Kisah Soeharto Baru Tahu Indonesia Merdeka Tanggal 19 Agustus 1945
Sukarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Kenapa Soeharto baru mengetahuinya dua hari kemudian?
Oleh: Arsya Muhammad
Berita Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak segera diterima di pelosok Indonesia. Di daerah pedalaman, berita itu terlambat datang. Tentara Jepang melarang penyebaran berita tersebut.
-
Apa yang sedang dilakukan Soeharto pada saat Proklamasi Kemerdekaan dibacakan? Pada saat Bung Karno mengumandangkan kemerdekaan kita itu, saya masih di Brebeg. Sedang melatih para prajurit
-
Bagaimana Soeharto memperoleh informasi lengkap tentang proklamasi kemerdekaan RI? Dari Koran Matahari yang Terbit di Yogyakarta 19 Agustus 1945, Soeharto Memperoleh Informasi Lengkap Soal Kemerdekaan RI.
-
Siapa yang bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Mengapa Soeharto merasa terpanggil untuk mempertahankan kemerdekaan RI? Sebagai perwira militer, Soeharto mengaku seolah mendapat panggilan untuk mempertahankan kemerdekaan RI.
-
Siapa yang mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan? Para pemuda sempat mengancam Sukarno. Mereka meminta Bung Karno segera memberi tanda bergerak. Mereka mengaku sudah siap melawan Jepang dan merampas senjata mereka..
Soeharto pun tak tahu jika pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia telah merdeka. Saat itu dia adalah seorang perwira Pembela Tanah Air (PETA) berpangkat Chudancho, atau setingkat komandan kompi.
Saat Proklamasi terjadi, Soeharto tengah melatih Calon Bintara (Bundancho) di Berbek, Nganjuk, Jawa Timur.
"Pada saat Bung Karno mengumandangkan kemerdekaan kita itu, saya masih di Brebeg. Sedang melatih para prajurit," kata Soeharto seperti ditulis dalam biografinya Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, keanehan terjadi. Mereka dibubarkan oleh Jepang usai latihan. Jepang meminta senjata mereka. Mobil pun dirampas oleh tentara Jepang.
Soeharto yang kebingungan meninggalkan tempat latihan di Berbek, lalu ke Madiun dan pulang ke Yogyakarta. Dia sama sekali tidak tahu tentang peristiwa penting yang terjadi di Jakarta sehari sebelumnya.
“Mula-mula saya tidak tahu apa-apa tentang kemerdekaan kita itu. Setelah tiba di Yogya, barulah saya tahu samar-samar, dan kemudian menjadi lebih jelas lagi. Saya paham akan hal itu dari teman-teman dan orang-orang di jalan dan di rumah,” kenang Soeharto.
Baru dari koran Matahari yang terbit di Yogyakarta 19 Agustus 1945, Soeharto Memperoleh Informasi Lengkap Soal Kemerdekaan RI. Dalam berita itu disebutkan secara lengkap tentang Proklamasi Kemerdekaan RI. Termasuk Sukarno dan Mohammad Hatta yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden negara yang baru lahir ini.
Dalam koran tersebut dimuat pula ucapan selamat dari Sultan Hamengku Buwono IX. Dalam sambutannya yang dimuat di koran itu, Sultan menyebutkan semua, tidak ada yang terkecuali, harus bersedia untuk mengorbankan kepentingan masing-masing untuk kepentingan bersama, yaitu menjaga, memelihara dan membela kemerdekaan nusa dan bangsa.
Bara Revolusi Membakar. Api Perlawanan Menyala
Sebagai perwira militer, Soeharto mengaku turut terpanggil untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Apalagi saat itu militer Jepang masih berada di asrama masing-masing..Soeharto Kemudian mengumpulkan Kawan-Kawannya, Eks Perwira PETA di Yogyakarta. Mereka membentuk Badan Keamanan Rakyat. Soeharto terpilih sebagai wakil ketua. Anggota BKR terdiri dari mantan tentara PETA, Heiho, dan pemuda-pemuda lainnya.
“Terasa waktu itu Yogya mulai panas. Bara revolusi mulai membakar. Api perlawanan mulai menyala,” kata Soeharto.
Mereka mulai melucuti senjata-senjata milik tentara Jepang di Yogyakarta. Peristiwa itu terjadi 7 Oktober 1945. Mereka berhasil merebut banyak senjata Jepang, tapi 21 pemuda gugur dalam pertempuran.
Saat itu usia Soeharto baru 24 tahun. Dia memimpin aksi Penyerbuan Markas Jepang di Kotabaru
Soeharto dan Pasukannya Juga Menyerang Lapangan Terbang Maguwo Mereka berhasil merebut beberapa pesawat terbang milik Jepang. Pesawat itu diserahkan pada Adisutjipto dan digunakan kembali untuk membentuk Angkatan Udara RI.
Soeharto kemudian diangkat menjadi Komandan Batalyon X dengan pangkat Mayor. Inilah awal mula karir militer Soeharto di Republik Indonesia yang baru berdiri. Kelak tak ada yang menyangka pemuda dari desa ini menggantikan Sukarno sebagai Presiden Republik Indonesia 22 tahun kemudian.