Menjelajah indahnya satu dari dua danau payau di dunia
Pulau Kakaban merupakan tempat dimana Anda bisa menemukan satu dari dua danau air payau yang ada di dunia.
Menyelam dan snorkeling bisa menjadi pengalaman menyenangkan yang akan menyegarkan kembali tubuh dan pikiran Anda. Anda ingin tahu tujuan diving atau snorkeling yang menakjubkan di Indonesia? Cobalah datang ke Pulau Kakaban yang masuk dalam kawasan Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.
Anda pecinta snorkeling dan diving bisa menikmati serunya bermain-main dengan ubur-ubur yang tidak menyengat di danau air payau yang diberi nama Danau Kakaban yang terletak di pulau yang berbentuk hamper seperti angka 9 ini. Pulau dengan luas kurang lebih 774,2 hektar ini merupakan gugusan atol di atas permukaan laut yang telah terbentuk sejak jutaan tahun lalu. Atol tersebut kemudian naik di atas permukaan laut karena adanya tekanan geologis yang memerangkap sejumlah air laur hingga membentuk laguna atau danau air laut.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Bagaimana desa wisata ini dikelola? “Konsep pengembangan desa wisata di Kaduela dikelola secara mandiri dan melibatkan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai kunci keberhasilan,” terang Iim
-
Bagaimana Wisata Halal di Indonesia dipromosikan? Kemenparekraf mulai mengembangkan konsep wisata halal di sejumlah daerah di Indonesia.
-
Kenapa Desa Wisata Ketapanrame memiliki daya tarik wisatawan? Kekayaan alam dan budaya yang terjaga menjadi daya tarik wisatawan.
-
Bagaimana Sido Muncul mempromosikan pariwisata Indonesia melalui iklan video musik Tolak Angin? Dalam iklan video musik itu, Sido Muncul menampilkan sejumlah tempat wisata yang indah, seperti Pantai PAAL yang berada di Desa Marinsow, Batu Dinding Kilo Tiga di Amurang, Bukit Larata di Desa Kinunang, Taman Nasional Bunaken, Pulau Nain, serta Tarian khas Sulawesi Utara yaitu Tari Kabasaran.
-
Apa yang diresmikan oleh Kemenparekraf di Desa Wisata Jerowaru? Ekowisata Bale Mangrove adalah bukti nyata kolaboraksi yang kuat dari keberlanjutan program Kampanye Sadar Wisata (KSW) 5.0 di Desa Wisata Jerowaru,” kata dia.
Kakaban diambil dari bahasa Suku Bajo yang berarti memeluk, sesuai dengan bentuk pulau ini dimana atol bagian utara tampak ‘memeluk’ laguna sehingga terpisah dari air laut di sekitarnya. Dengan laguna berwarna biru kehijauan jernih yang masih dipercantik dengan rimbunan pohon bakau di sekeliling danau, Pulau Kakaban merupakan wisata pulau tropis yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Ada misteri alam tersendiri di Danau Kakaban yang menjadikannya tujuan wisata yang begitu unik meskipun pulau ini tidak berpenghuni. Ekosistem endemik yang hidup di dalam danau merupakan hasil evolusi yang melibatkan proses kimia, fisika, dan biologi yang telah berlangsung selama ribuan tahun. Telah banyak peneliti yang berusaha mengungkap bagaimana danau yang terisolasi bisa menjadi habitat bagi hewan dan tumbuhan endemik yang hidup di dalam danau air payau tersebut.
Tercatat hanya ada dua danau payau di dunia, selain danau Kakaban, satu danau payau lainnya adalah Jellyfish Lake di Palau, Micronesia. Danau Kakaban seluas 2,6 x 1,5 kilometer menjadi habitat bagi ubur-ubur yang telah kehilangan kemampuan menyengat, algae yang menutupi dasar danau, anemon putih yang memangsa ubur-ubur, ikan-ikan serta biota endemik lainnya.
Keberadaan Danau Kakaban yang memiliki empat jenis ubur-ubur, yakni ubur-ubur bulan, ubur-ubur totol, ubur-ubur kotak, dan ubur-ubur terbalik membuat Danau Kakaban dinominasikan sebagai kawasan situs warisan dunia (world heritage) oleh UNESCO yang patut dilindungi. Uniknya lagi biota danau ini telah mengalami evolusi yang membuatnya berbeda dengan biota laut lainnya.
Ubur-ubur di danau Kakaban telah mengalami adaptasi yang membuatnya dapat bertahan hidup di danau yang terisolasi. Ubur-ubur terbalik bersimbiosis dengan alga untuk mendapatkan makanan dengan menempatkan alga pada tentakel dan bergerak terbalik untuk mendapatkan cahaya matahari agar terjadi proses fotosintesa, dengan begini, mereka mendapatkan makanan. Ubur-ubur totol tidak lagi memiliki totol dan sengat mereka mengecil dan kehilangan fungsi menyengat karena tak ada predator yang memangsa mereka. Hasilnya, secara alamiah mereka kehilangan kemampuan pertahanan diri. Sementara itu, anemon di danau ini menjadi berwarna putih karena mereka tidak bersimbiosis dengan alga.
Dengan keunikannya, akan sangat sayang jika Anda tifak berkunjung ke Pulau Kakaban.
(mdk/boo)