Gaet Pemuka Agama, Begini Cara Garut Cegah Radikalisme
Upaya tersebut dilakukan dengan cara mengajak sekitar 150 Penyuluh Agama Honorer (PAH) di wilayah Kabupaten Garut melalui pemberian materi wawasan kebangsaan dan sikap anti radikalisme atas nama agama, penting bagi penyuluh agama untuk memberikan informasi sekaligus pembinaan tentang radikalisme dan moderasi agama.
Radikalisme dan kekerasan antar umat belakangan menjadi fenomena yang kembali mencuat. Sebagai bentuk perlawanan atas tindakan perpecahan antar sesama tersebut, Kementerian Agama (Kemenag), bersama Badan Amil Zakat Nasional serta Pemerintah Daerah Garut pun melakukan sejumlah antisipasi.
Upaya tersebut dilakukan dengan cara mengajak sekitar 150 Penyuluh Agama Honorer (PAH) di wilayah Kabupaten Garut untuk meningkatkan semangat persatuan umat agar terhindar dari berbagai macam bentuk perpecahan.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
Bupati Garut, Rudy Gunawan menekankan di tengah kembali maraknya aksi kekerasan serta radikalisme, nilai Pancasila serta Bhineka Tunggal Ika menjadi unsur penengah yang baik.
“Sedangkan habluminallah itu tidak ada yang lain-lain, hanya Allah dan sunah-sunah Rasulullah serta ijtima-ijtima ulama juga,” ujar dia menyampaikan pada Rabu (07/04) seperti dilansir Merdeka dari Liputan6.
Memberikan Pembekalan Anti Radikalisme
©2021 Liputan6/Merdeka.com
Salah satu upaya menghentikan aksi radikalisme dan kekerasan tersebut dengan memberikan pembekalan kepada ratusan penyuluh agama tersebut.
Rudy mengungkapkan, penyampaian informasi tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kedaulatan bangsa dan menghindari sikap radikalisme yang berpotensi memecah belah umat.
Sehingga menurutnya dirasa penting untuk para penyuluh agama untuk menyampaikan pesan persatuan kepada umat, sekaligus melakukan pembinaan terkait radikalisme yang menyangkut moderasi keagamaan.
“Sampaikan informasi tersebut sebagai suatu pembinaan yaitu tentang radikalisme,” ujar Rudy.
Mencegah Penyampaian Pesan Radikalisme
Terkait pembekalan materi antiradikalisme tersebut, Kepala Kemenag Kabupaten Garut, Cece Hidayat mengharapkan agar para penyuluh agama menjadi medium penyampai pesan keagamaan yang mempersatukan masyarakat.
Dia juga menerangkan bahwasanya, materi wawasan kebangsaan yang disampaikan begitu penting untuk menghindari sikap radikalisme atas nama agama dan intoleransi antar agama.
“Penyuluh agama punya kewajiban untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat, bukan justru menjadi biang keladi radikalisme dan intoleransi,” terang Cece.
Cece menambahkan, radikalisme yang berlawanan dengan Pancasila, Undang-Undang 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan (Negara) Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bisa berdampak buruk akan nutrisi kebangsaan.
“Nutrisi kebangsaan kita akan hilang karena kita punya pemahaman yang radikal, yang menjelek-jelekkan kelompok yang lain, mengkafir-kafirkan kelompok yang lain,” ujarnya.
Pemberian Materi Tentang Zakat untuk Kesejahteraan Umat
Adapun, dalam kesempatan itu tak hanya menyampaikan pesan soal wawasan kebangsaan, namun juga menekankan tentang pentingnya memahami peran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) di lingkungan penyuluh agama honorer.
”Sehubungan memasuki bulan suci ramadan, BAZNAS melakukan roadshow tentang pemberian zakat,” ujar Ketua Baznas Garut Aas Kosasih.
Diketahui, jika bulan ini, Baznaz Kabupaten Garut akan mendapatkan zakat profesi sebsar Rp2,2 Miliar.
Suntikan tersebut diperoleh dari kalangan guru di bawah komando Disdik Garut, terutama sertifikasi guru.
“Mudah-mudahan tanggal 10, 11, 12 akan masuk ke kita 2,2 miliar, juga dinas kesehatan ada tambahan signifikan, kemudian kementerian agama,” ujarnya