Diksi Adalah Pilihan Kata, Ketahui Tujuan dan Ciri-cirinya
Diksi adalah pilihan kata untuk menyampaikan sesuatu. Diksi adalah salah satu elemen penting bagi penulis agar apa yang dia sampaikan bisa dipahami dengan jelas dan benar.
Bagi seorang penulis, diksi tentu sudah bukan hal yang asing. Diksi adalah salah satu elemen penting bagi penulis agar apa yang dia sampaikan bisa dipahami dengan jelas dan benar. Pemilihan kosakata yang tidak tepat memang dapat membuat penerima menjadi bingung.
Dari pengertiannya sendiri, diksi adalah pilihan kata untuk menyampaikan sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Apa arti "japri" dalam bahasa gaul? Jadi, japri adalah singkatan dari “Jalur Pribadi” atau “Jaringan Pribadi”, yaitu bentuk komunikasi online yang bersifat pribadi antara dua atau lebih melalui media online seperti email, pesan instan, atau aplikasi chatting.
-
Apa yang dimaksud dengan kata baku dalam Bahasa Indonesia? Sementara itu, pengertian kata baku adalah kata yang sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Artinya, kata baku adalah kata yang sudah benar, baik dari segi aturan maupun ejaan penulisannya. Biasanya, kata baku digunakan dalam situasi formal atau resmi, baik untuk percakapan mupun tulisan.
Penggunaan diksi yang tepat akan memudahkan seseorang untuk menerima dan memahami dengan jelas maksud dari informasi atau cerita. Penggunaan diksi ini sangat berguna dalam karya tulis seperti laporan, puisi, novel, dan lain sebagainya.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai diksi, berikut telah kami rangkum dari liputan6.com penjelasan lengkap mengenai diksi.
Tujuan Diksi
©2018 Istimewa
Pemilihan kata yang tepat akan membuat pendengar dan pembaca lebih memahami dan mengerti maksud cerita atau informasi. Selain itu, hal ini juga akan membuat pendengar dan pembaca merasakan suasana yang hendak digambarkan dari sebuah cerita.
Tujuan diksi untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Penyampaian sesuatu tentunya akan lebih jelas jika kita dapat memilih kata yang tepat dan sesuai.
Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar. Sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana yang dibangun dalam sebuah karya.
Hal ini juga berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Diksi adalah pilihan kata yang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.
Fungsi Diksi
Selain beberapa tujuan diksi tersebut, ada juga fungi dari penggunaan diksi. Fungsi diksi adalah:
• Membuat komunikasi yang lebih efektif.
• Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
• Menciptakan suasana yang tepat.
• Mencegah perbedaan penafsiran.
• Mencegah salah pemahaman.
• Untuk mencapai target komunikasi lebih efektif.
• Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi), sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
• Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
• Membuat pembaca ataupun pendengar karya sastra menjadi lebih paham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
• Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis ataupun terucap”.
• Membentuk ekspresi ataupun gagasan yang tepat sehingga pendengar ataupun pembacanya dapat ikut merasakan apa yang tersampaikan.
Ciri-ciri Diksi
©2015 Pixabay
Adapun ciri-ciri diksi adalah:
- Menggunakan pilihan kata yang tepat dan sesuai dengan konteks kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan.
- Pilihan kata yang digunakan dapat membedakan nuansa makna, kata, dan bentuk yang sesuai dengan ide atau gagasan, situasi, dan nilai rasa pembaca maupun pendengar.
- Menggunakan pembendaharaan kata yang dimiliki dan dikenali oleh masyarakat, dan dapat menggerakkan dan memberdayakan kekayaan tersebut menjadi jaring kata yang jelas.
Jenis-jenis Diksi
Secara umum diksi dibagi menjadi dua jenis. Dua jenis diksi adalah diksi berdasarkan maknanya dan diksi berdasarkan leksikal. Penjelasan dari jenis-jenis diksi adalah sebagai berikut:
Diksi Berdasarkan Maknanya
- Makna denotatif, adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Contohnya, Budi selalu “kerja keras” untuk mendapatkan hasil terbaik.
- Makna konotatif, adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Contohnya, Mario adalah seorang “kutu buku”, ia tahu banyak hal.
Diksi Berdasarkan Leksikal
- Sinonim. Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain. Contohnya, Bahagia = Senang, Lezat = Enak, Pintar = Pandai.
- Antonim. Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain. Contohnya, Naik x Turun, Besar x Kecil, Banyak x Sedikit, Cepat x Lambat.
- Homonim. Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun artinya berbeda satu sama lain. Contohnya, penggunaan kata bulan pada kalimat berikut: Bulan terlihat bulat penuh malam ini x semua karyawan mendapatkan gaji setiap bulan.
- Homofon. Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun lafal sama. Contohnya, Anton menabung uangnya di Bank secara rutin x Bang Anton bekerja di perusahaan pembiayaan. Kata “Bank” dan “Bang” pada kalimat di atas memiliki lafal yang sama, namun ejaan dan maknanya berbeda.
- Homograf. Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun ejaannya sama. Contohnya, Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng x Wanita itu tidak tahu kalau hari ini libur. Kata “Tahu” pada kalimat di atas ejaannya sama, tapi memiliki arti yang berbeda.
- Polisemi. Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Contohnya, para nasabah yang menabung di Bank akan mendapat bunga setiap bulan x Andini adalah salah satu bunga desa yang paling cantik. Kata “Bunga” pada kalimat di atas memiliki arti yang berbeda walaupun menggunakan kata yang sama.
- Hipernim dan Hiponim. Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata yang dapat terwakili oleh kata hipernim. Contohnya, Di kebun binatang itu terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah, singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-lain. Pada kalimat di atas, binatang liar merupakan hipernim. Sedangkan kata hiponim gajah, singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-lain.