Sejak Kapan Manusia Makan Ikan? Begini Sejarahnya
Sekelompok nenek moyang manusia purba berkumpul di tepi danau atau sungai purba Kenya. Mereka mencari ikan dan hewan air menggunakan peralatan batu.
Ikan menjadi konsumsi banyak manusia di masa sekarang. Hewan air ini disajikan dengan beragam cara, seperti digoreng, dibakar, direbus, atau mungkin dimakan secara langsung seperti yang kita jumpai pada salmon di sushi.
Ternyata, memakan ikan secara langsung sudah dilakukan sejak jutaan tahun lalu oleh nenek moyang manusia.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Inggris? Temuan ini disebut satu-satunya di dunia, telur yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya. Ini satu-satunya telur di dunia yang ditemukan dalam kondisi utuh kendati telah berumur 1.700 tahun.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
-
Mengapa para arkeolog mempelajari makam ini? Wali kota Corinaldo Gianni Aloisi mengatakan temuan tambahan di pekuburan Nevola semakin menunjukkan pentingnya area tersebut dan mungkin "memungkinkan kita untuk mengenal, dan mungkin menulis ulang, sejarah koleksi kita."
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Inggris? Baru-baru ini arkeolog menemukan kapak genggam prasejarah di Inggris. Ilmuwan takjub dengan ukuran perkakas berusia 300.000 tahun ini, yang dinilai sangat besar.
-
Mengapa penggalian arkeologi ini dianggap penting? "Situs ini memiliki (peninggalan) arkeologi yang luar biasa dan memudahkan kita mendapatkan pemahaman seperti apa kehidupan orang-orang yang menempati negeri ini pada abad ketujuh."
Siapakah mereka? Simak penjelasan yang dilansir dari science.org.
Sekitar 1,95 juta tahun yang lalu, sekelompok nenek moyang manusia purba berkumpul di tepi danau atau sungai purba Kenya.
Mereka mencari ikan dan hewan air menggunakan peralatan batu. Peralatan ini berfungsi untuk memotong tulang lele, mengeluarkan isi perut kura-kura, dan membuang kaki buaya.
Ratusan tulang dan ribuan peralatan batu
Sisa-sisa kebiasaan nenek moyang manusia ini ditemukan dalam bentuk ratusan tulang sisa dan ribuan peralatan batu.
Bukti ini mungkin menjadi tanda manusia purba pertama kali yang memakan hewan air dan ikan.
Manusia ini adalah Homo Erectus. Manusia purba ini dilaporkan memiliki otak yang jauh lebih besar dari manusia purba lainnya.
Awalnya ahli menduga jika pertumbuhan otak yang lebih besar ini dipengaruhi oleh konsumsi daging pada 2 juta tahun lalu. Namun, bukan daging, melainkan sisa-sisa konsumsi ikan yang ditemukan di dekat rumah Homo Erectus.
Kelompok mereka yang dahulu memiliki rumah di Koobi Fora, Kenya. Tepat di utara rumah tersebut, ada sisa-sisa ribuan serpihan batu primitif, beragam tulang dengan rincian: 48 hewan air dan darat, 41 tulang lele dan 15 tulang ikan lainnya, termasuk tulang hewan air tawar seperti buaya dan kura-kura.
Akan tetapi, para ahli belum yakin jika Homo Erectus adalah pemakan ikan pertama di dunia. Bisa saja sampah-sampah makanan tersebut sengaja ditinggalkan oleh manusia purba lain.
Lokasi yang basah
Ahli paleoantropologi di Universitas George Washington, Brian Richmond, mengatakan penemuan tersebut menjadi sinyal bahwa nenek moyang manusia dahulu memiliki pola makan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan otak mereka.
"Di sini kita melihat bukti konklusif pertama hominin memakan ikan sebelum terjadi peningkatan dramatis dalam pertumbuhan otak," ujar Richmond.
"-segala jenis jaringan hewan yang bisa mereka dapatkan," tambahnya.
Uji karbon terhadap gigi hewan oleh ahli geokimia Naomi Levin dari Universitas John Hopkins menyiratkan hewan itu dimakan di lokasi yang basah, daerah yang dipenuhi pohon, mungkin di pinggir hutan di sepanjang sisi sebuah sungai atau danau.
Reporter magang: Yobel Nathania
(mdk/pan)