Turki Siap Kirimkan Pengamat ke Xinjiang untuk Pantau Nasib Muslim Uighur
Sejak kerusuhan di Xinjiang pada 2009, China menambah personel polisi di wilayah tersebut dan mendirikan apa yang disebutnya "fasilitas pendidikan kejuruan" untuk orang Uighur dan sekelompok etnis minoritas lain, seperti Kazakh dan Kirgiz.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan negaranya tengah bersiap untuk mengirim "tim pengamat" ke provinsi terbarat China, Xinjiang, rumah bagi etnis minoritas Uighur yang sedang menjadi sorotan.
Reuters melaporkan, pengiriman tim itu akan dilakukan setelah Ankara membahas situasi Uighur dengan China, seperti dikutip dari situs berita Turki Ahval News, Rabu (31/7).
-
Mengapa warga Uighur merasa diperlakukan tidak adil di China? Abdul mengatakan, saat ini terdapat ratusan tempat pengungsian konsentrasi yang mengelilingi pemukiman warga Uighur. Kamp konsentrasi ini diperkenalkan kepada dunia internasional sebagai pusat pendidikan. Namun kenyataannya kamp konsentrasi tersebut ditujukan untuk menghapuskan identitas agama dan bangsa Uighur serta membuat mereka lupa seorang muslim."Penerintah komunis China mengkriminalisasi praktek Islam yang normal," kata Abdul.
-
Apa yang terjadi pada warga Uighur di China yang membuat mereka terpisah dari keluarga? Abdul mengaku mendapat telepon dari kerabat di Shanghai pada September 2017. Menurut Abdul, kerabatnya itu mengabarkan bahwa adiknya diambil dari kamp konsentrasi warga Uighur di China. "Dan kemudian mereka tidak tahu tentang orang tuaku. Itu terakhir kali aku mendengar kabar dari mereka," ujar Abdul ketika menjadi narasumber pada agenda konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' diselenggarakan oleh OIC Youth Indonesia di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Siapa yang menganggap pelanggaran HAM di China terhadap warga Uighur sebagai tindakan pelanggaran HAM? Presiden Organization of Islamic Conference (OIC) Youth Indonesia, Astrid Nadya Rizqita menilai banyak dugaan pelanggaran HAM dalam persoalan warga Uighur."Kalau merujuk pada HAM, kebebasan beragama, itu banyak sekali hal-hal yang melanggar HAM," kata Astrid saat menyampaikan pidato pembukaan di konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Bagaimana cara Indonesia bisa membantu warga Uighur di China? Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang menganut prinsip non-intervensi juga bukan berarti hanya bisa diam, tetapi dapat menerapkan mekanisme dialog ataupun diplomasi untuk ikut bersuara dalam permasalahan dunia. "Ini bukan berarti kita diam atau memalingkan kepala. Namun, bukan berarti indonesia juga langsung lantas berangkat ke sana, tapi kita dapat menggunakan mekanisme dialog dan diskusi," ujar Astrid.
-
Apa yang diprotes bocah Turki itu? Dengan nada tinggi, bocah itu memprotes alasan penjual toko menjual produk Israel.
-
Siapa yang diprotes bocah Turki itu? Bocil Turki Marah-Marah ke Pemilik Toko karena Jual Produk Israel, Gebrak Meja Minta Hentikan Penjualan Bocah itu kesal karena pemilik toko memberikannya keripik buatan Israel tanpa sepengetahuannya.
Sejak kerusuhan di Xinjiang pada 2009, China menambah personel polisi di wilayah tersebut dan mendirikan apa yang disebutnya "fasilitas pendidikan kejuruan" untuk orang Uighur dan sekelompok etnis minoritas lain, seperti Kazakh dan Kirgiz.
Panel HAM PBB pada Agustus 2018 menyebut bahwa setidaknya "jutaan" orang Uighur di Xinjiang ditampung dalam fasilitas tersebut.
Terkait kehadiran fasilitas itu, kelompok-kelompok hak asasi seperti Human Rights Watch (HRW) menuduh Beijing melakukan kampanye massal pelanggaran sistematis hak asasi manusia terhadap Uighur yang masuk dalam kelompok Bangsa Turk.
Tetapi, China menjustifikasi kehadiran fasilitas itu, yang disebutnya sangat diperlukan untuk menanggulangi benih-benih "separatisme, radikalisme dan ekstremisme."
Turki adalah satu-satunya negara Muslim yang secara konsisten menyatakan keprihatinan tentang situasi di Xinjiang, termasuk baru-baru ini Februari, ketika Ankara menggambarkan fasilitas itu sebagai "noktah besar bagi kemanusiaan" dan meminta Beijing untuk menutupnya.
Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dikutip oleh televisi pemerintah China mengatakan bahwa orang-orang di wilayah Xinjiang "hidup bahagia dalam pembangunan dan kemakmuran China," selama kunjungan resmi ke negara itu awal bulan ini.
Diperkirakan 35.000 orang Uighur tinggal di Turki, yang telah menjadi tempat aman (safe haven) bagi eksil dari Xinjiang sejak 1960-an.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pemerintah China: Sebagian Besar Warga Uighur di Kamp Xinjiang Sudah Bebas & Bekerja
Suara yang Menolak Bungkam, Melarikan Diri Bukanlah Solusi Bagi Muslim China
Merek Ternama Dunia Diduga Dipasok Bahan dari China yang Pekerjakan Muslim Uighur
22 Negara Kecam Perlakuan China terhadap Minoritas Muslim Uighur
Tiongkok Disebut Paksa Install Malware ke Turis, Data Pribadi Terlacak
Mahathir: Ketika China Miskin Kita Takut, Mereka Kaya Kita Semakin Takut