Misteri Kemunculan \'UFO\' di Surabaya, Dihujani Tembakan oleh Meriam TNI Tak Mempan
Rata-rata para saksi mata mendeskripsikan 'UFO-UFO' itu sebagai benda hitam yang kadang memperlihatkan ekor api yang lebih panjang dari api gas buang pesawat jet.
Intensitas penampakan 'UFO' pada tahun 1964 di langit Pulau Jawa, sempat membuat pemerintah Republik Indonesia (RI) kebingungan. Presiden Sukarno meminta soal tersebut untuk sementara dirahasiakan.
Oleh: Hendi Jo
Sabtu, 19 September 1964. Kepanikan melanda masyarakat Surabaya malam Minggu itu. Di tengah situasi konfrontasi Indonesia dengan Malaysia dan Inggris, tiba-tiba beberapa obyek nampak terbang di langit ibu kota Jawa Timur tersebut.
Kunjungan UFO (Unidentified flying object), atau benda terbang tak dikenal itu rutin terjadi sejak sehari sebelumnya (bahkan kemudian diberitakan sampai dengan 24 September 1964).
Hebatnya, penampakan mereka berlangsung secara serempak dan bisa dilihat, bukan saja lewat radar namun juga secara langsung dengan mata telanjang banyak orang. Banyak yang menduga jika benda-benda aneh itu adalah pesawat-pesawat canggih milik Inggris yang sedang menjalankan perang urat saraf.
"Benda-benda tak dikenal itu mulai beraksi sesudah matahari terbenam dan menghilang jelang fajar menyingsing," ungkap J. Salatun dalam buku UFO, Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini.
Menurut salah satu perintis terbentuknya Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) itu, rata-rata para saksi mata mendeskripsikan 'UFO-UFO' itu sebagai benda hitam yang kadang memperlihatkan ekor api yang lebih panjang dari api gas buang pesawat jet.
Tak Mempan Ditembak
Kendati bentuk badannya disembunyikan gelapnya malam, namun mereka memancarkan lampu yang sangat terang di bagian bawahnya.
Dikisahkan seorang penerbang AURI yang suatu malam tengah berada di dekat Porong melukiskan 'UFO-UFO' itu bulat seperti rambu lalu lintas akan tetapi menyala merah dan tampak melayang secara cepat ke arah Surabaya.
Pasukan Angkatan Darat RI dari kesatuan Artileri Sasaran Udara (ARSU) Kodam VIII Brawijaya pernah menghujani pesawat-pesawat aneh itu dengan tembakan artileri anti serangan udara. Alih-alih jatuh tertembak, 'UFO-UFO' itu seperti tak terpengaruh dengan peluru-peluru kaliber besar itu.
Yang ada malahan pecahan peluru-peluru itu mengenai penduduk hingga jatuh korban luka-luka. Lantas bagaimana reaksi resmi pihak militer Indonesia sendiri mengenai fenomena tersebut?
Pada 29 September 1964, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) mengeluarkan rilis jika benda-benda aneh itu adalah pesawat-pesawat tak berawak milik musuh yang tengah melakukan psywar.
Kohanudnas mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik karena soal itu sedang ditangani oleh pihak militer Indonesia. Bahkan Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena merasa perlu angkat bicara.
"Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak menimbulkan suasana yang keruh serta dilarang membuat desas-desus dan tafsiran-tafsiran," demikian menurut Salatun.
Presiden Sukarno Percaya UFO
Selaku penasihat ilmiah Menteri/Panglima AU, Salatun sendiri sempat dipanggil oleh Presiden Sukarno untuk membahas soal itu. Hal tersebut dibenarkan oleh Guntur Sukarnoputra saat hadir sebagai narasumber dalam acara diskusi online tentang UFO yang diadakan oleh BETA UFO pada 17 Maret 2021.
Menurut Guntur, Bung Karno sendiri mempercayai adanya fenomena UFO itu. Secara pribadi, mereka berdua malah pernah mendiskusikan soal adanya makhluk luar angkasa yang memiliki kecerdasan otak di atas rata-rata manusia itu, dengan Salatun.
"Kalau saya enggak salah ingat, Bapak sendiri pernah bilang kepada Pak Salatun jika masalah UFO ini jangan dulu diekspos, karena masyarakat kita masih belum bisa menerima adanya UFO," ungkap Guntur.