Pertemanan Makin Sedikit Saat Dewasa, Ternyata Ini Sebabnya
Apakah Anda merasa semakin bertambah usia teman hanya itu-itu saja?
Seiring bertambahnya usia, banyak orang merasa jumlah teman mereka semakin berkurang. Hal ini bukanlah fenomena baru dan sering dianggap sebagai bagian alami dari perjalanan menuju kedewasaan. Namun, apa yang sebenarnya menyebabkan berkurangnya jumlah teman saat seseorang semakin dewasa?
Sebenarnya banyak faktor yang memperngaruhi. Mulai dari perubahan prioritas di tiap individu hingga pandemi yang sempat berlangsung membuat lingkar pertemanan mengecil. Berikut ini adalah penjelasan dari para psikolog mengenai fenomena ini beserta cara untuk menjaga pertemanan Anda semakin awet.
-
Bagaimana cara meningkatkan kebersamaan dengan teman? Selain menghargainya, kebersamaan dengan teman juga dapat ditingkatkan dengan saling berbagi kebaikan dan kata-kata kebersamaan teman singkat.
-
Bagaimana cara membuat hubungan makin hangat dengan pasangan? Tak perlu dengan cara yang rumit, ada berbagai cara sederhana yang akan membuat hubungan kita semakin hangat dengan pasangan. Salah satunya dengan saling berbalas pantun gombal.
-
Bagaimana cara membangun kebersamaan dalam sebuah tim? Bermain bersama, bergembira bersama. Perbedaan itu akan menjadi perekat kebersamaan
-
Apa yang bisa menjadi kunci untuk mempererat persahabatan? Dalam sebuah hubungan persahabatan, humor bisa menjadi kunci untuk mempererat ikatan.
-
Kenapa penting untuk menjaga hubungan baik dengan tetangga? Bertetangga dengan baik merupakan bagian penting dari kehidupan sosial yang harmonis. Tetangga adalah orang yang paling dekat dan akan berperan penting dalam kehidupan kita ketika mengalami kesulitan.
-
Apa yang bisa kamu lakukan untuk mencairkan suasana canggung dengan teman? Tidak perlu khawatir, kalian bisa mencairkan suasana dengan memberikan pantun buat teman lucu dan seru.
Perubahan Prioritas di Masa Dewasa
Menurut Marisa Franco, seorang psikolog yang fokus pada hubungan pertemanan, ada dua elemen penting yang diperlukan untuk membangun dan mempertahankan persahabatan yang sehat: interaksi yang terus-menerus dan berbagi kerentanan. Di usia muda, dua hal ini mudah ditemukan dalam situasi seperti di sekolah atau lingkungan kampus. Namun, saat seseorang memasuki dunia kerja, kesempatan untuk berinteraksi secara spontan menjadi semakin jarang.
Marisa menjelaskan bahwa saat seseorang masih muda, mereka cenderung memiliki lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan orang lain tanpa rencana khusus. Ini memungkinkan pertemanan berkembang secara alami. Namun, setelah memasuki dunia kerja, jadwal yang padat dan tanggung jawab yang bertambah, seperti keluarga, mengurangi kesempatan tersebut.
Penurunan Jumlah Teman Setelah Lulus Kuliah
Menurut sebuah studi, penurunan jumlah dan intensitas hubungan pertemanan biasanya terjadi setelah seseorang lulus dari perguruan tinggi. Masa-masa awal 20-an, khususnya saat seseorang masih menjadi mahasiswa, dianggap sebagai puncak persahabatan. Ini adalah masa di mana persahabatan berada dalam tahap yang paling kuat, karena adanya interaksi yang rutin dan tidak direncanakan.
Namun, setelah memasuki dunia kerja, kesibukan dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan kesempatan untuk bertemu teman-teman semakin berkurang. Prioritas utama beralih pada pekerjaan, keluarga, dan tanggung jawab lainnya. Akibatnya, hubungan pertemanan secara alami menurun, baik dari segi jumlah maupun intensitas.
Lebih Memilih Kualitas daripada Kuantitas Teman
Seiring bertambahnya usia, banyak orang menjadi lebih selektif dalam memilih teman. Hal ini bukan berarti mereka kesulitan menjalin pertemanan baru, tetapi lebih disebabkan oleh perubahan cara pandang terhadap hubungan sosial. Orang dewasa cenderung lebih memprioritaskan kualitas hubungan daripada kuantitasnya.
- Mengapa Waktu Terasa Lebih Cepat saat Bertambah Tua?
- Merawat Orang dengan Demensia Perlu Dilakukan Bersama-sama dan Berdampingan
- Detik-Detik Pertemuan Kembali Ibu dan Anaknya yang Diculik Tahun 90-an, Begini Kisahnya
- Kehilangan Orang Tua dalam Waktu Berdekatan, Perempuan Ini Ungkap Cara Tuhan Membahagiakannya
Marisa menyebutkan bahwa beberapa orang secara sadar mengurangi jumlah teman mereka karena menyadari pentingnya memiliki teman yang dapat dipercaya dan memiliki hubungan yang dalam. Teman yang sedikit namun berkualitas lebih dipandang memberikan dukungan emosional yang lebih baik daripada memiliki banyak teman tetapi dengan hubungan yang dangkal.
Pengaruh Pandemi terhadap Pertemanan Dewasa
Pandemi COVID-19 yang berlangsung selama hampir tiga tahun semakin memperparah penurunan jumlah pertemanan di usia dewasa. Pembatasan sosial dan fisik yang diterapkan selama pandemi membuat banyak orang sulit mempertahankan interaksi sosial mereka. Hal ini terutama dirasakan oleh mereka yang tidak terbiasa berkomunikasi secara virtual.
Selama pandemi, banyak orang dewasa yang merasakan keterpisahan fisik dan sosial dari teman-teman mereka, yang membuat hubungan pertemanan semakin renggang. Kurangnya interaksi langsung membuat hubungan yang sebelumnya sudah ada menjadi sulit dipertahankan.
Waktu yang Dibutuhkan untuk Membentuk Pertemanan Baru
Walaupun sulit, membentuk pertemanan baru di usia dewasa bukanlah hal yang mustahil. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Social and Personal Relationships menunjukkan bahwa rata-rata diperlukan 50 jam kebersamaan untuk membentuk pertemanan baru. Untuk menciptakan persahabatan yang lebih dalam dan dekat, dibutuhkan sekitar 200 jam kebersamaan.
Namun, karena jadwal orang dewasa yang lebih padat, mencapai jumlah jam interaksi ini sering kali memerlukan upaya yang lebih besar. Oleh karena itu, penting bagi orang dewasa untuk secara proaktif menciptakan kesempatan berinteraksi, seperti dengan mengikuti klub buku, bersepeda bersama, atau menghadiri acara sosial secara rutin.
Pentingnya Memiliki Teman di Luar Pasangan
Bagi mereka yang telah menikah atau memiliki keluarga, pertemanan tetap memegang peran penting. Meskipun pasangan bisa menjadi teman hidup yang utama, memiliki teman di luar hubungan pernikahan tetap penting untuk kesejahteraan sosial dan emosional.
Marisa menjelaskan bahwa meskipun pasangan dapat menawarkan dukungan emosional, teman-teman menawarkan ruang untuk mengekspresikan sisi lain dari diri kita. Seseorang mungkin memiliki minat atau hobi yang berbeda dari pasangannya, dan di sinilah teman-teman berperan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Dengan teman, seseorang dapat berbagi minat dan aktivitas yang tidak selalu disukai oleh pasangan, yang pada akhirnya membantu individu merasa lebih terpenuhi secara emosional. Oleh karena itu, meskipun seseorang sudah memiliki pasangan hidup, penting untuk tetap menjaga hubungan pertemanan.
4 Cara Menjaga Pertemanan di Usia Dewasa
Meskipun sulit, menjaga pertemanan di usia dewasa masih mungkin dilakukan dengan beberapa cara yang sederhana namun efektif. Berikut beberapa tips untuk menjaga hubungan pertemanan yang sudah ada:
- Berkomunikasi secara rutin: Di tengah kesibukan, meluangkan waktu untuk sekadar mengirim pesan atau melakukan panggilan singkat dapat memperkuat ikatan dengan teman. Meskipun tidak selalu bisa bertemu, komunikasi rutin membantu menjaga kedekatan emosional.
- Menjadi pendengar yang baik: Saat seorang teman berbagi cerita, mendengarkan dengan penuh perhatian dapat membuat mereka merasa didengarkan dan dihargai. Ini adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga hubungan pertemanan tetap erat.
- Tunjukkan apresiasi: Menghargai teman-teman kita, baik melalui kata-kata maupun tindakan, dapat memperkuat hubungan. Sesuatu yang sederhana seperti memberikan pujian atau menghabiskan waktu bersama dapat membuat teman merasa dihargai.
- Bersikap fleksibel: Di usia dewasa, prioritas hidup sering kali berubah. Teman mungkin tidak selalu dapat hadir dalam setiap acara karena tanggung jawab lain, seperti pekerjaan atau keluarga. Oleh karena itu, penting untuk bersikap pengertian dan fleksibel dalam menjaga pertemanan.
Berkurangnya jumlah teman seiring bertambahnya usia adalah hal yang normal. Kehidupan dewasa, dengan segala tanggung jawab dan kesibukannya, membuat interaksi sosial menjadi lebih sulit. Namun, dengan upaya yang proaktif dan kesadaran akan pentingnya kualitas hubungan, seseorang tetap bisa mempertahankan pertemanan yang bermakna.
Pada akhirnya, menjaga pertemanan di usia dewasa memerlukan komitmen, fleksibilitas, dan perhatian yang tulus. Meskipun tantangan semakin banyak, persahabatan tetap menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan yang memberikan dukungan emosional dan kebahagiaan.