Begini Cara Mendisiplinkan Anak Tanpa Harus Marah dan Membentak
Jelaskan dengan tenang mengapa perilaku tertentu tidak diperkenankan dan bantu mereka untuk memahami konsekuensinya.
Mendisiplinkan anak tidak selalu harus dilakukan dengan teriakan atau ancaman. Sebagaimana diungkapkan oleh UNICEF, pendekatan yang penuh empati terbukti lebih efektif. Cobalah untuk berkomunikasi dengan anak menggunakan nada yang tenang dan kata-kata yang positif. Dengan sabar, jelaskan alasan mengapa perilaku tertentu tidak diperbolehkan, serta bantu mereka memahami dampak dari tindakan tersebut. Pendekatan ini dapat membantu anak membangun rasa tanggung jawab dan empati. Selain itu, sangat penting untuk mendengarkan perasaan mereka. Ketika anak merasa didengar, mereka cenderung lebih patuh. Healthy Children menekankan bahwa dengan memberikan perhatian, anak merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk mematuhi aturan tanpa merasa terpaksa.
Memberikan contoh yang nyata juga sangat penting. Jika ingin anak bersikap sopan, tunjukkan perilaku yang sama dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak cenderung meniru orang tua mereka, sehingga perilaku orang tua akan menjadi model pertama yang mereka lihat dan tiru. Dengan demikian, konsistensi dalam perilaku orang tua akan sangat mempengaruhi sikap dan tindakan anak. Mengajarkan disiplin dengan cara yang positif akan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter anak secara optimal.
-
Bagaimana cara mendisiplinkan anak tanpa berteriak? Dilansir dari Verywell Familu, berikut enam cara efektif untuk mendisiplinkan anak tanpa harus berteriak. Buat Aturan yang Jelas Penting juga untuk menjelaskan konsekuensi dari melanggar aturan ini. Misalnya, jika ada aturan bahwa mainan harus disimpan setelah selesai bermain, berikan pemahaman bahwa jika aturan ini dilanggar, maka mainan akan disita untuk sementara waktu. Dengan aturan yang jelas dan konsekuensi yang sudah dijelaskan, anak-anak akan tahu apa yang diharapkan dari mereka, dan teriakan tidak diperlukan.
-
Bagaimana cara terbaik mendisiplinkan anak tanpa kekerasan? Jadilah Contoh yang BaikOrang tua harus memberikan contoh perilaku yang baik. Anak-anak akan meniru perilaku orang tua mereka.
-
Mengapa melatih disiplin anak sejak dini penting? Orang tua perlu tahu jika melatih anak disiplin sejak dini sangat penting dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk membentuk budi pekerti anak di kehidupannya kelak.
-
Bagaimana cara melatih anak disiplin agar tidak merasa terbebani? Cara melatih anak disiplin pun harus disesuaikan dengan tahap perkembangannya.
-
Apa yang ingin dicapai dengan mengajarkan kedisiplinan pada anak? Kedisiplinan tidak hanya membantu anak untuk memahami perbedaan antara perilaku yang baik dan buruk, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk masa depan mereka.
-
Mengapa memanjakan anak secara berlebihan berdampak buruk terhadap kemandirian mereka? Anak yang terlalu dimanjakan cenderung tumbuh menjadi individu yang kurang mandiri karena terbiasa bergantung pada orang tua atau orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka kesulitan melakukan tugas-tugas sederhana yang seharusnya bisa mereka lakukan sendiri, seperti merapikan mainan atau memakai baju.
Beri Batasan yang Tegas
Anak-anak memerlukan struktur yang jelas untuk merasa aman dalam lingkungan mereka. Menurut UNICEF, penerapan batasan yang tegas membantu anak-anak memahami harapan dan konsekuensi dari tindakan mereka. Batasan tersebut sebaiknya disampaikan dengan cara yang konsisten dan tanpa emosi yang berlebihan. Sebagai contoh, ketika waktu bermain telah berakhir, penting untuk menjelaskan bahwa saatnya beralih ke aktivitas berikutnya. Selain itu, memberikan pujian kepada anak ketika mereka mengikuti aturan sangatlah penting. Healthy Children menyatakan bahwa anak-anak cenderung berkembang lebih baik dengan dukungan positif dibandingkan dengan hukuman. Ketika anak mendapatkan pujian, mereka belajar bahwa perilaku yang baik akan mendatangkan hasil yang positif.
Apabila anak melanggar aturan, penting untuk menggunakan pendekatan yang mendorong mereka untuk berpikir. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengajukan pertanyaan seperti, "Mengapa menurutmu hal ini tidak baik?" Dengan cara ini, anak-anak dapat belajar untuk melakukan refleksi atas tindakan mereka. Hal ini tidak hanya membantu mereka memahami kesalahan, tetapi juga mendorong perkembangan pemikiran kritis. Dengan memberikan ruang bagi anak untuk berpikir, kita membantu mereka membangun kesadaran diri dan tanggung jawab atas perilaku mereka.
Tekankan dengan Lembut dan Konsisten
Konsistensi sangat penting dalam mendidik anak. UNICEF menyatakan bahwa ketidakpastian dalam aturan dapat membingungkan anak dan mendorong mereka untuk menguji batasan yang ada. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan aturan yang sama di setiap situasi, sambil tetap bersikap fleksibel. Penegasan yang lembut, seperti memberikan pengingat dengan nada tegas namun tidak keras, terbukti efektif dalam menjaga batasan. Dengan cara ini, anak akan terbiasa untuk menghormati aturan tanpa merasa tertekan.
Healthy Children mengingatkan bahwa pendekatan ini dapat membantu anak dalam mengelola perilaku mereka dengan cara yang lebih sehat. Selain itu, penting untuk tidak melupakan momen-momen kasih sayang setelah situasi disiplin berakhir. Tindakan ini menunjukkan bahwa meskipun ada peraturan yang harus diikuti, cinta dan kasih sayang tetap ada di dalam hubungan. Kedekatan yang terjalin ini akan membuat anak merasa aman dan dihargai, yang sangat penting bagi perkembangan emosional mereka.
Penulis: Azura Puan Khalisa