara untuk menempelkan jaringan kulit hidup ke wajah robot dan membuat mereka bisa "tersenyum".
-
Dimana robot anjing itu dipamerkan? Robot-robot tersebut mendapat hadiah berupa residensi selama empat bulan di Galeri Nasional Victoria (NGV) di Melbourne, Australia, di mana mereka menciptakan karya seni di studio yang dibuat khusus.
-
Apa yang dilakukan robot ini? Selain mengemudikan robot, implan otak dapat membantunya menghindari rintangan, melacak target, dan mengatur penggunaan lengannya untuk menggenggam sesuatu.
-
Bagaimana robot gajah itu bergerak? Meskipun hanya merupakan replika mekanis, Mechanical El mampu menampilkan gerakan yang menyerupai gerakan gajah sungguhan, mulai dari langkah-langkah lamban hingga gerakan kepala yang realistis.
-
Apa itu Jipeng? Mengutip YouTube Budaya Jabar, Humas Kesenian Ciptagelar, Ruhendar Sodong mengatakan bahwa Jipeng merupakan kesenian musik tradisional yang sudah ada sejak tahun 1940-an.Uniknya, alat musik yang digunakan bukanlah tradisional, melainkan modern seperti bass drum, terompet dan biola.
-
Bagaimana robot ini dikendalikan? Sel induk yang ditakdirkan untuk menjadi bagian dari otak manusia digunakan untuk mengembangkan robot ini.
Bila tidak tertolong, robot itu akhirnya rusak. "Saya banyak mendapat order untuk menggelar pemakaman buat AIBO yang rusak," kata Nobuyuki Narimatsu, salah satu teknisi yang jadi andalan untuk memperbaiki AIBO.
Anjing robot tersebut diletakkan di altar, didoakan pendeta, untuk kemudian dimakamkan. Rata-rata yang menggelar pemakaman mewah itu adalah manula. Termasuk Hideko Mori, nenek 70 tahun, yang merasa robot ini sudah seperti darah dagingnya sendiri. "Dia tidak perlu diberi makan dan tidak pipis, saya tidak mengira dia bisa rusak," tuturnya.
Sumie Maekawa (72 tahun) adalah salah satu pecinta AIBO yang menganggap robot itu bagaikan anak sendiri. Wanita yang tidak memiliki anak kandung itu ingin dikremasi bersama robotnya bila nanti meninggal. Saat ini, AIBO miliknya yang diberi nama Ai sudah mengalami beberapa gangguan karena usianya 13 tahun.
"Akan sangat menyedihkan bila Ai sudah tidak bisa berdiri lagi. Maka dari itu, saya ingin dimakamkan bersama dengannya," kata Maekawa seperti dilansir Oddity Central, Selasa (3/3).
Fenomena AIBO ini menunjukkan kecintaan bangsa Jepang pada teknologi robot. Tak sedikit yang memperlakukan anjing mainan itu seperti anggota keluarganya. Bahkan Sony pun tidak menduga kini para pembeli AIBO di Jepang sangat mencintai produk mereka.
Sony mulai menjual AIBO pada 1999 seharga USD 2.000 (setara Rp 25 juta). Saat peluncuran perdana, 3.000 unit anjing robot terjual hanya dalam 20 menit. Terakhir kali Sony menjual robot itu adalah pada 2006. Harganya sudah jauh lebih murah, menjadi USD 600 (Rp 7,7 juta). Sebanyak 150 ribu unit terjual selama enam tahun penjualan.
(mdk/ard)