Ciri-ciri Suami yang Tidak Pantas Dipertahankan menurut Islam
Ciri-ciri suami yang tidak pantas dipertahankan dalam pandangan Islam dapat dilihat dari berbagai aspek perilaku dan sikap yang merugikan istri dan keluarga.
Pernikahan adalah ikatan suci yang diharapkan membawa kebahagiaan, cinta, dan saling dukung antara suami dan istri. Namun, tidak semua hubungan pernikahan berjalan mulus. Dalam beberapa kasus, seorang suami mungkin menunjukkan perilaku atau sikap yang merugikan, baik bagi istri maupun keluarga. Dalam perspektif Islam, ada beberapa ciri yang dapat menjadi indikator bahwa seorang suami tidak pantas dipertahankan.
Artikel ini akan membahas secara mendalam ciri-ciri tersebut, mulai dari ketidakmampuan memenuhi tanggung jawab nafkah hingga perilaku kasar dan egois. Dengan memahami ciri-ciri ini, diharapkan para istri dapat lebih bijak dalam menilai hubungan mereka dan mengambil langkah yang tepat demi kesejahteraan diri dan keluarga.
-
Kenapa istri diizinkan menggugat cerai suami dalam Islam? Hal yang perlu diingat bahwa syariat Islam sangat menjaga agar sebisa mungkin tidak terjadi perceraian di antara suami dan istri. Namun, istri juga memiliki hak untuk melindungi dirinya dari kekerasan ataupun sifat buruk dari suaminya dengan mengajukan perceraian.
-
Bagaimana cara istri menggugat cerai suami dalam Islam? Ada beberapa ketentuan saat istri menggugat cerai kepada suami, di antaranya:1. Istri meminta cerai kepada suaminya. Tentu saja, hal ini membutuhkan keputusan suami untuk menjatuhkan talak. Namun, kalau suami tidak mau untuk menjatuhkan talak, maka perceraian tidak dapat terjadi.2. Istri mengajukan khuluk kepada suami. Menurut syariah, khuluk adalah jatuhnya talak dengan adanya timbal balik (‘iwadh) materi yang disepakati. Secara umum, khuluk terjadi karena keinginan istri untuk bercerai dari suaminya. 3. Istri mengajukan fasakh nikah kepada pengadilan agama. Umumnya, fasakh nikah adalah istri mengajukan kepada hakim untuk menjatuhkan fasakh nikah karena suami tidak mampu menafkahi dengan paling sedikitnya nafkah dari harta yang halal.4. Istri melaporkan kepada hakim terkait pertikaian ataupun bahaya yang dialami oleh istri dari perbuatan suaminya. Menurut ulama mazhab Syafii, hakim harus menasehati suami agar mengubah sikapnya kepada istri dan hakim juga berhak menghukum (takzir) suami seandainya ia tidak mengubah sikapnya terhadap istri.
-
Kenapa meminta ditraktir dan oleh-oleh bisa dianggap tidak baik dalam Islam? Dari sudut pandang agama Islam, meminta traktir dan oleh-oleh bisa dianggap sebagai kegiatan yang meminta-minta. Padahal, meminta-minta merupakan suatu perbuatan kurang baik yang dapat mendatangkan balasannya di hari akhir kelak.
-
Apa saja adab berhubungan suami istri yang dianjurkan dalam Islam? Artinya: "Etika berhubungan badan dengan istri antara lain (1) mengenakan wangi-wangian, (2) menggunakan kata-kata yang lembut, (3) mengekspresikan kasih-mesra, (4) memberikan kecupan menggelora, (5) menunjukkan sayang senantiasa, (6) baca bismillah, (7) tidak melihat kemaluan istri karena konon menurunkan daya penglihatan, (8) mengenakan selimut atau kain (saat bercinta), dan (9) tidak menghadap kiblat,"
-
Apa yang ditemukan di dalam makam pasangan suami istri tersebut? Walaupun wanita tersebut tidak ditemukan dengan barang kuburan, pria tersebut dimakamkan bersama sejumlah harta, ungkap Biermann. Pada kerangka tersebut, ditemukan sebilah pisau, set ikat pinggang besi, objek besi yang tidak teridentifikasi di bagian atas tubuhnya, dan ujung tongkat, termasuk lengan besi dan paku besi sepanjang sekitar 2 inci yang biasanya dipasang pada tongkat kayu.
-
Kenapa wanita Muslimah diibaratkan seperti berlian Islam? “Wanita Muslimah ialah berliannya islam. Karena taka da seorang pun yang akan mengungkapkan berlian mereka pada orang asing”
Ciri-ciri Suami yang Tidak Pantas Dipertahankan menurut Islam
1. Tidak Memberi Nafkah
Dalam Islam, suami memiliki kewajiban untuk memberikan nafkah kepada istri dan keluarga. Nafkah ini mencakup kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan. Jika suami tidak mampu atau enggan memenuhi tanggung jawab ini, hal tersebut menunjukkan ketidakpedulian terhadap kesejahteraan keluarga. Istri berhak mendapatkan perlindungan dan dukungan dari suaminya. Ketidakmampuan untuk memberi nafkah dapat mengarah pada ketidakpuasan dalam rumah tangga dan dapat menimbulkan konflik.
2. Tukang Selingkuh
Perselingkuhan adalah pelanggaran serius terhadap komitmen pernikahan. Dalam banyak kasus, suami yang berselingkuh menunjukkan kurangnya rasa hormat dan cinta kepada istri. Islam mengajarkan bahwa pernikahan adalah ikatan suci yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab. Jika suami terus-menerus melakukan perselingkuhan meskipun sudah ada pembicaraan dan permohonan maaf, maka istri berhak untuk mempertimbangkan masa depannya dan apakah hubungan tersebut layak dipertahankan.
3. Egois dan Tidak Empati
- Cemburukah Istri Jika Suami bersama Bidadari di Surga Nanti?
- Apakah Suami Bisa Ngidam? Simak Penjelasan dan Ciri-Cirinya
- Suami di Sumbar Tega Bunuh Istri yang Sedang Hamil 8 Bulan Lalu Setubuhi Mayatnya
- Curhat Suami Ditinggal Istri Wafat Anak Masih Usia 4 Bulan, Cobaan Bertubi-tubi Sempat 'Kibarkan Bendera Putih'
Sikap egois dapat merusak hubungan pernikahan. Suami yang hanya memikirkan kepentingan pribadi tanpa memperhatikan perasaan istri akan menciptakan suasana yang tidak harmonis. Dalam Islam, pernikahan adalah tentang saling melengkapi dan mendukung satu sama lain. Ketidakmampuan untuk menunjukkan empati dapat membuat istri merasa terasing dan tidak dihargai, yang pada gilirannya dapat menyebabkan ketidakbahagiaan dalam rumah tangga.
4. Melakukan Kekerasan Fisik dan Mental
Kekerasan dalam rumah tangga adalah salah satu masalah serius yang harus dihadapi oleh banyak wanita. Suami yang melakukan kekerasan fisik atau mental tidak hanya melanggar hak asasi istri tetapi juga prinsip-prinsip dasar ajaran Islam yang menekankan kasih sayang dan perlindungan dalam hubungan pernikahan. Istri berhak untuk merasa aman di rumahnya, dan jika suami tidak dapat menjamin hal ini, maka hubungan tersebut sebaiknya dipertimbangkan kembali.
5. Tidak Mandiri
Seorang suami seharusnya mandiri dan mampu bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri serta keluarganya. Jika suami selalu bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik secara finansial maupun emosional, ini bisa menjadi beban bagi istri. Dalam Islam, seorang suami diharapkan untuk menjadi pemimpin yang mampu mengambil keputusan demi kebaikan keluarga.
6. Kasar dan Arogan
Sikap kasar atau arogan terhadap istri atau orang lain mencerminkan kurangnya akhlak yang baik. Dalam Islam, seorang suami diharapkan untuk bersikap lembut dan menghormati istrinya sebagai mitra hidup. Ketidakmampuan untuk mengontrol emosi dan bersikap kasar dapat menyebabkan kerusakan dalam hubungan serta menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi anak-anak.
7. Pemalas
Suami yang malas berusaha mencari nafkah atau berkontribusi dalam urusan rumah tangga dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan. Dalam konteks pernikahan, kerjasama antara suami dan istri sangat penting. Jika salah satu pihak tidak berkontribusi, maka ini bisa menyebabkan frustrasi dan ketidakpuasan di pihak istri.
8. Posesif atau Kontrol Berlebihan
Suami yang terlalu posesif atau ingin mengontrol setiap aspek kehidupan istrinya dapat menciptakan suasana yang mengekang kebebasan istri. Ini termasuk melarang istri berinteraksi dengan teman-teman atau keluarganya, sehingga mengisolasi istri dari dukungan sosialnya. Dalam Islam, hubungan pernikahan seharusnya didasarkan pada saling percaya dan menghormati kebebasan masing-masing individu.
9. Tidak Menjaga Pergaulan dengan Lawan Jenis
Suami yang tidak menjaga batasan dalam bergaul dengan wanita lain menunjukkan ketidaksetiaan dan bisa berpotensi melakukan zina, yang dilarang keras dalam Islam. Ini adalah tanda bahwa suami mungkin tidak memiliki komitmen yang kuat terhadap pernikahan dan bisa merusak kepercayaan dalam hubungan.
Dayyuts
Selain ciri-ciri di atas, ada satu ciri lagi dari suami yang tidak pantas dipertahankan menurut Islam, yaitu suami yang memiliki sifat dayyuts. Dayyuts merupakan istilah yang digunakan dalam agama Islam untuk menggambarkan seorang suami atau kepala keluarga yang tidak memiliki perasaan cemburu (ghirah) terhadap istri dan keluarganya.
Suami yang bertipe sepeti ini adalah suami tercela sebagaimana disebutkan dalam hadis Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma dengan sanad marfu’, di mana beliau bersabda,
“Ada tiga orang yang Allah haramkan masuk surga yaitu: pecandu khamar, orang yang durhaka pada orang tua, dan orang yang tidak memiliki sifat cemburu yang menyetujui perkara keji pada keluarganya.” (HR. Ahmad.)
Adapun maksud ad dayyuts dalam Al Mu’jam Al Wasith adalah laki-laki yang menjadi pemimpin untuk keluarganya namun ia tidak punya rasa cemburu dan tidak punya rasa malu. Karena tidak memiliki rasa cemburu atau malu, maka ia akan membiarkan keluarganya melakukan tindakan tercela atau bermaksiat tanpa mau mengingatkan.
Dalam fatawa Asy-Syabakiyah disebutkan,
“Dayyuts adalah suami yang tidak cemburu (tidak risih/membiarkan) anggota keluarganya melakukan keharaman dan dia ridha dengan maksiat tersebut (tidak ada rasa tidak senang).”