4 Fakta Serbuan Monyet Liar di Lembang, Curi Pakaian hingga Rusak Rumah Warga
Akhir-akhir ini kawanan monyet liar masuk ke pemukiman warga di kawasan Kampung Andir, Desa Gudangkahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Akhir-akhir ini kawanan monyet liar masuk ke pemukiman warga di kawasan Kampung Andir, Desa Gudangkahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Kejadian tersebut membuat warga sekitar resah, pasalnya monyet-monyet tersebut sudah beberapa kali masuk ke lingkungan rumah mereka.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Kapan Hari Lebah Sedunia diperingati? Setiap tahun pada tanggal 20 Mei, dunia merayakan Hari Lebah Sedunia, sebuah peringatan yang mengingatkan kita semua tentang makhluk kecil yang memiliki peran besar dalam kelangsungan hidup planet kita.
Diserang 30 hingga 50 Monyet
Liputan6.com ©2020 Merdeka.com
Yanti, salah seorang warga setempat mengungkapkan jika kawanan monyet tersebut mulai masuk ke perumahan warga di pagi hari. Bahkan terkadang di sore hari mereka kembali muncul.
Warga semakin resah karena jumlah monyet yang masuk ke pemukiman mereka mencapai 30-50 ekor.
"Akhir-akhir ini jadi muncul ke permukiman, tapi enggak menentu waktunya, terkadang pagi, terkadang sore, ada sekitar 30 sampai 50 monyet muncul," kata Yanti seperti dilansir dari ANTARA.
Merusak Rumah Warga
Datangnya gerombolan monyet tersebut membuat atap rumah warga rusak.
"Sampai-sampai genting rumah warga ada beberapa yang rusak karena dipakai monyet untuk berloncatan antara atap rumah warga," kata Yanti.
Tak hanya itu, gerombolan monyet tersebut juga beberapa kali mencuri makanan di warung hingga mengambil pakaian yang dijemur oleh warga setempat.
Diduga Akibat Alih Fungsi Habitat
Menurut Yanti, warga setempat sudah berupaya mengusir kawanan monyet liar tersebut, namun mereka tetap tidak mau pergi.
Ia menduga jika masuknya kawanan primata ke perumahan tersebut karena habitat mereka yang rusak akibat pembangunan wisata baru di kawasan tersebut.
"Memang dari dulu kata leluhur di sini monyet itu habitatnya di hutan sekitar sini, mungkin gara-gara ada pembangunan tempat wisata baru, jadinya seperti ini," kata Yanti.
Hal senada juga disampaikan oleh Nanang (55), warga setempat yang sudah lama tinggal di Kampung Andir. Menurutnya kawanan monyet tersebut berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya hingga ke Jalan Raya Lembang.
"Jadi ada mitos seperti ini, kalau monyet sudah tidak ada (punah), maka yang keluar adalah ular, saya dari dulu warga asli sini, monyet itu memang habitatnya di hutan bambu sekitar sini," kata Nanang.
Berasal dari Hutan Lindung Kawasan Lembang
Sementara itu, menurut Penyuluh Kehutanan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat Seksi Wilayah IV Taufik Hamzah, kawanan monyet yang masuk ke permukiman warga Lembang tersebut adalah monyet yang berasal dari kawasan sekitar.
Ia menyebutkan jika di kawasan Lembang terdapat 3 jenis hutan, yaitu hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi yang berada di bawah wewenang Dinas Kehutanan atau Perum Perhutani.
Lebih lanjut Taufik menjelaskan jika monyet yang menyerang warga kampung Andir merupakan jenis ekor panjang (Macaca fascicularis) yang habitat aslinya ada di hutan konservasi kawasan Tangkuban Parahu.
Namun karena jaraknya yang relatif jauh, kemungkinan kawanan monyet tersebut habitatnya berada di kawasan hutan di dekat Kampung Andir.
"Kalau dari kawasan konservasi, dalam hal ini kawasan cagar alam Tangkuban Parahu, ke sana kan jauh, sementara di situ ada kawasan Perhutani, bisa jadi di sana juga ada habitat monyet ekor panjang," katanya.
"Kemungkinan itu dari habitat aslinya lari ke pemukiman warga. Saya yakin itu dari habitat aslinya, cuma habitat aslinya ini perlu ditelusuri," pungkasnya.