Dikenal Alot, Ternyata Ini Alasan Warga Banten Lebih Suka Daging Kerbau Daripada Sapi
Teksturnya yang keras dan harganya yang mahal, menjadi penyebab masyarakat tidak terlalu menggemari daging satu ini. Tapi berbeda dengan masyarakat di Banten ini.
Daging kerbau jarang dikonsumsi masyarakat Indonesia pada umumnya. Bukan tanpa alasan, teksturnya yang keras dan harganya yang mahal, menjadi penyebab masyarakat tidak terlalu menggemari daging satu ini.
Namun, alasan itu tak berlaku di Banten. Sebagian besar masyarakat di sana justru menjadikan daging kerbau sebagai bahan konsumsi utama, terlebih saat hari raya Idulfitri.
-
Bagaimana para jawara Banten mendapatkan kekuatannya? Kekuatan magis yang dimiliki para jawara ini bersumber dari para kiai melalui bimbingan khusus. Ilmu-ilmu yang dimanfaatkan untuk memukul mundur penjajah di antaranya brajamusti, kanuragan, dan ilmu kebal.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Kenapa Banten disebut tanah jawara? Para jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten. Para kiai ini memiliki dua kategori murid, yang pertama adalah para santri yang terus masif menyebarkan agama Islam untuk mengusir penjajah. Lalu murid kedua adalah para jawara yang fokus menangani perlawanan secara fisik dan spiritual.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
Masyarakat di Banten lebih menyukai daging kerbau daripada sapi, karena tradisi turun temurun. Terutama, di daerah Lebak dan Pandeglang.
Rasa Lebih Enak karena Diternak Baik oleh Warga
Gemblong cocol semur, menu favorit warga Banten dari olahan daging kerbau.
©2021 Facebook Mochamad Guntur Romli/editorial Merdeka.com
Sebagaimana dilansir dari sariagri.id, pembudidayaan kerbau pedaging yang baik menjadikan rasa dagingnya jauh lebih enak. Bahkan, digadang daging ini lebih enak dibanding daging sapi maupun daging ternak lainnya.
Seratnya yang lebih kasar menjadikan daging ini cocok diolah dengan berbagai cara. Salah satu kelebihannya, dapat dipanaskan berulang-ulang, bisa tahan lebih lama dibanding daging sapi yang mudah hancur.
"Kerbau-kerbau lokal yang diternak warga dianggap lebih memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan daging sapi," tulis website tersebut.
Turun Temurun
Bukan cuma soal cara perawatan kerbau dan mengolah dagingnya saja. Tradisi mengonsumsi daging kerbau sudah berlangsung turun temurun, dan dianggap sakral jika dilanggar. Kebiasaan 'taat' yang diwariskan tersebu, kemudian melahirkan budaya mengonsumsi daging kerbau.
"Masyarakat di Kabupaten Lebak secara kultur lebih menyukai mengonsumsi daging kerbau dibandingkan dengan daging sapi terlebih saat merayakan lebaran," dilansir dari Dinas Peternakan Pemerintah Kabupaten Lebak, Rabu (19/5).
Warisan Belanda Jadi Makanan Khas
Tak banyak yang tahu, olahan daging kerbau ternyata adalah warisan dari Belanda. Sebagaimana dikutip dari cerita sejarah di Babad Banten yang dimuat di bantenhits.com, semur daging (kerbau) merupakan menu andalan bangsawan Belanda pada zaman dulu.
Masyarakat lokal mencoba mengembangkan menu itu dengan tidak meninggalkan tradisi bangsawan Eropa, yang hanya disajikan di waktu tertentu. Sejak saat itu, semur dikenal dengan nama 'smoor' (bahasa Belanda), kemudian menjadi menu andalan saat hari tertentu (saat lebaran) dengan tetap menggunakan tradisi lokal yakni daging kerbau.
"Saat zaman kolonial, masyarakat setempat mencoba mengembangkan semur sesuai selera lokal daerah masing-masing. Namun tetap saja dengan mengadopsi dari resep Smoor," tulis Babad tersebut.