Mengenal Bongkrek, Tempe Khas Banyumas yang Picu Keracunan Massal di Zaman Belanda
Saat itu banyak warga di Banyumas yang mengatasi krisis ekonomi dengan membuat tempe bongkrek. Namun saat itu perajin tempe bongkrek hanya membuat dengan cara seadanya, hingga menimbulkan keracunan dan kematian massal. Disebutkan kematian mencapai 850 orang saat itu.
Saat depresi ekonomi melanda pada tahun 1931 hingga 1937, banyak kalangan masyarakat di Hindia Belanda yang tak bisa makan. Hal ini membuat mereka memutar otak untuk membuat makanan alternatif, salah satunya tempe bongkrek.
Dikatakan dalam novelAhmad Tohari berjudul Ronggeng Dukuh Paruk, tahun 1982. Tempe bongkrek menjadi nama yang tak asing sebagai makanan khas di wilayah karesidenan Banyumas, Jawa Tengah.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa publik jadi perhatian sama kabar Jeanneta? Jeanne jadi perhatian publik gara-gara kabar cerai ini.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
Saat itu banyak warga di sana yang mengatasi krisis dengan memproduksi makanan tersebut. Namun saat itu perajin tempe bongkrek hanya membuat dengan cara seadanya, hingga menimbulkan keracunan dan kematian massal.
"Per tahun, tempe bongkrek beracun menyebabkan 10–12 orang meninggal. Hanya sedikit yang selamat,” tulis William Shurtleff dan Akiki Aoyagi dalam History of Tempeh, a Fermented Soyfood From Indonesiamengutip Youtube Amemoar, Sabtu (17/7)
Berikut kisah selengkapnya soal tempe bongkrek yang melegenda sekaligus berbahaya.
Kematian Diduga Oleh Bakteri Hasil Fermentasi Tempe Bongkrek
©2021 Youtube Amemoar/Merdeka.com
Sejak ramainya kasus kematian akibat tempe bongkrek, banyak kalangan peneliti di Hindia Belanda yang tertarik mendalami kandungan tempe berwarna putih kehitaman tersebut, seperti W.K. Mertens dan A.G. van Veen dari Eijkman Institute di Batavia.
Di tahun 1930, keduanya berupaya mengungkap penyebab kematian usai dua puluh jam mengkonsumsi tempe yang terbuat dari bungkil kelapa itu. Akhirnya, mereka menemukan dua unsur yang diduga menjadi pemicu keracunan sampai meninggal yakni Pseudomonas cocovenenans (bakteri penghasil asam bongkrek) dan toksoflavin.
“Permulaan penyakit terjadi dalam beberapa jam setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi dan kematian dapat terjadi hanya dalam waktu 20 jam,” ungkap J. David Owens dalam Indigenous Fermented Foods of Southeast Asia.
Sebabkan 7000 Orang Keracunan Massal
Berdasarkan catatan sejarah, keracunan massal warga tercatat mengalami peningkatan sejak pertama kali tempe bongkrek diproduksi pada 1895. Di tahun berikutnya, tempe tersebut pun dijadikan makanan favorit mengingat cita rasanya yang enak dan murah hingga era 1930 an.
Sejak tingginya permintaan itu, kemudian warga Banyumas mulai banyak memproduksi tempe tersebut dengan minim pengetahuan. Tempe bongkrek pun langsung menjadi makanan pokok, hingga kasus keracunan meningkat setidaknya sampai tahun 1951 hingga 1975 sebanyak 7.200 orang.
Dalam “Bongkrek food poisoning in Java” karya Arbianto Purwo, disebutkan rekor kematian tertinggi terjadi di tahun tersebut di mana kasus kematian mencapai 850 orang.
Usai terjadi peningkatan korban, pada tahun 1977 keracunan tempe bongkrek dilaporkan menurun menjadi 400 kasus, dengan 70 warga dilaporkan meninggal dunia.
Berdasarkan catatan sejarah, keracunan massal warga tercatat mengalami peningkatan sejak pertama kali tempe bongkrek diproduksi tahun 1895 hingga dijadikan makanan favorit bercita rasa enak sampai era 1930 an.
Sejak itu mulai banyak warga di wilayah Banyumas yang memproduksi bongkrek dengan minim pengetahuan, hingga kasus keracunan kian meningkat setidaknya sampai tahun 1951 hingga 1975 tercatat sebanyak 7.200 orang.
Dalam “Bongkrek food poisoning in Java” karya Arbianto Purwo, disebutkan rekor kematian tertinggi terjadi di tahun tersebut di mana kasus kematian mencapai 850 orang.
Usai terjadi peningkatan korban, di 1977 keracunan tempe bongkrek dilaporkan menurun menjadi 400 kasus, dengan 70 warga dilaporkan meninggal dunia.
Favorit Warga Banyumas hingga Sekarang
Melansir laman youtube Trans7 Official, tempe bongkrek sejak dulu sampai sekarang masih menjadi primadona bagi sebagai warga di Banyumas, terlebih Cilacap, Jawa Tengah.
Harga tempe bongkrek yang terbilang murah, dengan cita rasa gurih membuatnya kerap diburu hingga dijadikan masakan khas di sana. Biasanya warga Cilacap mengolahnya dengan cara ditumis, bersama petai hingga udang.
Kendati demikian, jika dibuat dan diolah dengan cara baik maka tempe tersebut tidak berbahaya bagi tubuh dan bisa meningkatkan nilai gizi usai dicampur beberapa bahan.