Guru di Pelosok Lebak Ini 30 Tahun Jalan Kaki untuk Mengajar, Pernah Jatuh ke Jurang hingga Diadang Hewan Liar
Tantangan yang dihadapinya bukan hanya soal jalanan yang rusak, tetapi juga hewan-hewan liar di sepanjang perjalanan.
Tantangan yang dihadapinya bukan hanya soal jalanan yang rusak, tetapi juga hewan-hewan liar di sepanjang perjalanan.
Guru di Pelosok Lebak Ini 30 Tahun Jalan Kaki untuk Mengajar, Pernah Jatuh ke Jurang hingga Diadang Hewan Liar
Semangat mengajar seorang guru asal Kabupaten Lebak bernama Jubaedah ini patut diteladani. Dia rela selama 30 tahun berjalan kaki menembus jalanan rusak hingga kawasan hutan untuk mengajar anak didiknya.
-
Siapa yang menjadi guru di Lembata? Jerome Polin terjun langsung ke Lembata untuk mengajar anak-anak SD.
-
Siapa sosok guru yang menginspirasi dengan dedikasi mengajar selama 31 tahun di Sumatera Utara? Natalia Bangun adalah seorang anggota polisi yang sudah mengabdi selama 31 tahun. Selama berkarier, Natalia pernah menjadi tenaga pendidik di SPN Polda Sumut Hinai, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.
-
Apa perbuatan bejat yang dilakukan guru tersebut? Perbuatan pelecehan itu dilakukan pelaku pada saat jam pelajaran di lingkungan sekolah. Dia mengimingi-imingi korban dengan uang"Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang," jelasnya.
-
Kapan guru tersebut melakukan perbuatan bejatnya? Perbuatan pelecehan itu dilakukan pelaku pada saat jam pelajaran di lingkungan sekolah.
-
Di mana guru tersebut melakukan perbuatan bejatnya? Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas.
-
Kapan seorang guru dianggap berhasil? "Orang hebat bisa melahirkan beberapa karya bermutu, tetapi guru yang bermutu dapat melahirkan ribuan orang-orang hebat."
Baginya, ilmu menjadi hal yang penting disampaikan demi cita-cita para siswa. Berbagai tantangan pernah dihadapi Jubaedah. Bahkan dia pernah diadang hewan liar hingga terjatuh ke dalam jurang, saat hendak mengajar di SDN 3 Margajaya. Jubaedah mengaku senang menjadi guru di sana walau jalur yang harus dilalui tidaklah mudah. Baru-baru ini, dia menceritakan pengalamannya menjadi guru selama puluhan tahun diiringi tangis haru. Berikut kisah inspiratifnya.
Lewati jalanan terjal
Seperti disampaikan Jubaedah, medan yang dilaluinya selama 30 tahun mengajar tidaklah mudah. Dia melalui jalanan yang terjal dan rusak hingga melintasi kawasan hutan sejauh 2 kilometer. Dia pun begitu akrab dengan lumpur, kubangan air, termasuk jembatan dari bambu yang sudah lapuk dimakan usia. Walau demikian, Jubaedah selalu berusaha menerima kondisi demikian. “Kalau musim hujan ini kan licin, ya. Saya juga sampai jatuh,” kata dia, mengutip kanal YouTube SCTV Banten, Senin (31/7).
Dihadang hewan liar
Jubaedah mengatakan, tantangan yang dihadapi bukan hanya soal jalanan yang rusak, tetapi juga hewan-hewan liar di sepanjang perjalanan. Pernah suatu ketika saat pulang mengajar, Jubaedah dihadang oleh babi hutan di kawasan hutan sawit sehingga harus menghindar. Selain itu, dia juga pernah mendapati ular di jalan. Walau demikian, dia tak gentar. “Pernah waktu pulang di sawit-sawit itu kan ada babi hutan,” katanya
Pernah terjatuh ke jurang sedalam 30 meter
Yang paling Jubaedah ingat adalah momen saat dirinya terpeleset setelah hujan, hingga jatuh ke dalam jurang sedalam 30 meter.
Kondisi jalanan yang tak mendukung membuatnya terjatuh ke dalam jurang tersebut. “Jadi pas musim hujan itu dilewatinnya kan sering jatuh gitu kan, dari atas itu kan sampai masuk ke jurang sedalam 30 meter itu, ya,” katanya lagi.
Berharap jalan menuju sekolah dibangun
Dia mengatakan bahwa terdapat banyak perjuangan untuk menjalani kehidupan, termasuk mengajar para muridnya.
“Itu perjuangannya sebagai guru,” terang Jubaedah. Jubaedah berharap agar jalan menuju sekolahnya mengajar di SDN 3 Margajaya bisa segera dibangun sehingga aksesnya mudah dilalui masyarakat.