Aksi Emak-Emak di Lebak Tanam Padi di Tengah Jalan, Protes Jalan Rusak Kerap Jadi Penyebab Kecelakaan
Pengendara yang lewat kerap tergelincir karena jalan menjadi kubangan lumpur. Anak-anak sekolah pun terpaksa melepas sepatu saat melintas.
Pengendara yang lewat kerap tergelincir karena jalan menjadi kubangan lumpur. Anak-anak sekolah pun terpaksa melepas sepatu saat melintas.
Aksi Emak-Emak di Lebak Tanam Padi di Tengah Jalan, Protes Jalan Rusak Kerap Jadi Penyebab Kecelakaan
Belasan emak-emak di Lebak, Banten, tampak membawa cangkul, topi caping, dan bakul berisi benih padi. Bukan di sawah, mereka menanam benih padi di tengah jalan yang digenangi air.
Tak berapa lama, dua warga mulai mencangkul tanah di sekitar. Ibu-ibu yang membawa benih lantas mulai membungkuk di tanah yang gembur dan menanam padi dengan berjalan mundur.
-
Di mana Jokowi meninjau jalan rusak? Ruas jalan pertama yang ditinjau Jokowi adalah Jalan Terusan Ryacudu Kabupaten Lampung Selatan.
-
Dimana jalan rusak yang diprotes warga? Rombongan Bupati Grobogan yang melintasi Desa Pandanharum, Kecamatan Gabus, Grobogan, dihadang oleh warga.
-
Kenapa meme jalan rusak menghibur? Pada Selasa (9/07/2023), berbagai sumber berhasil menghimpun sederet meme jalan rusak yang menghibur namun juga membuat miris.
-
Kapan meme jalan rusak tersebut dihimpun? Pada Selasa (9/07/2023), berbagai sumber berhasil menghimpun sederet meme jalan rusak yang menghibur namun juga membuat miris.
-
Apa yang terjadi pada jalan di Demak akibat banjir? Jalur lalu lintas penghubung antara Kudus dengan Demak lumpuh total sejak Jumat (16/3) hingga Minggu (18/3). Terputusnya akses jalan nasional itu dikarenakan wilayah Kecamatan Karanganyar, Demak, kembali terendam banjir setinggi 1,5 meter.
-
Bagaimana Jokowi meninjau jalan rusak di Lampung? Menumpangi mobil Mercy Kepresidenan, Jokowi menelusuri jalan rusak tersebut. Tampak terlihat sebagian bahu jalan tidak beraspal. Lubang besar juga mewarnai jalan tersebut.
Aksi ini dilakukan di jalan penghubung desa yang sudah rusak selama bertahun-tahun.
Dari informasi yang dihimpun, peristiwa ini berlangsung di jalan antar kampung kawasan Kebon Kalapa, Desa Sukadaya, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak.
Jangankan diperbaiki, ditengok saja tidak pernah oleh pihak berwenang. Warga kemudian bergerak melakukan protes, agar keluhannya didengar dan perbaikan jalan secara layak bisa segera dilakukan.
Kondisi Jalan Berlumpur
Warga sendiri merasa jengkel karena kondisi jalan yang sudah lama sekali tidak diperhatikan.
Kondisinya sungguh memprihatinkan karena dipenuhi lumpur dan kubangan air, terlebih saat ini masih masuk musim penghujan.
Siapapun yang melintas akan merasakan kondisi tak nyaman karena lumpur menempel di sepatu, sandal, sampai roda kendaraan.
Hal yang sama tentu dirasakan siswa sekolah yang harus rela melepas sepatu mereka saat berangkat dan pulang sekolah agar noda kotor tidak mengenai sepatu yang masih harus dipakai keesokan harinya.
Perjuangan bagi Pengendara Roda Dua
Bagi pemilik kendaraan roda dua, melewati jalur Kampung Kebon Kalapa merupakan mimpi buruk. Mereka harus mengendalikan sepeda motor agar tidak tergelincir.
Kontur jalan yang tidak beraspal dan lembek membuat roda belakang seringkali selip bahkan sampai harus dibantu warga yang melintas.
- Kelakuan Pelajar SMP Ini Bikin Geleng-Geleng, Tega Cabuli 3 Anak di Bawah Umur
- Alasan SMK Lingga Kencana Depok Gelar Perpisahan di Subang yang Berujung Petaka
- Kakek Buat Laporan Usai Cucunya Alami Kekerasan di TK Internasional Serpong, Polisi Selidiki & Cek Lokasi
- Penampakan Mengerikan Petir Menyambar Bulan Sabit di Atas Menara Jam Makkah, Guru Sekolah Wafat saat Badai
Menurut penuturan warga, kondisi ini menjadi pemandangan sehari-hari yang dijumpai di sana.
“Sekarang jalannya sudah hancur banget, tidak bisa dilalui motor,” kata warga setempat, Rosidah, mengutip Youtube SCTV Banten.
Membahayakan Pengguna Jalan
Dengan kondisi itu, sudah tentu mobilitas warga menjadi terhambat. Dampaknya, peristiwa kecelakaan di sana sering terjadi.
Motor yang melintas mengalami tergelincir hingga terjatuh. Pengguna pun turut kerepotan kalau seperti itu. Jalanan sudah tidak cocok disebut sebagai pembuka akses, lantaran kondisinya mirip kubangan kerbau.
“Sudah banyak yang jatuh di sini, akhirnya ya kami jadikan tandur saja kalau begini,” katanya.
Harapan Warga
Salah seorang warga yang juga siswa sekolah di sana mengaku kesulitan saat melintas di jalanan berlumpur. Pasalnya, sepatu yang digunakan harus ia tenteng agar tidak kotor.
Kejadian ini sudah ia alami sejak kelas 1 dan sekarang ia sudah hampir lulus sekolah. Dia berharap agar jalanan segera diperbaiki sehingga mulus dan membantu mobilitas masyarakat setempat.
“Dari waktu kelas satu juga sudah begini jalannya, jadinya saya harus nyeker kalau sekolah karena sepatunya takut kotor. Harapannya semoga jalannya segera dibangun lagi,” kata siswa yang kini duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).