7 Kucing Liar Asal Indonesia Ini Langka dan Hampir Punah
7 kucing liar di Indonesia yang langka dan terancam punah
Kucing adalah hewan lucu yang akrab ditemui di jalan Indonesia. Tapi 7 kucing asli Indonesia ini menurut IUCN kini masuk dalam kategori hewan langka dan terancam punah.
7 Kucing Liar Asal Indonesia Ini Langka dan Hampir Punah
Populasi kucing-kucing yang banyak hidup di hutan ini terus berkurang karena berbagai hal, mulai dari habitatnya hilang, ancaman permukiman manusia dan tentu saja perburuan liar yang sangat meresahkan.
Ini dia kucing asal Indonesia yang jumlahnya tinggal beberapa dan belum tentu bisa kita temukan lagi di masa depan.
-
Kenapa kucing muntah cacing? Penyebab kucing muntah cacing, biasanya terjadi karena infeksi jenis cacing parasit di dalam tubuhnya. Seperti cacing gelang, cacing, tambang, cacing pita, atau cacing hati. Dari beberapa jenis ini, yang paling umum menyebabkan infeksi adalah cacing gelang.
-
Bagaimana kucing berkeringat? Kucing memiliki kelenjar keringat terletak di bagian bawah bantalan kakinya. Kelenjar ini berbeda dari manusia yang memiliki kelenjar keringat di seluruh tubuh.
-
Kutu kucing apa saja yang sering dialami kucing? Kutu kucing menjadi salah satu masalah kesehatan yang sering dialami hewan lucu ini.
-
Bagaimana orang-orang di masa lalu memandang kucing? Sejak zaman Mesir Kuno, kucing telah dipercaya dapat melindungi mereka dari segala kejahatan. Di Mesir Kuno, mereka juga percaya bahwa mata kucing mencerminkan sinar matahari dan melindungi umat manusia dari kegelapan dan keputusasaan. Sementara bagi orang Eropa yang hidup di daerah pedesaan, kucing dipercaya memiliki peran yang sangat penting untuk panen yang baik. Jadi, kucing diperlakukan dengan sangat hormat dan perhatian.
-
Apa saja ciri-ciri kucing cacingan? Ciri-ciri kucing cacingan dapat bervariasi tergantung pada jenis cacing dan tingkat infeksi. Namun, ada beberapa tanda yang harus perhatikan: 1. Tidak Selera Makan: Kucing cacingan umumnya tidak memiliki selera makan yang baik. Kandungan cacing dalam perut kucing dapat membuatnya tidak nyaman dan bahkan menyebabkan sakit perut atau radang selaput usus. 2. Berat Badan Turun: Meskipun kucing mungkin makan dengan lahap, Moms mungkin melihat bahwa berat badannya turun. Ini bisa terjadi karena cacing mencuri nutrisi dari makanan kucing. 3. Sering Haus: Jika kucing terlihat sering minum tapi tidak mau makan, ini bisa menjadi gejala kucing cacingan. 4. Gusi Memutih: Gusi kucing yang memutih adalah tanda kurangnya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh karena dimakan oleh cacing. 5. Ada Cacing pada Feses: Jika kotoran kucing berwarna gelap dan terdapat cacing, itu menandakan kehilangan darah di dinding usus kucing. 6. Muntah-Muntah: Kucing yang mengalami muntah-muntah dan perut buncit dapat menunjukkan adanya cacing di saluran pencernaan. 7. Menyeret Pantat: Perilaku kucing menyeret pantatnya di sepanjang lantai dapat menjadi tanda iritasi dalam pencernaan akibat cacing. 12. Diare: Kucing cacingan dapat mengalami diare, yang seringkali disertai perubahan pada feses. 13. Kotoran Berubah Gelap: Diare pada kucing yang disebabkan oleh cacing bisa mengakibatkan perubahan warna feses menjadi gelap.
-
Kucing mengeong untuk apa? Para pemilik kucing tentu saja akan tahu bahwa sebetulnya meongan kucing tidaklah memiliki arti yang sama. Ketika kucing marah, bahagia atau meminta makan bahkan perhatian mereka akan mengeong dengan cara yang berbeda.
Kucing yang tersebar di berbagai negara Asia ini banyak mendiami wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan.
Karakteristik tubuhnya tidak jauh berbeda dengan kucing domestik. Tetapi mereka memiliki ciri khas pada corak bulunya yang bertutul seperti macan. IUCN Red List mengatakan jika Kucing Kuwuk masih masuk dalam kategoru least concern, atau tidak termasuk hewan yang harus dilindungi.
Tapi dalam waktu beberapa tahun terakhir, populasi kucing ini mulai berkurang drastis di sejumlah wilayah. Animal Diversity melansir jika perburuan liar sering mengincar mereka untuk dijadikan peliharaan, diambil kulit, daging dan bulunya.
2. Kucing Bakau (Prionailurus viverrinus)
Jika pada umumnya tidak suka berurusan dengan air, Kucing Bakau ini adalah merupakan perenang andal dan rela masuk ke dalam air untuk berburu. Untuk itu ia juga memiliki sebutan sebagai kucing pemancing.
Kucing bakau mayoritas hidup di area rawa-rawa atau tepian sungai yang terkenal pasang surut air laut di beberapa Pulau Jawa. Hal ini menurut laman San Diego Zoo dikarenakan kucing ini memiliki kaki berselaput. Hal itu yang memudahkannya untuk berjalan di lumpur dan berenang.
Menurut IUCN Red List dalam 15 tahun terakhir populasinya menurun hingga 30 persen. Ancaman yang membuat populasi Kucing Bakau berkurang adalah penebangan hutan dan perburuan liar.
Kucing Merah kini populasinya semakin menurun dan jarang ditemui dibandingkan dengan spesies kucing lainnya. Habitat kucing ini tersebar di wilayah Pulau Kalimantan, oleh sebab itu kucing ini juga dikenal sebagai borneo bay cat.
Kucing Merah memiliki karakteristik bulu berwarna oranye kemerahan dengan corak huruf M di dahinya. Bentuk tubuhnya juga lebih berotot dibanding sesamanya.
- Jubir Anies Klaim Tanggul Pantai NCICD Berhasil Kurangi Banjir di Jakarta
- Ini Jalanan Paling Banyak Pungli di Indonesia, Adanya di Bekasi Setiap 3 Meter Ada Preman Minta Setoran
- Juru Parkir Liar Patok Rp10 Ribu di Taman Lapangan Banteng, Heru Budi: Jangan Bayar!
- Penemuan Kucing Liar Berliur di Semarang Bikin Geger Warga, Wali Kota Beri Tanggapan Ini
Susah untuk meneliti perilaku Kucing Merah karena hidupnya di pedalaman hutan, sebuah kejaiban jika bisa menemukannya di depan mata. IUCN Red List memperkirakan jumlah mereka mencapai 2.200 ekor di alam liar, meski tidak ada data resminya.
Kucing merah terancam punah karena penebangan liar yang masif di hutan Kalimantan, dan juga pengalihan lahan menjadi hutan kelapa sawit, sehingga membuat kucing merah kehilangan tempat bersembunyi.
4. Macan Dahan Kalimantan (Neofelis diardi borneensis)
Kucing yang mirip dengan leopard ini merupakan macan dahan yang memiliki tubuh kira-kira tiga kali lipat lebih besar daripada kucing biasa. Kucing yang tersebar di perbukitan Sumatera dan dataran rendah Kalimantan ini memiliki berat 15-30 kilogram.
Macan Dahan memiliki bulu berwarna abu-abu kecokelatan dengan corak unik tampak seperti awan. Macan Dahan adalah predator utama di wilayah hutan tropis Kalimantan karena badannya yang kekar dan otot kaki yang kuat.
IUCN Red List memasukkan Macan Dahan dalam kategori hewan terancam punah dengan populasi kurang dari 10.000 ekor. Melansir Animal Diversity, deforestasi dan perburuan merupakan ancaman utamanya.
Source: Youtube/Jaya Edutainment
Kucing Emas Asia dinamakan seperti itu karena memiliki bulu warna cokelat keemasan yang cukup mencolok. Dibandingkan dengan kucing domestik, kucing emas asia lebih mirip dengan anak harimau.
5. Kucing Emas Asia (Catopuma temminckii)
Sejak 2008, IUCN Red List kucing yang tersebar di wilayah Asia seperti Thailand, Vietnam, India, Tiongkok dan Pulau Sumatera ini masuk kategori hewan terancam punah.
Yang menyebabkan kucing ini menjadi langka dan terancam punah karena perburuan karena bulunya yang indah. Selain itu pengalihan lahan juga membuat mereka kehilangan habitat.
Kucing batu memiliki fisik yang tak jauh berbeda dengan kucing domestik. Tapi mereka memiliki corak bulu yang bergaris abstrak dan bertutul, sehingga mereka juga sering disebut marbled cat.
6. Kucing Batu (Pardofelis marmorata)
Sama seperti kucing merah, sangat sulit untuk meneliti kucing batu karena mereka jarang terlihat di alam liar dan suka bersembunyi.
Karena sangat susah untuk diteliti, masih diragukan juga berapa banyak populasi mereka di alam liar. Animal Diversity memperkirakan jumlah mereka sekitar 10.000 ekor. Belum ada bukti perburuan liar atau jual beli bulu kucing batu di pasar ilegal. Tapi hewan ini cukup sensitif terhadap gangguang manusia dan mereka akan lari jika habitatnya terganggu.
Menurut data WWF populasi harimau sumatra kini benar-benar memprihatinkan. Jumlah mereka kini hanya 400 ekor saja di alam liar. Karena spesies ini hanya ada satu di dunia, jika punah maka tidak akan ada lagi harimau sumatra di Bumi ini.
7. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)
Bulu harimau sumatra merupakan bagian yang sering dijadikan objek buruan. Selain itu ada juga yang membunuh mereka hanya demi kesenangan semata. Belum lagi pengalihan hutan menjadi ladang dan pemukiman membuat habitat mereka tergusur.
Dalam satu dekade terakhir, konservasi alam menjadi soluasi untuk melestarikan populasi sang raja hutan.
Sangat disayangkan kucing-kucing unik ini populasinya terus menurun setiap tahunnya. Yuk jaga kelestarian alam dengan tidak menggunkan produk-produk yang berasal dari hewan luar dan donasi ke pihak yang bertanggung jawab.
Source: Youtube/Andrew Kalaweit