Ada Sejak Abad ke-15, Ini Sejarah Kereta Roda Tiga di Taman Pedati Gede Kota Cirebon
Disampaikan Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis, Senin lokasi ini diharapkan dapat menjadi destinasi sejarah karena di zaman dahulu alat transportasi ini begitu berpengaruh dan dinilai telah maju.
Taman Pedati Gede di kawasan kota tua BAT, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat kini menjadi daya tarik wisata baru. Area yang baru diresmikan Senin, (12/12) itu menyimpan pesona dari sebuah replika kereta pedati berdoa tiga berwarna hitam. Dulu, kereta ini pernah menjadi transportasi andalan yang dibuat pada abad ke-15.
Disampaikan Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis, Senin lokasi ini diharapkan dapat menjadi destinasi sejarah karena di zaman dahulu alat transportasi ini begitu berpengaruh dan dinilai telah maju.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
"Taman Pedati Gede ini upaya kami dalam rangka memperbanyak destinasi wisata yang berbasis budaya dan sejarah," kata Aziz, merujuk ANTARA, Selasa.
Jadi Transportasi Andalan
Taman Pedati Gede Cirebon ©2022 YouTube Bagus Qaidar/ Merdeka.com
Dahulunya, masyarakat di Kota Cirebon memanfaatkan pedati untuk mengangkut sejumlah bahan material. Selain itu, pedati ini juga menjadi alat transportasi dari para raja serta pejabat di masanya.
Jika diukur, total panjang pedati mencapai lima meter. Kereta ini memiliki empat buah roda dengan ukuran besar hingga kecil. Sebelumnya pedati dirancang di ITB Bandung, Jawa Barat.
Proses perakitannya sendiri dilangsungkan sejak bulan lalu, dengan melibatkan tokoh budaya setempat melalui sejumlah prosesi adat, karena kental dengan nilai sejarah dan menyangkut leluhur Cirebon.
Dibuat oleh Pendiri Cirebon
Berdasarkan sejarahnya, pedati ini dibuat di awal abad ke-15. Saat itu pengerjaannya diinisiasi oleh Pangeran Cakrabuana atau Raden Walangsungsang yang merupakan pendiri Cirebon, dan dibantu oleh Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Berdasarkan keterangan di bangunan replika, bentuk rangka kendaraan tersebut terinspirasi dari rangkaian huruf yang ada di kitab suci Al Quran. Dulunya, kereta ini juga dikenal dengan nama Pedati Gede Pekalangan.
Inovasi dari Pangeran Cakrabuana ini turut diakui oleh Mantan Direktur Museum Kereta-Kereta Istana di Leiden University, Belanda bernama Herman De Vost. Di tahun 1993, Herman menyebut jika pedati ini memiliki kecanggihan yang luar biasa karena bisa dibongkar pasang, sesuai kebutuhan daya angkut barang.
"Pedati Gede ini merupakan tinggalan leluhur Cirebon berupa alat transportasi dan itu tercanggih pada masanya, sehingga kami jadikan monumen dengan mendirikan Taman Pedati Gede," ujar Aziz.
Mengangkat Kearifan Lokal Cirebon
Aziz menambahkan bahwa destinasi ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengingat kejayaan Kota Cirebon di masa lampau. Ini juga membuktikan bahwa kota tersebut telah mapan secara ilmu pengetahuan, terutama di ranah transportasi.
Masyarakat bisa menikmati keindahannya, sembari berswafoto dan menjaga fungsinya dengan tidak merusak atau mencorat-coretnya.
Bangunan taman pedati juga menjadi penanda bangkitnya Kota Cirebon di bidang pariwisata lokal dan sejarah, demi meningkatkan daya tarik wisatawan untuk pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19
"Karena ketika kunjungan wisatawan itu meningkat, tentu akan berdampak pada perekonomian masyarakat. Sehingga kami imbau agar bersama-sama menjaganya," kata Azis.