Sekte Sesat Bikin Geger di Malaysia, 400 Bocah Jadi Korban Pelecehan Seksual
Sekte sesat ini sudah beroperasi sejak lama dan kerap menjadi topik perbincangan masyarakat.
Kepala kepolisian Malaysia Razarudin Husain kemarin mengumumkan, pihaknya menyelamatkan lebih dari 400 anak dari 20 tempat penampungan di sekitar Kuala Lumpur, Malaysia yang diduga menjadi korban pelecehan seksual sebuah sekte Islam sesat.
Mayoritas korban diduga terdiri dari 201 anak laki-laki dan 201 anak perempuan berusia 1 hingga 17 tahun. Mereka akan dibawa ke Akademi Pelatihan Kepolisian untuk menjalani pemeriksaan kesehatan, kata Razarudin Husain, dalam konferensi pers di Kuantan, Pahang, seperti dilansir South China Morning Post, Rabu (11/9).
- 5 Kesalahan Sepele yang Bikin Rambut Rontok, Salah Satunya Cara Keramas yang Salah
- Dilecehkan di KRL, Cewek ini Punya Nyali Tak Sembarangan Langsung Lawan Hingga Tantang Pelaku
- Setelah Dituduh Lakukan Kekerasan Seksual, Melki Kini Diserang dengan Isu Penyuka Sesama Jenis
- Dari Jauh Bulat dari Dekat Segitiga, Apakah Itu? Berikut Jawabannya yang Menjebak
Lebih dari 170 orang dewasa yang bertugas mengasuh anak, imam, dan penjaga asrama ditangkap untuk penyelidikan lebih lanjut.
“Para pengasuh ketahuan menyentuh bagian tubuh korban yang diduga sebagai bagian dari ritual medis. Praktik indoktrinasi anak-anak dengan membangun unsur agama itu mengerikan,” kata Razarudin.
Setelah penggerebekan tersebut, pihak polisi menghubungkan kasus ini dengan kelompok Global Ikhwan Services & Business Holdings (GISBH) yang diduga dalang dari tindak kejahatan kepada anak-anak itu.
Anggota GISBH diketahui merupakan bagian dari sekte Al-Arqam yang dinyatakan sesat oleh otoritas agama Malaysia pada 1994.
Bekerja sebagai pengemis
Sejak 2011 hingga 2024, polisi telah menerima 49 laporan terkait kegiatan GISBH, sebagian di antaranya berasal dari anggota yang sudah keluar dari kelompok tersebut.
Juru bicara GISBH Mokhtar Tajuddin mengatakan tuduhan kepala polisi tidak berdasar.
"Saya membantah keras, padahal GISBH menekankan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari," kata Mokhtar kepada This Week in Asia.
Kelompok tersebut sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan yang membantah tuduhan lain terkait dugaan eksploitasi anak untuk bekerja sebagai pengemis bagi kelompok mereka.
“Kami tidak akan pernah berkompromi dengan aktivitas apapun yang melanggar hukum terutama yang melibatkan anak-anak sebagai pekerja,” bunyi peringatan itu.
Selama beberapa tahun belakangan, GISBH selalu menjadi perbincangan karena promosi kegiatannya terhadap poligami dan Klub Istri Patuh, sebuah organisasi keagamaan Islam internasional yang mendorong para istri untuk bertindak sebagai “pelacur kelas satu” untuk mencegah suami selingkuh.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti