7 Fakta Arjuna Sigeger, Wayang Kulit Khas Cirebon yang Terbuat dari Kulit Manusia
Di Cirebon terdapat wayang kulit yang dianggap sakral karena terbuat dari kulit manusia. Berikut 7 faktanya.
Wayang kulit merupakan kesenian daerah yang biasa dijadikan medium untuk suatu pertujukan yang terjadi di masa lalu. Saat ini masih banyak wayang kulit yang tersimpan rapi di berbagai tempat, salah satunya di Keraton Kacirebonan.
Di tempat ini terdapat ratusan wayang kulit khas Kota Cirebon yang tersimpan rapi sejak zaman Sunan Gunung Jati. Dari sekian banyak koleksi wayang kulit di Keraton Kacirebonan, ada satu wayang kulit kuno yang konon dianggap istimewa.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Arjuna Sigeger
Wayang kulit tersebut bernama Arjuna Sigeger. Sosok Arjuna Sigeger memiliki karakter yang mirip dengan tokoh Arjuna pada umumnya di cerita pewayangan, yaitu lemah lembut, rendah hati, dan bijaksana.
Wayang kulit Arjuna Sigeger di Keraton Kacirebonan ini spesial karena sebagian proses pembuatannya yang unik.
Terbuat dari Kulit Manusia
Liputan6.com 2020 Merdeka.com
Kepala Unit Cagar Budaya Keraton Kacirebonan Cirebon, Elang Iyan Arifudin menjelaskan bahwa berdasarkan catatan naskah pulasaren, wayang kulit Arjuna Sigeger ini terbuat dari kulit manusia yang merupakan seorang abdi dalem Keraton Kacirebonan.
Sebagai Bukti Pengabdian dan Penghormatan
Abdi dalem tersebut menghibahkan kulitnya untuk dijadikan bahan pembuatan wayang sebagai bentuk pengabdiannya kepada keraton tersebut dan untuk memenuhi nazar yang telah dijanjikan sebelum wafat.
"Nama abdi dalemnya tidak disebutkan. Hanya yang pasti dalam naskah, abdi dalem tersebut memiliki semacam janji atau nazar agar saat meninggal, kulitnya dihibahkan untuk dibuat wayang kulit," kata Elang Iyan.
Dibuat oleh Putra Sunan Kalijaga
Wayang kulit Arjuna Sigeger tersebut dibuat oleh putra Sunan Kalijaga bernama Ki Kaca sekitar tahun 1400-an. Karena kisahnya sangat mendalam, pihak Keraton Kacirebonan memperlakukan wayang kulit Arjuna Sigeger dengan sangat istimewa.
Terdapat Versi Cerita Lain
Namun karena dalam naskah catatan pulasaren tersebut tidak dijelaskan secara mendetail, terdapat versi lain tentang riwayat pembuatan wayang kulit peninggalan Sultan Kacirebonan yang pertama tersebut.
Elang mengungkapkan jika dalam versi kedua, wayang kulit Arjuna Sigeger tersebut tidaklah terbuat dari kulit manusia, melainkan dari kulit hewan biasa. Namun karena wayang ini hanya dipakai selama 6 tahun sebelum Sultan Amirul Mukminin meninggal dunia, sehingga wayang ini dianggap istimewa.
Asal Usul Nama Sigeger
Menurut penuturan Elang, asal usul nama wayang Arjuna Sigeger tersebut berasal dari kegemparan masyarakat Cirebon saat mengetahui Sultan Amirul Mukminin wafat. Dari situ hampir seluruh warga di Cirebon dan sekitarnya merasa geger atau heboh.
Menurut Elang, wayang kulit Sigeger hanya berusia kurang lebih 6 tahun saja. Setelah Sultan Amirul Mukminin wafat, wayang kulit tersebut sudah tidak lagi dimainkan. Hal tersebut merupakan perintah langsung dari istri Sultan Amirul.
"Sejak Sultan Amirul Mukminin Khaerudin meninggal sang istri Ratu Raja Lasminingpuri menyatakan wayang Arjuna Sigeger tidak lagi dipagelarkan selamanya. Kami hanya merawatnya saja kemudian dimasukkan kembali ke kotak," kata Elang.
Merawat di Waktu Tertentu
Citrust.id 2020 Merdeka.com
Menurut Elang, terdapat waktu-waktu tertentu untuk melakukan pengisisian atau angin-angin wayang. Hal tersebut sebagai upaya merawat dan meruwat wayang kulit yang sudah berusia ratusan tahun.
"Wayang itu disimpan di kotak tempat khusus dan dibersihkan secara rutin serta dilakukan perawatan waktu-waktu tertentu," kata Elang.