Fakta Menarik Museum Tekstil di Jakarta Barat, Dulunya Markas Tentara Rakyat
Sejarah Museum Batik dimulai setelah bangunan tersebut difungsikan sebagai markas BKR
Sejarah Museum Batik dimulai setelah bangunan tersebut difungsikan sebagai markas BKR
Fakta Menarik Museum Tekstil di Jakarta Barat, Dulunya Markas Tentara Rakyat
Pertengahan tahun 1970-an terjadi penurunan penggunaan kain tradisional (wastra) oleh kalangan masyarakat. Pakaian modern kemudian mulai dilirik dan menjadi tren baru, terutama di kalangan anak muda.
-
Mengapa museum batik Yogyakarta dibangun? Museum Batik Yogyakarta beralamat di Jalan Doktor Sutomo No. 13A, Bausasran, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta. Museum ini dinyatakan sebagai museum batik pertama dan terlengkap di Yogyakarta pada tahun 1973 dan diresmikan pada tahun 1979. Pada tahun 2001, museum ini mendapatkan sertifikat dari UNESCO sebagai warisan kultur dunia. Keberadaan museum batik Yogyakarta ini telah mengangkat derajat Kota Yogyakarta dengan diberikannya nama Kota Batik oleh WCC pada tahun 2014 lalu. Dikutip dari Liputan6.com, Museum Batik Yogyakarta dibangun oleh pasangan Hadi Nugroho dan R. Ng. Jumima Dewi Sukaningsih. Museum itu dibangun karena keprihatinan para pengrajin batik dengan munculnya batik printing. Saat itu, kehadiran batik printing sangat terlihat.“Karena itu nilai batik di tengah masyarakat mulai memudar. Batik bukan hanya selembar kain, tapi di dalamnya ada makna, doa, simbol, dan ada pula harapan,” kata Pemandu dan Pembatik Museum Batik Yogyakarta, Didik Wibowo, dikutip dari liputan6.com.
-
Apa saja koleksi Museum Batik Pekalongan? Museum Batik Pekalongan memiliki 1.230 koleksi batik yang terdiri dari jenis Batik Pedalaman, Batik Pesisiran, Batik Nusantara, Batik Kontemporer, koleksi Nonbatik, dan Koleksi Mancanegara.
-
Di mana Museum Lampung terletak? Museum Lampung terletak di Jl. ZA Pagar Alam No.9C, Labuhan Ratu, Bandar Lampung.
-
Dimana letak Museum Batik Pekalongan? Museum yang terletak di Jalan Jetayu No.1 Panjang Wetan, Pekalongan buka setiap hari, Senin-Minggu pukul 08.00-15.15 WIB.
-
Siapa yang meresmikan Museum Batik Pekalongan? Peresmian museum dilakukan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
-
Di mana Museum Benteng Heritage berada? Kebudayaan tersebut lambat laun berakulturasi dengan kearifan lokal Betawi serta Sunda, yang jejaknya bisa disaksikan di Museum Benteng Heritage, Kawasan Pasar Lama.
Toko-toko busana kala itu mulai menjual berbagai jenis fashion seperti kemeja, kaus berkerah hingga celana cutbray. Usut punya usut, perubahan tren berpakaian ini karena masifnya kebudayaan barat yang mulai masuk di Indonesia.
Ini kemudian memicu rasa prihatin oleh masyarakat pencinta kain batik dan tradisional, hingga membangun sebuah wadah cikal-bakal dari Museum Tekstil. Bangunan ini kemudian menjadi arsip bagi ribuan pakaian asli nusantara dengan kisah sejarah panjang.
Dulunya Markas BKR
Jika diruntut soal sejarahnya, bangunan ini rupanya sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.
Tidak diketahui pasti kapan gedung ini berdiri. Namun gedung ini sudah aktif sebagai markas dari tentara Barisan Keamanan Rakyat (BKR).
Mengutip laman Pusat Perhubungan Angkatan Darat (PUSHUBAD), BKR merupakan tentara bentukan negara untuk mengamankan kondisi sosial dan lingkungan masyarakat di masa silam. Boleh dikatakan jika PUSHUBAD merupakan cikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia atau TNI AD.
Menjadi Tempat Arsip Kain Tradisional
Fungsi sebagai markas tentara ini tidak berlangsung lama, sampai sekira 1950-an.
Ketika itu kondisi perang akibat akuisisi penjajah Belanda sudah hilang, termasuk kekacauan politik di masa kosongnya pemerintahan.
- Kisah di Balik Keindahan Batik Madura, Ada Pria Gagah Tampil Menawan Pakai Batik hingga Jadi Buah Bibir Warga
- Kisah Batik Betawi yang Sarat Nilai Sejarah dan Estetika, Bentuk Perlawanan terhadap Dominasi Batik Jawa
- Fakta Menarik Museum Batik Pekalongan, Dulu Bekas Gedung Wali Kota dan Mendapat Penghargaan UNESCO
- Melihat Beragam Motif Batik di Museum Batik Yogyakarta, Ada Motif Batik Khusus Orang yang Sedang Jatuh Cinta
Di tahun 1952, bangunan dibeli oleh Departemen Sosial dan kemudian diserahkan kepada Pemerintah Daerah DKI Jakarta pada 25 Oktober 1975. Selang setahun, pada 28 Juni 1976, Ibu Tien Soeharto meresmikan bangunan tersebut sebagai Museum Tekstil.
Punya Koleksi hingga 1914 Kain
Mengutip Instagram Parekraf Jakbar, sampai dengan 2023 kemarin, Museum Tekstil memiliki koleksi hingga 1914 kain tradisional.
Kain-kain tersebut terdiri dari berbagai jenis dan bahan seperti tenun, batik, kontemporer dan campuran dari berbagai daerah.
Namun dari ribuan koleksi itu hanya 120 lembar kain yang bisa dipamerkan dan disaksikan keindahannya oleh par penikmat sejarah kain.
Pengunjung Bisa Membatik Langsung
Keunikan lainnya dari Museum Tekstil adalah pengunjung bisa menyaksikan atau ikut terlibat secara langsung dalam pembuatan kain batik.
Di sana sudah disediakan alat berupa pemanas lilin, lilin cair, kain polos dan canting untuk melukis pola.
Tak perlu khawatir bagi yang berminat, karena pengelola sudah menyiapkan mentor yang akan medampingi pengunjung untuk membuat motif dan melukis kain batik di sana. Pembuatannya juga terdapat pola celup dan tulis.
Tiket Masuk dan Jam Operasional
Untuk tiket masuknya pengunjung akan dikenakan biaya sebesar Rp5 ribu per orang, sehingga bisa menambah khazanah seputar kain tradisional tersebut.
Jam operasional dari Museum Tekstil adalah Selasa sampai Minggu mulai pukul 07:00 WIB pagi sampai pukul 16:00 WIB.