Mengenal "Bunting Kerbau", Tradisi Sunda Doakan Wanita yang Hamil Lebih dari 9 Bulan
Tradisi ini masih dilakukan oleh warga di hampir seluruh wilayah Jawa Barat. Mereka akan cemas ketika bayi di kandungan belum juga lahir setelah usianya lebih dari 9 bulan. Agar segera melahirkan, wanita hamil tersebut kemudian didoakan melalui serangkaian prosesi adat.
Reuneuh Mundingeun atau Bunting Kerbau (dalam Bahasa Indonesia) menjadi tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Sunda. Upacara ini biasanya dimaksudkan untuk mendoakan wanita yang kehamilannya lebih dari 9 bulan.
Tradisi ini masih dilakukan oleh warga di hampir seluruh wilayah Jawa Barat. Mereka akan cemas ketika bayi di kandungan belum juga lahir setelah usianya lebih dari 9 bulan. Agar segera melahirkan, wanita hamil tersebut kemudian didoakan melalui serangkaian prosesi adat.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan Ibu Yayu menerima kabar duka tentang kematian Jenderal Ahmad Yani? Hingga pada tanggal 3 Oktober 1965 akhirnya Ibu Yayu keluar dan mengaku telah mengikhlaskan dan mengaku didatangi oleh sang suami lewat mimpi yang berpesan untuk menjaga anak-anaknya. Tidak diduga selepas Ibu Yayu mengikhlaskan kepergian suaminya, pasukan ABRI menyampaikan kabar duka kepada keluarga bahwa Jendral Ahmad Yani ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Kapan Rohana Kudus mendirikan surat kabar Soenting Melajoe? Sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia, Rohana Kudus mendirikan surat kabar khusus perempuan yang ia pimpin sendiri, bernama Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
Selain memohon mempercepat kelahiran, pelaksanaan tradisi Reuneuh Mundingeun ini juga memohon keberkahan serta keselamatan untuk ibu dan jabang bayi agar lancar selama proses persalinan.
Arti Reuneuh Mundingeun
©2014 Merdeka.com/Shutterstock/K3S
Mengutip Instagram Budaya Kuring, Kamis (15/6) tradisi Reuneuh Mundingeun berasal dari kata Reuneuh (kehamilan), dan Mundingeun (kerbau yang hamil tua). Warga setempat mengibaratkan wanita yang hamil lebih dari 9 bulan mirip dengan kehamilan hewan kerbau (kerbau bunting).
Biasanya tradisi ini digelar oleh pihak keluarga saat ada anggota keluarga yang kehamilannya sudah memasuki usia 11 sampai 12 bulan. Ini mirip dengan hewan kerbau yang juga memiliki usia kehamilan hingga satu tahun.
Namun demikian, tradisi ini memiliki makna yang baik dan sakral, karena memohon kebaikan untuk si wanita dan jabang bayi agar selamat dan bisa segera lahir ke dunia.
Didampingi Paraji
Bagi masyarakat Sunda, keberadaan paraji sangat membantu. Paraji sama dengan dukun beranak, yang memiliki tugas merawat dan mengontrol wanita di pedesaan Jawa Barat yang hamil tua. Paraji juga akan dipanggil untuk membantu wanita hamil dalam prosesi Reuneuh Mundingeun.
Dikutip dari laman Budaya Indonesia, peran paraji dalam tradisi Reuneuh Mundingeun adalah mendampingi si wanita untuk berjalan mengelilingi rumah. Setelah itu, wanita hamil akan dituntun menuju kandang kerbau untuk didoakan.
Di kandang kerbau, wanita hamil tersebut lantas dikalungi kolotok dan tali, serta diminta untuk menirukan suara kerbau. Ini memiliki arti menolak bala, dan mengandung harapan agar kondisi perempuan tidak seperti kerbau yang hamil selama satu tahun.
Dimeriahkan Kesenian Tradisional
Setelah serangkaian prosesi dilangsungkan, pihak keluarga akan menyelenggarakan acara kesenian tradisional berupa reak dan barongan. Keduanya merupakan tradisi khas selatan Jawa Barat.
Dalam menyelenggarakan reak dan barongan ini, diiringi musik tradisional Sunda banjidoran, dan diiringi doa oleh warga. Setelahnya warga akan menyantap hidangan kue khas setempat yang sudah disediakan.
Sayangnya saat ini tradisi Reuneuh Mundingeun sudah jarang ditemukan, dan menjadi salah satu warisan budaya Sunda yang perlu dilestarikan agar tidak punah.