Antisipasi Klaster 'Libur Panjang', Ini yang Harus Diperhatikan Wisatawan di Jabar
Seperti yang dilansir dari Liputan6.com, selama tujuh hari ke depan, Jalan Tol Cipali diprediksi mengalami peningkatan volume kendaraan hingga mencapai 48 persen dari 31 ribu kendaraan. Antrean kendaraan sudah terpantau mengular di jalur menuju kawasan Puncak.
Akhir Oktober hingga awal November, menjadi libur panjang. Banyak orang memanfaatkan tanggal ini untuk berlibur. Jawa Barat masih menjadi kawasan yang diminati para wisatawan dari luar daerah untuk menghabiskan masa libur tersebut.
Seperti yang dilansir dari Liputan6.com, selama tujuh hari ke depan, Jalan Tol Cipali diprediksi mengalami peningkatan volume kendaraan hingga mencapai 48 persen dari 31 ribu kendaraan. Antrean kendaraan sudah terpantau mengular di jalur menuju kawasan Puncak.
-
Kenapa surat kabar menjadi primadona di Bandung? Di era kejayaannya, surat kabar menjadi primadona bagi masyarakat yang tengah menantikan informasi.
-
Apa yang sebenarnya terjadi di foto-foto yang beredar di media sosial tentang Bandung yang dipenuhi salju? Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut merupakan hasil suntingan dan telah beredar dari tahun lalu.
-
Apa yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Bandung Barat? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Bagaimana Sariban menyebarkan pesan kebersihan di Bandung? Di sepeda tuanya, ia menuliskan pesan untuk masyarakat agar membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Imbauan ini diserukan agar banyak orang yang makin sadar akan kebersihan lingkungan demi masa depan.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
Demi mencegah munculnya klaster Covid-19 baru selama masa libur Maulid Nabi Muhammad SAW ini, Pemerintah Daerah Jawa Barat (Pemda Jabar) berupaya melakukan antisipasi. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan wisatawan ketika hendak ke Jawa Barat selama libur panjang ini:
Pengamanan Destinasi Akan Ditingkatkan
Seperti yang telah dikatakan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil Senin (26/10) lalu, para wisatawan yang hendak berkunjung ke Jawa Barat perlu memperhatikan aturan-aturan yang diterapkan di lokasi-lokasi wisata.
Menurut gubernur yang akrab disapa Emil itu, pihaknya telah menambah aparat kepolisian. Khususnya di kawasan Lembang, Puncak hingga pantai di Pangandaran maupun Cirebon, Jawa Barat.
©2020 Merdeka.com/Aksara Bebey
“Jumlah personel kepolisian akan ditambah di destinasi wisata, khususnya Lembang, Kawasan Puncak, Pantai Pangandaran, dan Cirebon," ucap Kang Emil seperti dilansir dari laman resmi Pemprov Jabar.
Ada Komitmen Jumlah Wisatawan di Destinasi Wisata
Para wisatawan juga perlu memperhatikan pembatasan jumlah wisatawan yang berkunjung di destinasi. Menurut Emil, pihak pengelola sudah berjanji akan membatasi 50% jumlah pengunjung saat masa libur panjang akhir Oktober ini.
"Kalau janjinya 50 persen (pengunjung dari total kapasitas), tolong dijaga komitmen itu," katanya.
Memastikan Kondisi Tubuh Fit saat Berwisata
Selain itu, calon pengunjung juga wajib memastikan kondisi kesehatan dalam kondisi baik sebelum melakukan perjalan. Menurut Emil, pihaknya juga telah menyiagakan pengamanan di pintu keluar-masuk Jabar, seperti jalan tol.
Ia menuturkan jika pelaksanaan tes Covid-19 dengan rapid test, akan digelar secara acak. Bagi wisatawan yang reaktif, akan dilakukan tes swab.
©2020 Liputan6.com/Johan Tallo
"Jadi jangan kaget nanti akan diberhentikan secara baik-baik dan sopan oleh kami dan kepolisian untuk dites," ucapnya.
Rapid Tes Tetap Berlaku bagi Pengguna Kereta
Terkait antisipasi, telah dilakukan di Stasiun Kereta Api Daop 3 Cirebon. Manajer Humas Daops 3 Cirebon Luqman Arif menyebutkan, telah terjadi peningkatan yang signifikan dari para penumpang kereta.
Ia menyebutkan bahwa sejak, Rabu (27/10) sampai dengan 2 November, tiket kereta api telah ludes terjual sebanyak 6.484. Terjadi penambahan 50 persen dibandingkan dengan akhir pekan biasa, yang hanya berjumlah sekitar 3.000 saja.
Dengan adanya peningkatan tersebut, para calon penumpang juga diimbau agar tetap melaksanakan rapid tes sebelum keberangkatan minimal H minus 1. Hingga saat ini, manajeman KAI masih mewajibkan para pengguna jasa menunjukkan hasil tes cepat maupun tes usap sebelum naik kereta.
"Imbauan kami tes rapid H-1 sebelum berangkat agar tidak berdesakan atau tidak terlalu mepet dengan jadwal keberangkatan," tuturnya.
Jika Reaktif Penumpang Tak Diperkenankan Melanjutkan Perjalanan
Luqman Arif menambahkan jika terdapat calon penumpang yang sudah membeli tiket kereta dan hasil rapid test reaktif, penumpang tersebut tidak diperkenankan melanjutkan perjalanan. Biaya pembelian tiket akan dikembalikan seratus persen di luar bea pemesanan atau pajak.
Layanan tes rapid di stasiun Cirebon/©2020 Liputan6
"Kalau reaktif saat rapid test tidak diperkenankan melakukan perjalanan KA dan tiket akan dilakukan pengembalian bea 100 persen di luar bea pesan serta disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut," kata Luqman.
Biaya Rapid di Stasiun
Calon penumpang juga bisa melakukan layanan Rapid Test di Daop 3 Cirebon melalui Stasiun Cirebon Kejaksan dan Stasiun Cirebon Prujakan di jam pelayanan mulai pukul 08.00 WIB pagi s/d 17.00 WIB sore. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan tes tersebut, sebesar Rp85.000.
“Calon penumpang KA yang ingin melakukan rapid test di stasiun harus memiliki booking code tiket KAJJ yang telah terbayar lunas," pungkasnya.