Masuk rumah warga, Desa Kungkuk beri sensasi 'unik' urban downhill
Semangat urban downhill yang mengusung 'siapa yang butuh gunung jika ada gedung,' akhirnya sampai juga di Indonesia.
Salah satu olahraga ekstrem yang sedang populer, serta sangat cocok dilakukan di Indonesia adalah Urban Downhill. Mengapa disebut Urban? apa bedanya dengan 'downhill' atau 'mountain biking' biasa?
Perbedaannya adalah tempatnya, di mana urban downhill membawa 'mountain biking' ke tempat yang tidak biasa, yakni kawasan perkotaan. Berbagai rintangan seperti anak tangga, gang-gang sempit, bahkan rumah warga, membuat rintangan dalam urban downhill makin ekstrem.
-
Apa yang membuat wisata alam hidden gem di Indonesia begitu menarik? Mengunjungi tempat wisata alam hidden gem yang masih belum banyak dikenal membuat wisatawan akan menemukan banyak kejutaan saat menjelajahinya.
-
Apa yang ditawarkan oleh Intrepid di Bali? Intrepid di Bali memimpin 11 karyawan, 30 pemandu perjalanan lokal dan mengoperasionalkan 10 paket perjalanan wisata keliling Indonesia.
-
Apa yang membuat pemandangan alam di Indonesia menjadi daya tarik bagi wisatawan asing? Bahkan aneka ragam pemandangan alam memang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing.
-
Kenapa wisata bahari di Sulawesi Tenggara begitu menarik? Taman Nasional Wakatobi terkenal karena keindahan alam bawah lautnya yang spektakuler.
-
Kenapa Desa Wisata Wukirsari disebut sebagai desa wisata maju terbaik di Indonesia? Minggu (27/8), Desa Wisata Wukirsari dinobatkan sebagai Juara 1 kategori desa wisata maju terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
-
Bagaimana Banyuwangi menangani kemiskinan ekstrem? Menko mengapresiasi program-program penanganan kemiskinan yang dilakukan Banyuwangi dengan program-program partisipatif. Menko berharap Banyuwangi terus melakukan upaya progresif sehingga angka tersebut semakin bisa ditekan.
Pertama kali dilakukan di Meksiko, urban downhill jadi olahraga ekstrem yang makin ekstrem, karena di sana para pelaku urban downhill menaklukkan gedung-gedung yang berhimpitan, mulai apartemen hingga Gereja. Bahkan tak cuma gedung, mereka juga sampai dikejar-kejar anjing yang kesal atas keberadaan sepeda yang lalu lalang bahkan berlompatan tanpa aturan.
Berawal dari Mexico, seri kejuaraan bermunculan di berbagai belahan dunia. Uniknya, tren urban downhill memang muncul dan didominasi oleh negara dengan kontur unik dan kerapatan penduduk yang tinggi, seperti Meksiko, Kolombia, Brazil, Bolivia, dan Chile. Urban downhill juga pada akhirnya lebih disukai oleh penonton, karena mereka bisa melihat aksi dari para 'urban downhiller' tidak hanya di satu temat, namun bisa sembari berjalan-jalan menikmati kultur asli yang ada di tempat diadakannya seri tersebut.
Semangat urban downhill yang mengusung gagasan 'siapa yang butuh gunung jika ada gedung,' akhirnya sampai juga gaungnya di Indonesia.
Salah satu venue urban downhill paling menarik di Indonesia adalah di Kampung Wisata Kungkuk, Batu, Jawa Timur. Sebuah desa yang memang terletak di curamnya bukit di dinginnya Kota Batu, sangat menarik jadi medan downhill. Dengan sebagian besar berupa jalanan gang sempit berliku yang dipadu masih banyaknya area alami yang masih belum 'dibangun,' membuat downhill di Kungkuk punya tingkat kesulitan cukup tinggi.
Dua kali sudah kejuaraan urban downhill mendaratkan serinya di Kungkuk, yakni tahun lalu dan tahun ini. Kungkuk jadi tempat yang tepat karena selain tempat yang layak, masyarakatnya juga sangat suportif. Demi keberlangsungan venue urban downhill di kampungnya, beberapa warga bahkan rela rumahnya 'dirobohkan' sebagian agar venue downhill tak terlalu berbahaya dan layak dilewati.
Urban Downhill di Kampung Wisata Kungkuk, Batu ©2016 Merdeka.com/Kemal Rahma Hadi Urban Downhill di Kampung Wisata Kungkuk, Batu ©2016 Merdeka.com/Kemal Rahma Hadi Urban Downhill di Kampung Wisata Kungkuk, Batu ©2016 Merdeka.com/Kemal Rahma HadiHal paling unik yang ditawarkan oleh Kungkuk sebagai venue urban downhill adalah, terdapat trek yang melewati rumah warga. Jadi para racer masuk lewat pintu depan, melewati ruang tamu, dapur dan keluar lewat pintu belakang sebuah rumah. Tentu hal tersebut sangat unik dan bisa jadi kesempatan terbaik untuk menguras adrenalin kita.
Urban Downhill di Kampung Wisata Kungkuk, Batu ©2016 Merdeka.com/Kemal Rahma Hadi Urban Downhill di Kampung Wisata Kungkuk, Batu ©2016 Merdeka.com/Kemal Rahma HadiDibandingkan downhill yang seratus persen dilakukan di alam, tentu urban downhill lebih beresiko, meski bentuk resikonya cukup berbeda. Ketika downhill di perbukitan biasa, seorang racer akan sering terjatuh, namun resiko cidera dan kerusakan sepeda cukup minim. Hal ini dikarenakan medianya adalah tanah, pohon, serta segala sesuatu yang sering kita temui di hutan. 'Safety gear' pun bisa menyelamatkan kita dari cidera.
Berbeda dengan urban downhill, medium aspal, beton, tajamnya siku anak tangga dan jendela rumah warga, menanti para racer yang mungkin 'terselip' ketika menuruni curamnya jalanan perkampungan. Mungkin kita terlindung dari cidera, namun sepeda belum tentu selamat dari berbagai kerusakan. Oleh karena itu, #beranirusak adalah syarat utama untuk mencoba ekstremnya urban downhill.
Urban Downhill di Kampung Wisata Kungkuk, Batu ©2016 Merdeka.com/Kemal Rahma Hadi Urban Downhill di Kampung Wisata Kungkuk, Batu ©2016 Merdeka.com/Kemal Rahma HadiPhoto credit:Kemal Rahma Hadi
Baca juga:
Bukit Timbis, surga paragliding di Bali
Exa, si cantik asal Indonesia yang garang di kancah downhill dunia!
Kenali longboard, si papan panjang yang jago seluncur di jalanan
Indonesia, salah satu surga bagi para pecinta olahraga ekstrem
Komunitas olahraga ekstrem menjamur hampir di setiap kota
Keselamatan nyawa dipertaruhkan, Olahraga Ekstrem tetap jadi pilihan
Ketika olahraga ekstrem mulai jadi bagian gaya hidup kawula muda