7 Kebiasaan yang Sebabkan Nyeri Sendi, Jangan Sering Duduk
Nyeri sendi tak hanya karena faktor usia, tapi juga disebabkan oleh beberapa kebiasaan sehari-hari yang mungkin tidak kamu sadari.
Hindari atau kurangi kebiasaan ini agar tubuh Anda tetap sehat dan tetap bisa beraktivitas tanpa rasa sakit.
7 Kebiasaan yang Sebabkan Nyeri Sendi, Jangan Sering Duduk
Nyeri sendi adalah salah satu keluhan yang sering dialami oleh banyak orang, terutama mereka yang sudah berusia lanjut. Nyeri sendi dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup.
Namun, tahukah kamu bahwa nyeri sendi tidak hanya disebabkan oleh faktor usia, tetapi juga oleh beberapa kebiasaan sehari-hari yang mungkin tidak kamu sadari?
Artikel ini akan membahas tentang apa saja kebiasaan sehari-hari yang bisa menyebabkan nyeri sendi, bagaimana cara mencegah dan menghindarinya, serta apa yang harus kamu lakukan jika mengalami nyeri sendi.
-
Apa saja penyebab nyeri sendi? Ada banyak penyebab nyeri sendi, di antaranya adalah: Osteoarthritis. Ini adalah jenis radang sendi yang paling umum, yang terjadi ketika tulang rawan, bantalan pelindung di antara tulang, rusak atau hilang. Sendi menjadi nyeri dan kaku, terutama di lutut, pinggul, tangan, dan tulang belakang.
-
Kenapa kita perlu mencegah nyeri sendi? Nyeri sendi dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup.
-
Kenapa tumit pecah-pecah bisa menyebabkan nyeri? Bagi sebagian orang, memiliki tumit pecah-pecah bukan masalah besar. Kondisi ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan ketika berjalan tanpa alas kaki. Walaupun begitu, dalam beberapa kasus, retakan kulit di area tumit bisa bertambah parah, menyebabkan nyeri hingga infeksi.
-
Apa penyebab utama nyeri tulang belakang? Beberapa penyebab umum nyeri tulang belakang melibatkan postur tubuh yang buruk, cedera, stres berlebihan pada tulang belakang, atau bahkan kondisi medis tertentu seperti hernia nucleus pulposus atau osteoarthritis.
-
Apa saja kebiasaan yang dapat menyebabkan gula darah naik? Beberapa kebiasaan yang dapat memicu gula darah naik antara lain: Kebiasaan Pemicu Gula Darah Naik 1. Pola makan buruk Sering mengonsumsi makanan tinggi gula atau karbohidrat dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah secara cepat. Hal ini dapat menyebabkan tubuh kekurangan insulin atau resisten terhadap insulin, sehingga glukosa tidak dapat dimanfaatkan oleh sel-sel tubuh dengan baik. Penyandang diabetes harus mencoba memprioritaskan konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah, yaitu makanan yang tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang tinggi. 2. Dehidrasi Kekurangan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan konsentrasi glukosa dalam darah menjadi lebih tinggi. Hal ini karena tubuh akan mengeluarkan lebih banyak air melalui urine untuk mengeluarkan kelebihan glukosa. Dehidrasi juga dapat mengganggu fungsi ginjal dan hati, yang berperan dalam mengatur kadar gula darah. Oleh karena itu, penting untuk minum air putih yang cukup setiap hari, terutama bagi penyandang diabetes. 3. Kurang tidur Orang yang sering begadang atau tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup berisiko memiliki kadar gula darah yang tinggi. Pasalnya, kurang tidur bisa memicu pelepasan hormon stres, seperti kortisol, yang mendorong peningkatan gula darah. Kurang tidur juga meningkatkan nafsu makan dan mengurangi tingkat rasa kenyang, sehingga dapat menyebabkan kelebihan berat badan. Berat badan berlebih juga merupakan faktor risiko diabetes. 4. Stres Stres dapat meningkatkan kadar gula darah karena merangsang pelepasan hormon adrenalin dan kortisol, yang meningkatkan produksi glukosa oleh hati. Stres juga dapat memengaruhi pola makan, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan bagi penyandang diabetes. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti meditasi, yoga, atau hobi positif. 5. Mengonsumsi beberapa obat Beberapa obat resep atau obat yang dijual bebas untuk mengatasi masalah kesehatan lain selain diabetes dapat menyebabkan gula darah naik. Contohnya adalah steroid, obat tekanan darah tinggi, obat antidepresan, obat antipsikotik, dan obat kontrasepsi hormonal. Jika Anda memiliki diabetes dan harus mengonsumsi obat-obatan tersebut, konsultasikan dengan dokter tentang dosis dan efek sampingnya terhadap gula darah Anda.
-
Kapan risiko nyeri sendi meningkat? Risiko nyeri sendi meningkat seiring bertambahnya usia, karena tulang rawan dan bursa menjadi lebih tipis dan aus.
Apa Itu Nyeri Sendi?
Nyeri sendi adalah rasa sakit atau ketidaknyamanan yang terjadi pada salah satu atau lebih bagian dari sendi. Sendi adalah tempat di mana tulang bertemu dan bergerak. Nyeri sendi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera, peradangan, infeksi, penyakit, atau kebiasaan sehari-hari. Nyeri sendi bisa mempengaruhi kinerja dan kualitas hidup seseorang.
Nyeri sendi sendiri memiliki gejala seperti rasa tidak nyaman, rasa sakit, atau peradangan pada setiap bagian dari sendi. Kondisi sakit biasanya meliputi tulang rawan, tulang, ligamen, tendon, atau otot.
Nyeri sendi biasanya ditandai dengan kemunculan rasa sakit pada salah satu persendian tubuh. Nyeri juga bisa muncul pada banyak persendian, baik terpisah dalam waktu yang berbeda (bergantian) atau berbarengan (menyebar). Gejala nyeri sendi umumnya dapat mencakup hal-hal seperti kemerahan, bengkak, panas, kaku, atau terkunci pada sendi.
Kebiasaan yang Sebabkan Nyeri Sendi
Tidak menjaga berat badan.
Seseorang yang mengalami kelebihan berat badan akan memberikan tekanan lebih besar pada sendi, terutama sendi lutut, pinggul, dan punggung. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada tulang rawan dan peradangan pada sendi.
Melakukan gerakan berulang.
Beberapa jenis olahraga, seperti lari, tenis, dan bulutangkis, membutuhkan gerakan yang sama secara berulang-ulang. Jika tidak dilakukan dengan benar, hal ini dapat menyebabkan cedera atau iritasi pada sendi. Selain itu, gerakan berulang juga dapat terjadi saat mengetik, mengemudi, atau dalam pekerjaan rumah.
Merokok
Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat mengurangi aliran darah ke tulang, jaringan, dan cakram yang memberikan bantalan di antara tulang belakang. Hal ini dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Merokok juga dapat memperburuk kondisi nyeri sendi yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti osteoarthritis atau asam urat.
Bermain HP
Memainkan HP dengan ibu jari membuat kita menekan sendi di tangan, terutama di bagian ibu jari. Hal ini dapat menyebabkan nyeri, bengkak, atau kaku pada sendi. Jika terus berlanjut, hal ini dapat menyebabkan osteoarthritis pada sendi ibu jari.
Duduk terlalu lama di depan komputer
Duduk terlalu lama saat bekerja menggunakan komputer dapat menyebabkan nyeri di leher, pergelangan tangan, siku, bahu, dan punggung. Postur tubuh yang buruk saat duduk merupakan salah satu penyebab rasa nyeri. Begitu pula jika kamu bekerja terlalu lama sambil duduk dalam satu posisi.
Malas bergerak
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan sendi menjadi kaku dan kurang fleksibel. Hal ini dapat menyebabkan nyeri saat bergerak. Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu melumasi sendi, meningkatkan sirkulasi darah, dan menguatkan otot yang menopang sendi.
Menggunakan tempat tidur yang tidak nyaman
Tempat tidur yang terlalu keras atau terlalu lunak dapat menyebabkan nyeri pada sendi, terutama sendi punggung dan leher. Tempat tidur yang terlalu keras dapat menyebabkan tekanan pada sendi, sedangkan tempat tidur yang terlalu lunak dapat menyebabkan postur tubuh yang buruk saat tidur.
Cara Mencegahnya
Untuk mencegah atau mengurangi nyeri sendi, sebaiknya Anda hindari atau kurangi kebiasaan-kebiasaan tersebut. Selain itu, Anda juga bisa melakukan beberapa hal berikut:
- Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, terutama makanan yang mengandung kalsium, vitamin D, omega-3, serta antioksidan. Makanan-makanan ini dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan sendi, serta mengurangi peradangan dan nyeri. Beberapa contoh makanan yang baik untuk sendi adalah susu, keju, yogurt, ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, buah-buahan, dan teh hijau.
- Minum air putih yang cukup, setidaknya 8 gelas sehari. Air putih dapat membantu melumasi sendi, mengangkut nutrisi ke tulang dan jaringan, serta mengeluarkan racun dari tubuh. Air putih juga dapat membantu menjaga berat badan ideal, yang penting untuk mengurangi beban pada sendi.
- Mengompres sendi yang nyeri dengan es atau air hangat untuk mengurangi bengkak dan peradangan. Es dapat membantu mengecilkan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah ke area yang nyeri, sehingga mengurangi rasa sakit. Air hangat dapat membantu melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke area yang nyeri, sehingga membantu penyembuhan. Kamu bisa mengompres sendi yang nyeri dengan es selama 15-20 menit, lalu ganti dengan air hangat selama 15-20 menit, dan ulangi beberapa kali.
- Menggunakan obat pereda nyeri yang sesuai dengan resep dokter atau apoteker. Obat pereda nyeri dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan pada sendi yang nyeri. Namun, kamu harus berhati-hati dalam mengonsumsi obat pereda nyeri, karena obat-obatan ini dapat memiliki efek samping yang berbahaya jika digunakan secara berlebihan atau tidak sesuai dengan dosis. Beberapa contoh obat pereda nyeri yang sering digunakan untuk nyeri sendi adalah parasetamol, ibuprofen, naproxen, dan aspirin.