Sejarah Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila
Setiap tahun, bangsa Indonesia memperingati dua perayaan terkait Pancasila, yaitu Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila.
Setiap tahun, bangsa Indonesia memperingati dua perayaan terkait Pancasila, yaitu Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila.
Hari Lahir Pancasila diperingati pada 1 Juni, sementara Hari Kesaktian Pancasila diperingati pada 1 Oktober.
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Apa yang dimaknai dari Hari Kesaktian Pancasila? Hari Kesaktian Pancasila sering dimaknai sebagai upaya memperkokoh peran Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
-
Apa makna dari Hari Kesaktian Pancasila? Hari ini mengingatkan kita akan momen penting dalam sejarah bangsa Indonesia ketika Pancasila sebagai dasar negara berhasil dipertahankan melalui peristiwa yang dikenal sebagai "Gestok" pada tahun 1965.
-
Kapan Hari Kesaktian Pancasila dirayakan? 1 Oktober adalah Hari Kesaktian Pancasila.
-
Bagaimana Pancasila berperan dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia? Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter atau kepribadian bangsa. Hal ini yang kemudian membedakan antara bangsa Indonesia dan bangsa lainnya. Pancasila disahkan dalam pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang terdiri dari wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia.
-
Bagaimana cara memperingati Hari Kesaktian Pancasila? Dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila, bangsa Indonesia selalu melakukan upacara.
Lalu, apa perbedaan antara kedua hari tersebut?
Selain berbeda tanggal, latar belakang penetapan Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila juga memiliki perbedaan. Tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila untuk mengenang kelahiran Pancasila, yang berkaitan langsung dengan perumusan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Sejarah lahirnya Pancasila berawal dari Sidang Pertama BPUPKI yang berlangsung di Gedung Chuo Sangi In (kini Gedung Pancasila) dari 29 Mei hingga 1 Juni 1945, untuk membahas dasar negara Indonesia.Dalam sidang pertama tersebut, ada empat anggota BPUPKI yang mengemukakan usulan mengenai dasar negara Indonesia.
4 Tokoh di Baliknya
Empat tokoh yang mengemukakan gagasannya, yakni Mohammad Yamin, Ki Bagus Hadikusumo, Soepomo, dan Sukarno. Pada 1 Juni 1945, Sukarno mendapat giliran menyampaikan pidatonya mengenai prinsip-prinsip yang akan menjadi dasar bagi negara Indonesia yang merdeka.
Lima gagasan dasar negara yang disampaikan Sukarno, yakni:
Kebangsaan Indonesia
Internasionalisme dan Perikemanusiaan
Mufakat atau Demokrasi
Kesejahteraan Sosial
Ketuhanan Yang Maha Esa
Pidato tersebut kemudian dikenal sebagai momen lahirnya Pancasila. Peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni secara resmi ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2016 melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016.
Kesaktian Pancasila
Sementara itu, tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila diperingati untuk mengenang saat pemerintah menguatkan kembali ideologi Pancasila setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S).
G30S merupakan peristiwa penculikan terhadap perwira-perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang terjadi pada malam antara 30 September dan 1 Oktober 1965.
Petinggi militer segera menuduh bahwa PKI lah yang menjadi pelaku G30S, yang kerap mendapat tudingan menolak atau ingin mengganti Pancasila dan menyebarkan paham komunisme di Indonesia.Tahun 1967, 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila oleh Soeharto, untuk mengenang para pahlawan yang gugur dalam peristiwa G30S.
Pada masa pemerintahan Soeharto, Hari Kesaktian Pancasila adalah legitimasi pemerintah mengembalikan Pancasila pada ideologi negara dan menolak paham selain Pancasila.
Selama masa Orde Baru, Presiden Soeharto lebih menekankan pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila dibandingkan Hari Lahir Pancasila. Tindakan ini dinilai sebagai De-Soekarnoisasi, atau bentuk usaha yang dilakukan pemerintah Orde Baru untuk melemahkan pengaruh Soekarno.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti